Share

Bab 137

Author: Hana Pangestu
Nikki menatap Lena, lalu teringat saat sehari sebelumnya seusai rapat, Lena juga sempat mendekatinya untuk berbicara. Meski sikapnya tidak terlalu ramah, Nikki merasa itu memang wataknya.

Dengan merasa berterima kasih, Nikki pun menghampirinya dan tersenyum, "Terima kasih, Kak Lena."

Lena menyibakkan rambut pendek yang tergerai di pelipis, lalu menyelipkannya ke telinga. Dia tersenyum sekilas saat berkata, "Terima kasih apa? Aku bukan membantumu. Aku cuma melawan ketidakadilan dunia ini."

Kedudukan wanita di masyarakat sudah cukup sulit, apalagi yang sudah berumah tangga dan jadi ibu, tentunya akan lebih berat lagi. Namun, yang membuatnya geram adalah banyak sesama wanita yang berpikiran sempit, malah ikut-ikutan menekan kaumnya sendiri demi menyenangkan kaum lelaki. Itu yang paling tidak bisa dia terima!

Mendengar jawaban lugas itu, Nikki tersenyum maklum. "Tetap saja, aku berterima kasih. Lain kali aku traktir makan, ya."

"Makan? Apa kamu punya waktu? Anakmu masih butuh disusui, buka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan   Bab 138

    Nikki belum sempat bereaksi ketika penata gaya sudah menariknya duduk. Kotak rias yang besar itu dibuka dan sebaris lampu rias menyala terang di hadapannya.Setelah itu, dia benar-benar seperti boneka, hanya bisa pasrah dibolak-balik dan dirias.Di tengah-tengah proses itu, kedua buah hatinya terbangun dan menangis. Bulan pun menggendong si kembar untuk berdiri di sisi, membiarkan mereka melihat ibunya yang sedang dirias. Dua pasang mata yang jernih itu menatap lekat-lekat wajah sang ibu yang perlahan berubah semakin cantik, sampai-sampai tangisan mereka pun berhenti.Seorang penata gaya melirik bayi kembar itu, tak kuasa berdecak kagum. "Kedua anak ini benar-benar mewarisi gen unggul Anda dan Pak Ralph. Cantik sekali!"Nikki tentu tahu betapa menggemaskannya kedua buah hatinya.Setiap kali hatinya tertekan, cukup melihat mata bulat mereka yang jernih dan wajah mungil yang lembut, semua kesedihan di hatinya seketika sirna.Andai saja bukan karena hatinya begitu terikat dengan kedua ana

  • Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan   Bab 137

    Nikki menatap Lena, lalu teringat saat sehari sebelumnya seusai rapat, Lena juga sempat mendekatinya untuk berbicara. Meski sikapnya tidak terlalu ramah, Nikki merasa itu memang wataknya.Dengan merasa berterima kasih, Nikki pun menghampirinya dan tersenyum, "Terima kasih, Kak Lena."Lena menyibakkan rambut pendek yang tergerai di pelipis, lalu menyelipkannya ke telinga. Dia tersenyum sekilas saat berkata, "Terima kasih apa? Aku bukan membantumu. Aku cuma melawan ketidakadilan dunia ini."Kedudukan wanita di masyarakat sudah cukup sulit, apalagi yang sudah berumah tangga dan jadi ibu, tentunya akan lebih berat lagi. Namun, yang membuatnya geram adalah banyak sesama wanita yang berpikiran sempit, malah ikut-ikutan menekan kaumnya sendiri demi menyenangkan kaum lelaki. Itu yang paling tidak bisa dia terima!Mendengar jawaban lugas itu, Nikki tersenyum maklum. "Tetap saja, aku berterima kasih. Lain kali aku traktir makan, ya.""Makan? Apa kamu punya waktu? Anakmu masih butuh disusui, buka

  • Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan   Bab 136

    Tak disangka ketika dibuka, di kemasan kecil itu tercetak jelas tulisan "Kantong Penyimpan ASI". Seketika suasana jadi ramai. Seorang rekan lain mendekat, "Ini ... pasti milik ibu yang sedang menyusui, ya?""Di divisi kita siapa yang lagi masa menyusui?""Entahlah ... setahuku nggak ada yang baru melahirkan."Mendengar keributan itu, Nikki segera datang dan buru-buru mengambil kantong dari tangan rekan kerjanya. "Itu punyaku."Beberapa orang langsung terkejut dan menatapnya dengan ekspresi penasaran. "Kamu ... sudah punya anak?""Kamu masih masa menyusui ya? Pantas saja, bagian dadamu ...." Sebelum kata-kata itu selesai diucapkan, rekan itu langsung menelan kembali ucapannya karena masih ada rekan pria yang berdiri di sana.Meski kalimatnya tak diselesaikan, tatapan semua orang tetap refleks tertuju ke dadanya. Nikki merasa sangat canggung. Dia segera berbalik untuk menaruh kembali ASI itu ke dalam kulkas.Tak disangka, rekan wanita yang tadi ribut langsung protes, "Hei, kulkas ini isi

  • Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan   Bab 135

    "Terserah apa pun yang kamu pikirkan. Asal kamu kembali ke rumah, jalankan kewajibanmu sebagai seorang ibu.""Ya, aku memang seorang ibu. Tapi aku juga diriku sendiri. Aku sudah pernah bilang padamu, meski nilainya kecil, aku tetap ingin punya hidupku sendiri, bukan sekadar menjadi ibu dari anak-anak.""Seorang ibu yang kehilangan jati dirinya, juga nggak mungkin bisa mendidik anak dengan benar dan penuh semangat. Semua yang kulakukan ini, justru demi aku dan anak-anak agar lebih baik."Ralph malah tertawa sampai memalingkan wajah, jelas-jelas merasa keras kepalanya itu sangat lucu, bahkan menyedihkan.Melihat sikap merendahkan itu, hati Nikki seketika terbakar amarah. "Ralph, aku tahu kamu hebat, kamu luar biasa. Kekayaan, kekuasaan, status ... semua itu mudah saja kamu dapatkan.""Tapi itu bukan alasan bagimu untuk merendahkanku. Kita ini setara, meski gaji bulananku nggak sebanding dengan uang makan siangmu, aku tetap setara denganmu, nggak lebih rendah sedikit pun!"Setelah berkata

  • Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan   Bab 134

    "Lalu kenapa mereka menangis terus-terusan?"Bulan menjelaskan, "Anak-anak sekarang makin besar, sudah mulai mengenali orang. Begitu malam tiba, mereka cuma ingin bersama ibunya. Kalau nggak ketemu, ya pasti menangis. Itu wajar."Nikki pernah ikut kelas ibu hamil. Dia memahami kebutuhan fisik dan reaksi bayi pada tiap tahap tumbuh kembang. Namun ketika benar-benar menghadapinya, dia tetap merasa hal ini melampaui bayangannya.Melihatnya diam, tatapan Bulan jadi penuh iba dan rasa bersalah. Dia menghela napas, lalu menasihati dengan lembut, "Nyonya ... bagaimana kalau tunggu anak-anak sedikit lebih dewasa, setelah disapih, baru Anda kembali bekerja?"Nikki menunduk dan menatap si kakak yang ada dalam pelukannya sambil tetap terdiam. Dia tidak tahu apakah ini hanya pendapat Bulan atau sebenarnya pesan yang disampaikan Ralph lewat mulutnya.Namun, langkah ini sudah dia perjuangkan dengan susah payah. Kalau baru mulai saja sudah menyerah, dia bisa membayangkan Ralph akan semakin mengejek d

  • Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan   Bab 133

    Di seberang sana, Ralph menutup telepon dengan kesal. Nikki juga hanya bisa meletakkan ponsel dengan perasaan suntuk.Setelah kembali ke meja kerjanya dan menatap draf proposal yang baru saja mulai menemukan arah, dia hanya bisa menyimpannya lalu mengirim ke e-mail, berniat melanjutkannya nanti malam di rumah.Dalam perjalanan pulang naik kereta bawah tanah, Nikki bersandar lelah di kursi. Sambil memandang lautan orang di dalam gerbong, pikirannya seketika melayang jauh. Baru satu hari bekerja, dia sudah merasakan betapa sulitnya hidup.Orang bilang, dari sederhana ke mewah itu mudah, tapi dari mewah kembali sederhana sangatlah sulit.Beberapa tahun terakhir bersama Ralph, meski dia berusaha menjaga jarak dan tidak terlalu larut, tetap saja tidak bisa menghindar dari segala kemewahan kalangan atas. Tanpa sadar, dirinya juga terbiasa dengan kenyamanan itu dan jadi agak manja.Hari ini dia harus membaca ekspresi orang, ikut tertawa dan berbasa-basi, bahkan kadang berpura-pura tuli dan bu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status