Daniel tak ada niat untuk membunuh seseorang. Apalagi, Sekki belum memberinya kontrak yang diinginkan istrinya. Dia turun dari mobil dan berjalan menuju Ferrari yang tergantung di tebing. Sekki perlahan mendapatkan kembali kewarasannya. Namun, pemandangan laut di bawahnya dan ombaknya yang menderu membuatnya takut. Saat Sekki berpikir untuk meminta bantuan, dia mendengar suara dingin Daniel."Apakah kau sudah putus asa untuk membunuhku?""Arga?" Sekki sangat senang melihat akan ada orang yang penyelamatnya. Dia akan melakukan apa saja untuk keluar dari tempat ini hidup-hidup. Mobil itu tetap kokoh berpijak pada pagar pelindung. Meski dua pertiga bagian mobil itu mencuat—hanya roda belakang yang menjadi menopang. Pergerakan Sekki yang tiba-tiba menyebabkan mobilnya bergelantungan tak menentu."Arga, bantu aku...""Kenapa? Kenapa aku harus membantumu?" Daniel tersenyum acuh tak acuh."Karena aku memiliki apa yang kau inginkan. Aku berjanji untuk memberikan kontrak proyek kepada istrimu
Di kantor polisi.Daniel bersandar pada kursi di ruang interogasi. Dia menyipitkan matanya saat cahaya lampu menyilaukan penglihatannya. Dia mengintip ke seberang ruangan sempit itu. Dinding yang dingin dan keheningan yang mematikan menciptakan suasana yang menyedihkan. Orang normal mungkin akan takut jika tinggal di tempat yang seperti ini. Pada saat itu, pintu tiba-tiba berderit dan terbuka, suara langkah kaki yang mantap bergema di seluruh ruangan yang sunyi. Daniel menoleh dan melihat sepasang kaki ramping di depannya. Dia mengarahkan pandangannya ke atas dan melihat sesosok tubuh yang tegap berdiri di depan matanya, pandangannya tertuju pada wajahnya yang cantik.Daniel tidak terlalu memperhatikan wajah wanita itu saat dia berada di Zebra cross tadi. Tapi sekarang dia baru sadar bahwa wanita itu tidak hanya cantik akan tetapi dia juga memancarkan aura agung. Dengan satu pandangan, Daniel bisa tahu bahwa Leni terlatih dalam seni bela diri. Kepalan di jari-jarinya menunjukkan bahw
"Apa yang kau lakukan, Leni? Lepaskan dia sekarang!"Aria, direktur polisi, menegurnya. Wajahnya terlihat tegang karena marah, rasa takut menguasai dirinya. Dia senang bahwa Leni hanya menginterogasi Daniel tanpa mengambil tindakan apa pun. Dia menerima telepon dari atasannya beberapa menit yang lalu, atasannya bilang, dia harus pensiun pulang dan pensiun dini jika mereka menyinggung pria itu dengan cara apa pun. Kerutan di dahi Leni terlihat. Dia melirik Aria sebelum berbalik untuk melihat Daniel lagi. "Ketua, dia adalah salah satu pelaku balapan ilegal di Zebra Cross. Kita harus segera menghentikan ini. Jika tidak, kedepannya mereka mungkin akan terlibat dalam kegiatan berbahaya lainnya," jawab Leni bersungguh-sungguh. Dia baru saja beberapa hari pindah ke kota A, tapi dia sudah melihat dua kecelakaan dan keduanya mengancam jiwa seseorang. "Tidak, itu dulu. Tidak ada balapan ilegal hari ini. Itu hanya pertemuan para pemuda kaya yang bersenang-senang. Lepaskan dia sekarang. Menun
Di kantor polisi. Leni duduk di ruangannya, peristiwa tadi sangat membuatnya kesal. Saat pikirannya tengah kacau oleh berbagai asumsi tiba-tiba teleponnya berdering, dia menerima panggilan dari kantor pusat. Setelah panggilan itu berakhir Leni segera berdiri dan berjalan ke ruang interogasi, wajahnya yang tenang terdistorsi oleh kemarahan. Dia secara spontan menendang pintu hingga terbuka dan menemukan bahwa ruangan itu kosong. Leni semakin marah. Tidak ada yang mau mendengarkannya. Mereka semua menolak untuk mematuhi perintahnya. "Kemana dia? Bukankah sudah ku bilang bahwa dia harus menghabiskan malamnya di penjara?" Leni berteriak."Mrs. Leni." Seorang polisi muda yang mengikutinya menjawab dengan suara gemetar."Dia tidak kemana-mana. Direktur memintanya untuk datang ke ruangannya."Polisi muda itu memilih untuk tidak mengatakan yang sebenarnya bahwa Daniel sedang minum teh dan makan bersama Direktur mereka. Dia mengambil napas dalam-dalam sambil menunjuk ke ruangan di sebelah ka
Agnes berteriak pada Daniel dan pergi ke kamarnya di lantai atas, dengan perasaan kecewa. Daniel merosot di sofa dan mendesah lelah. Dia frustrasi. Bawahannya di Naga Api dan tokoh-tokoh kuat di dunia pasti akan terkejut jika mereka mengetahui apa yang dia pikirkan saat ini. Bagaimana bisa pria yang mereka anggap sebagai Raja Naga, Dewa Malam Kegelapan di dunia bawah, dan pemandu bagi para tokoh top di dunia, bisa frustrasi karena seorang wanita? Daniel bingung menghadapi situasi saat ini. Setiap wanita yang dia temui selalu melemparkan diri padanya. Mereka akan melakukan apa saja untuk mendapatkan perhatiannya, dan tidak ada wanita yang pernah marah padanya sebelumnya. Namun, Agnes berbeda. Dia sangat membencinya. Kini Daniel secara mengejutkan tertarik padanya. Dia terobsesi oleh Agnes dan ingin melindunginya. Dia tidak mengerti mengapa dia tidak bisa menjauh darinya. 'Ternyata cinta itu menyakitkan,' pikir Daniel, mengasihani dirinya sendiri. Setelah merenungkan masalahnya, dia
Keesokan harinya, Daniel bangun seperti biasanya dan menyiapkan sarapan. Meskipun dia membenci bagaimana Agnes memperlakukannya, tapi dia belum bisa pergi sekarang. Selain itu, dia juga sangat percaya diri pada dirinya sendiri. Daniel yakin bahwa Agnes akan menerimanya cepat atau lambat. Setelah sarapan siap, Daniel tak sabar ingin segera naik ke atas dan memanggil Agnes untuk sarapan. Tapi sebelum dia sampai kesana, dia melihat Agnes sudah berjalan melewatinya. "Sayang, kau tidak mau sarapan?" Daniel mengejar Agnes dengan bingung karena dia tidak mengedipkan pandangannya sama sekali. "Tidak bisakah kau bertingkah seperti laki-laki, Arga?" Agnes sangat marah.Rapat umum pemegang saham akan segera dimulai. Tetapi menilai situasinya saat ini, dia sudah kehilangan semua peluangnya untuk bersaing dalam memperebutkan posisi penerus Aditama. Agnes mengatur janji dengan perusahaan Wardoyo hari ini, membujuk mereka agar mau bekerja sama dengannya. Akan tetapi seperti tak ada jalan, setela
Sekki berdiri di dekat pintu gerbang perusahaan berlian merah, dia mengenakan setelan formal dan membawa sebuah file di tangannya. Cia segera menelepon Agnes begitu dia melihatnya ada di perusahaan. "Tuan Wardoyo, Nona Aditama bilang bahwa dia sedang dalam perjalanan dan akan segera tiba. Dia memintammu untuk menunggu di ruangannya." Cia membujuk Sekki agar masuk dan tidak berdiri di gerbang. Lagipula, tidak pantas bagi seorang besar seperti dia berdiri di luar selama jam kerja. Melihatnya bertingkah aneh membuat Cia bingung. Kemarin setiap kali mereka mengundangnya untuk berkolaborasi, dia selalu memberikan respons yang arogan. Tapi sekarang dia seperti tikus yang jatuh ke dalam beras. Bahkan Sekki bersikap sopan padanya—padahal dia hanya seorang asisten. "Tidak apa. Aku akan menunggu di sini." Dia melambaikan tangannya. "Lanjutkan pekerjaanmu. Kau tidak perlu mengkhawatirkanku."Sekki menghabiskan sepanjang malamnya untuk memikirkan apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Karen
Setelah Sekki pergi, Agnes langsung masuk kedalam kantornya dan duduk sebentar. Dia masih dalam keadaan yang bingung serta penuh tanda tanya. Pertemuannya dengan Sekki seolah seperti mimpi. Masalah yang kini telah membebaninya selama sebulan akhirnya meninggalkan pundaknya. Dia mengambil napas dalam-dalam lalu melihat ke luar jendela, di sana ada pemandangan indah. Area bisnis yang dulunya terlihat menyedihkan dan menegangkan sekarang perlahan mengejutkannya. Agnes mengeluarkan ponselnya untuk mengirim pesan, dia merasa lebih bahagia dari sebelumnya. Di hutan terpencil di belakang taman perumahan Permata Elit, Daniel melihat teleponnya. Dia adalah satu-satunya orang yang ada di sini. Senyum bahagia tersungging di bibirnya saat membaca pesan itu.Wajahnya masih pucat, bajunya basah oleh keringat. Daniel tampak acak-acakan dan lemah, tetapi kegembiraan tetap terlihat jelas di wajahnya yang lelah. Racun di tubuhnya mulai beraksi setelah dia menunjukkan niat membunuhnya terhadap Kalajeng