Share

Bab 111

Penulis: Hana Pangestu
Nikki menanggapi Bulan dengan nada kesal, "Dia itu bukan anak umur tiga tahun, masa nggak bisa oles obat sendiri?"

Telepon dengan Yuni belum ditutup, sehingga sahabatnya langsung bertanya penasaran, "Lho, kenapa mata Pak Ralph?"

"Eh ... nggak apa-apa, cuma sedikit kecelakaan. Yuni, maaf ya, aku tutup dulu, nanti kita lanjut ngobrol lagi."

Tidak ingin terlalu lama mendengar nasihat sahabatnya, dia pun memanfaatkan kesempatan untuk mengakhiri panggilan, lalu menarik napas panjang.

Bulan masih berdiri di dekatnya dan mengamati sejenak, lalu berkata dengan lembut, "Tuan Ralph dari tadi mengeluh sakit. Lebih baik Nyonya lihat sebentar. Bagaimanapun juga, luka di mata itu nggak bisa disepelekan."

Awalnya Nikki tidak ingin menanggapi, tapi kata-kata Yuni tadi masih terngiang. Jovan sedang dalam posisi sulit dan kalau Ralph mau sedikit saja membantu .... Demi sahabatnya, dia harus kembali merendahkan hati dan meminta tolong.

"Baiklah, aku lihat sebentar."

Di kamar utama, dia menemukan Ralph te
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan   Bab 130

    Nikki melihat Ralph akhirnya mau berkompromi. Sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman, lalu dia berkata dengan nada tulus, "Terima kasih. Semoga kamu mau menghargai pekerjaanku yang sepele ini dan untuk sementara menyembunyikan hubungan kita."Ralph tidak berkata apa-apa, kemungkinan besar itu juga berarti dia setuju.Malamnya, Ralph awalnya sudah tidur lebih dulu. Setelah mengurus kedua anak, Nikki kembali ke kamar utama dan ruangan sudah sunyi.Dia naik ke tempat tidur dengan ringan, bergerak hati-hati agar tidak membangunkan Ralph. Siapa sangka, baru saja dia berbaring, pria itu sontak berbalik dan menariknya masuk ke pelukan.Nikki terkejut. Seruannya yang tertahan segera dibungkam oleh bibir pria itu, lalu pakaiannya pun satu per satu terlepas. Apa yang Ralph ingin lakukan sudah jelas.Biasanya, Nikki masih akan malu-malu dan berusaha menolak sedikit. Namun, mungkin karena berterima kasih pada Ralph yang bersedia makan bersama sahabatnya atau karena Ralph mengizinkannya keluar

  • Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan   Bab 129

    Makan malam itu berakhir dalam suasana yang aneh. Saat hendak pulang, Yuni masih terus-menerus meminta maaf. Nikki menenangkannya agar tak usah khawatir. Setelah cukup lama, Yuni baru merasa lega.Menatap mobil Bentley mewah itu yang perlahan melaju menjauh, Jovan menoleh pada istri dan anaknya. Senyumannya langsung hilang, "Lihat tuh, biasanya kamu ngomong sembarangan di depan anak, sekarang semua diikuti sama dia!""Padahal tadi aku ngobrol sama Pak Ralph cukup lancar, bahkan dia sudah setuju supaya salah satu anak perusahaan di bawahnya kerja sama dengan firma hukum kita. Sekarang gara-gara kalian, semuanya kacau ...."Yuni sadar dirinya salah, tak berani membantah. Dia hanya berkata dengan ragu, "Seharusnya nggak sampai separah itu, 'kan? Orang sehebat itu nggak mungkin sepicik itu.""Hmph! Justru orang seperti itu paling nggak mau dengar satu kata pun yang jelek tentang dirinya. Coba pikir, dalam hidup mereka, siapa sih yang nggak menyambut mereka dengan senyuman manis dan penuh p

  • Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan   Bab 128

    Tak ada yang menganggap Nikki rewel, mengatai dia sudah menjadi ibu tetapi masih malu-malu menutupi diri. Juga tidak ada yang bilang ASI-nya kurang, lalu langsung memeriksa dadanya.Sekarang dipikir-pikir, kekayaan dan kekuasaan Ralph secara tak langsung memberinya perlindungan. Kalau harus memilih momen paling kehilangan harga diri, mungkin waktu dia mengalami mastitis dan dipijat oleh bidan, juga dibantu oleh RalphSekarang juga sama. Dia menyusui dua anak sekaligus, sementara seseorang dengan terang-terangan mengawasi dari samping.Demi menghilangkan rasa canggung, Nikki mengerahkan segala cara mengalihkan pembicaraan. "Omong-omong, ada yang harus aku bilang. Aku dapat kerja, minggu depan mulai masuk."Nikki tiba-tiba teringat dan merasa memang harus melapor.Ralph menoleh, wajahnya terkejut. "Itu perusahaan properti yang kamu wawancara beberapa hari lalu?""Ya."Pria itu spontan berkata, "Sepertinya manajemen mereka nggak benar."Nikki paham maksudnya, jadi merasa kesal. "Aku sebur

  • Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan   Bab 127

    Melihat dia belum selesai berbicara, tetapi maksudnya sudah jelas, Ralph sedikit mengernyit. "Aku kenapa? Aku lihat istri sendiri, dia lihat istri orang, apa sama?"Nikki malas menanggapi.Ralph kurang berpengalaman dalam membujuk bayi, apalagi si kecil di pelukannya memang lapar. Si kecil semakin tidak puas dengan hanya digoyang-goyang oleh ayahnya. Tubuh kecilnya mulai menolak dan tangisannya juga mulai menunjukkan amarah."Cepat sedikit dong, dia nggak bisa ditenangin lagi." Ralph mendesak.Nikki melirik. "Kamu kira ini urusan aku cepat atau nggak? Anak perempuanmu kalau belum kenyang nggak akan berhenti." Kalau ditarik secara paksa, dirinya yang akan cedera."Terus, gimana dong?""Kamu cari Bi Bulan saja. Sudah kubilang kamu nggak bisa urus, kok malah maksa?"Ralph tetap keras kepala tak mau meminta bantuan. Dia memperhatikan cara Nikki menyusui, ragu sejenak, lalu tiba-tiba mendapat ide. "Gimana kalau mereka berdua menyusui sekaligus?""Apa?" tanya Nikki dengan tak berdaya.Ralph

  • Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan   Bab 126

    Ponsel Ralph berbunyi. Dia berdiri dan keluar untuk menjawab telepon.Begitu pintu tertutup, Yuni langsung menghela napas lega dan terkagum-kagum pada sahabatnya. "Nikki! Kamu benar-benar beruntung! Dia jauh lebih tampan dan karismatik daripada di TV atau majalah. Dingin tapi punya pesona kuat, bahkan kaya raya. Masa kamu rela bercerai darinya?"Jovan yang mendengar istrinya memuji pria lain pun cemburu. "Yuni, jangan begitu! Itu suami sahabatmu!""Duh, aku cuma lihat pria tampan, nggak boleh? Kamu sendiri kalau lihat wanita cantik juga nggak bisa berhenti melirik?""Mana ada!"Pasangan itu hampir bertengkar. Nikki buru-buru menengahi. "Sudahlah, sudahlah, pesan makan dulu."Pintu ruangan terbuka. Ralph kembali masuk, memandang Nikki. "Bi Bulan sudah datang, kamu ke ruang ibu dan bayi saja.""Oh, oke." Nikki mendekat ke telinga sahabatnya untuk berbisik, "Aku harus itu .... Kamu tahu lah, menyusui."Yuni terkejut. "Si kembar juga dibawa?""Ya, baru saja sampai."Ralph masih menunggu di

  • Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan   Bab 125

    Dia masih dalam masa menyusui. Kalaupun sesekali memakai gaun, biasanya yang bagian dadanya ada ritsleting khusus untuk menyusui. Gaun malam yang mahal dan mewah seperti ini hanya akan tergeletak di lemari pakaian sebagai pajangan.Ralph berkata, "Mana mungkin nggak terpakai? Masa kamu ikut aku ke pesta cuma pakai gaun ini terus? Orang-orang bakal kira aku bangkrut, sampai nggak sanggup beliin baju untuk istriku."Harus tahu, bagi orang yang benar-benar kaya, barang mewah itu hanya barang sekali pakai.Nikki tidak bisa berkata-kata.Wenny tersenyum manis. Sambil menghitung tagihan, dia menenangkan Nikki, "Kak Nikki, uang suami itu dipakai saja, jangan terlalu hemat. Kalau sudah dipakai, baru jadi milikmu. Kalau nggak dipakai ... siapa tahu nanti malah dipakai untuk orang lain?"Ucapannya jelas punya makna tersembunyi dan Nikki tentu mengerti.Ralph mendengarnya, lalu memberi tatapan peringatan pada sepupunya itu. Wenny buru-buru tersenyum meminta maaf. "Kak Ralph, jangan bilang aku pel

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status