Share

Kembar Dua: Daddy, Berhenti Mengganggu Mommy!
Kembar Dua: Daddy, Berhenti Mengganggu Mommy!
Author: Little Forest

BAB 1

Author: Little Forest
last update Last Updated: 2025-10-02 07:30:10

"Jangan lupa meminum pilnya!" Ucapan penuh peringatan itu ditunjukan pada seorang gadis yang setengah duduk menyender di kepala ranjang. Ucapan pria itu menarik fokus sang gadis dari ponselnya.

Menengadah kepala, mengangguk. Lalu menjawab, "Aku tak pernah lupa," katanya kemudian sembari membenarkan selimut yang merosot dalam melindungi tubuh polosnya. Kemudian, ia bertanya, “Tapi kalau aku lupa, bagaimana?"

Gerakan menarik risleting itu terhenti. Matthew, nama pria itu, berbalik dan menatapnya dengan tajam. “Kau melupakannya?” 

Kate adalah nama sosok perempuan itu. Dia berparas jelita dengan wajah polos dan rambut agak berantakan. Dia kemudian menggeleng. “Tidak, tentu saja. Hanya saja…. Kita sering melakukannya. Dan kau tak pernah memakai pengaman.”

"Itulah kusuruh kau agar tak telat meminumnya."

“Kau tahu, bahwa pil saja tak menjamin 100%.”

Sang pria memutari ranjang, dengan langkah tegas menghampiri wanita itu. Berdiri tegap, bersedekap dada, menatap Kate dengan tatapan mengintimidasi. "Dan kau tahu aku tak menyukai plastik sialan itu.”

"Kau menyukai seks, tapi tak menyukai pengaman. Aneh.” Dengus Kate.

Tak aneh sebetulnya, karena tentu saja Matt tak suka menikmatakannya terhalang benda. Dan dua tahun lamanya Kate baru menyadari hal itu.

Matt duduk di pinggir ranjang, mengambil ponselnya sendiri dan mengecek pesan. "Akan lebih nikmat tanpa penghalang sialan itu. Bukankah kau setuju?" tanya Matt tanpa melepas pandangan dari layar ponsel.

Dan Matt tak menyadari tatapan aneh lainnya dari Kate. “Kau tahu, banyak yang hamil meski sudah meminum pil pencegah.”

Matt menoleh, hanya untuk memberikan tatapan mengingatkan, atau mungkin mengancam. “Kuharap bukan kau salah satunya.”

Kate menatap Matt dengan datar. Lalu mengedik bahu. "Aku membacanya di internet.”

“Beli pil yang paling bagus. Yang terbukti manjur. Aku tak mau menimbulkan masalah.” Pria itu berdiri hendak berbalik menuju kamar mandi, namun gerakannya terhenti.

“Apakah jika aku hamil, akan menjadi masalah bagimu?” tanya Kate masih dengan wajah datarnya.

“Tentu saja. Hubungan kita tak boleh menimbulkan masalah seperti itu. Lagi pula, aku membenci anak kecil. Mereka merepotkan.”

"Merepotkan yah?" Kate membeo, setengah melamun, dan tanpa ia sadari, di balik selimut, tangannya mengusap perut yang datar.

Hubungan yang terjalin selama dua tahun itu didasari oleh kebutuhan. Pria yang butuh kehangatan ranjang, dan perempuan yang butuh uang untuk bertahan hidup.

Tak pernah sekalipun keduanya melibatkan perasaan dalam hubungan yang saling menguntungkan itu. Maka tak pernah sekalipun perempuan itu lupa akan pil yang selalu ada di tasnya saat mereka bertemu.

Bukan hanya Matt, Kate pun tak berencana untuk menimbulkan masalah dengan kehamilan yang tak direncanakan dalam hubungan keduanya.

Tetapi, seminggu lalu saat sang pria baru pulang luar kota tiba-tiba menghubunginya, tanpa membuat janji terlebih dahulu, secara mandadak memintanya datang ke hotel biasa.

Karena sedang keluar rumah dan tak membawa pil saat menemui Matt yang tiba-tiba menyuruhnya datang. Tidak hanya sekali, Matt memintanya berkali-kali, seolah waktu seminggu tidak menyentuh Kate, ia bayar malam itu.

Kate, yang tidak pernah menolak sentuhan Matt. Lelaki itu selalu mampu membuatnya terbuai dan larut dalam permaianan, hingga membuat Kate melupakan sesuatu.

Sentuhannya yang selalu membuat darahnya berdesir.

Pelukannya yang membuat seluruh tubuhnya nyaman dan merasa dilindungi.

Dan bahkan bibir tebal lelaki itu selalu membuat tidak bisa bernapas, menimbulkan hasrat dan Kate menginginkan lebih dari sekedar ciuman.

Malam itu Matt menggila, dan Kate menyeimbanginya. Mereka, mengobrak-abrik kamar hotel. Bukan saja di ranjang, kamar mandi, bahkan di tempat makan pun, mereka tidak berhenti.

Kate mendesah pasrah di bawah kungkungan tubuh besar Matt di atas meja makan. Menghiraukan perut yang mulai kelaparan demi hasrat yang ingin dituntaskan.

Untuk itulah Kate yakin, jika permainan mereka malam itu, menumbuhkan sesuatu di rahimnya.

"Emmmmh, Momy..." Pikirannya ditarik seketika dari bayangan bayangan erotis yang menyambanginya setiap kali mengingat lelaki itu. Kate menggeleng kepala, menatap wajah mungil yang merengek parau di sampingnya.

Makhluk mungil yang tumbuh dan lahir atas kesalahannya. Kesalahan yang akan Kate perbaiki dengan menjalani hidup yang lebih baik bersama mereka. 

Yah, mereka. 

Dua anak kembarnya.

Anak kembar yang salah satunya selalu mengingatkan Kate kepada lelaki itu.

*** 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kembar Dua: Daddy, Berhenti Mengganggu Mommy!   BAB 11

    Di luar pintu toilet, Kate berhenti sejenak. Matanya menangkap pemandangan yang begitu manis, Alan duduk di sofa dengan dua bocah kecil di pangkuannya.Angel duduk tenang di sisi kanan, memeluk boneka kecil di dadanya, sementara Angelo bersandar manja di dada Alan. Di depan mereka, layar televisi menayangkan kartun lucu dengan warna cerah dan lagu ceria yang terus berulang.“Ankel, itu pasti sakit,” seru Angelo. Dahi kecilnya mengerut melihat salah satu karakter kartun itu terjatuh. Si adik memang seorang anak yang perasa."Gak nanis, gak takit," sahut Angel."Itu pasti sakit," keukeuh Angelo yang pernah jatuh dan merasakan sakit waktu itu. "Kalau itu kau, pasti menanis!"Angelo bangkit dan buru-buru membela diri, “Nggak nangis! ail matanya kelual”.Alan terkekeh melihat perdebatan lucu kedua keponakannya. Semantara Kate yang mendengar itu buru-buru mendekat dan bertanya, "Apa Jelo pernah jatuh? Kapan? di mana?" tanyanya agak khawatir.Angel mengangguk. "Jelo jatuh, menanis"."Tapi i

  • Kembar Dua: Daddy, Berhenti Mengganggu Mommy!   BAB 10

    Matt tidak pernah setertarik ini kepada Kate. Maksudnya, dari dulu Kate memang menarik untuknya, namun tak lebih sebatas fisik saja.Dulu ia tidak akan begitu peduli di mana wanita itu tinggal, bagaimana keluarganya, dan sampai mana pendidikannya. Dan karena kurangnya informasi tersebut, membuat Matt sempat kehilangan jejak Kate untuk beberapa tahun.Pertemuan itu membangkitkan bara lama dalam diri Matt, hasrat untuk sekali lagi menjadikan Kate miliknya, begitu kuat hingga nyaris tak tertahankan. Perlahan tapi pasti, Matt bertekad meruntuhkan pertahanan Kate yang sejak bertemunya lagi, wanita itu dengan terang-terangan menolak dirinya. Dan kali ini, ia berniat merebutnya kembali dari pria yang berani mengambil tempat di sisinya.Ia akan merebut Kate dari pria yang mungkin saja menjadi alasan kepergiannya dulu. Bagi Matt, kepergian Kate bukan sekadar kehilangan, itu adalah tamparan keras pada egonya. Sebab sepanjang hidupnya, tak ada satu pun wanita yang berani meninggalkannya begitu

  • Kembar Dua: Daddy, Berhenti Mengganggu Mommy!   BAB 9

    Sejak Kate memutuskan untuk menghasilkan uang dengan manjadi simpanan seorang lelaki, dan saat itu kebutulan adalah Matt. Seorang lelaki yang sering datang ke klub tempatnya bekerja part time. Kate menawarkan diri, dan Matt menyambutnya. Hubungan yang Kate kira akan selesai dalam satu malam, namun ternyata berlangsung cukup lama.Kenyaman yang diberikan oleh Matt, membuai Kate. Terlebih perlakukan Matt dulu padanya, meski dirinya hanya sebagai penghangat ranjang Kate, dia diperlakukan cukup baik. Walaupun Kate sadar, sebaik apapun Matt, orang itu tetaplah pria yang hanya menginginkan tubuhnya. Dan tak lebih dari itu. Akan tetapi, jika dibandingkan sikap Matt dulu, jauh lebih baik daripada sikapnya beberapa waktu lalu, yang hampir melecehkannya di kamar mandi. Dan apakah bisa disebut melecehkan jika nyatanya Kate malah terbuai?Kate sudah melupakan kejadian di toilet tempo hari. Namun lagi-lagi pria itu bersikap kurang ajar padanya. Di tempat umum pula.Kate memejam erat. "Oke". bisik

  • Kembar Dua: Daddy, Berhenti Mengganggu Mommy!   BAB 8

    Ketukan sebanyak tiga kali pada pintu mengalihkan atensi Matthew dari berkas laporan di mejanya. Adalah Jerremy, sekretaris yang merangkap asistennya, masuk ke dalam ruangan dan mengingatkan tentang kunjungan ke salah satu bakal cabang hotel yang baru dibangun. Matthew memijat pelipisnya yang berdenyut."Apakah pak Matthew baik-baik saja?" tanya Jerremy, melihat atasannya tampak tak sehat."Apakah kau bisa menjadwal ulang agenda hari ini, Jerremy?" "Baik, Pak". Lalu Jerremy keluar.Dering ponsel di meja membuat Matt berdecak. Ia matikan panggilan dari ayahnya yang membuat kepalanya semakin derdentam. Matthew mendesah panjang. Sakit di kepalanya pastilah akibat dirinya yang mabuk semalaman. Dan dia hanya beristirahat selama dua jam. Dan ketika dirinya terbangun, sakit kepala menyerangnya. selain itu, rapat pagi membuatnya melupakan sarapan.Matthew memijat tengkuknya yang juga terasa berat, pekerjaannya yang semakin hari semakin terasa menjadi beban. Sejak ayahnya memutuskan keluar

  • Kembar Dua: Daddy, Berhenti Mengganggu Mommy!   BAB 7

    "Mommy...""Mommy.."Suara itu menyambut Kate yang baru saja membuka pintu flatnya. Kate merentangkan kedua tangannya dan membungkuk untuk menerima pelukan dari dua malaikat kecil yang langsung menabrakan diri pada Kate."Emh.. wanginya anak-anak mommy", Kate mencium anak-anaknya secara bergantian. Angela dan Angelo, anak kembar berusia tiga tahun, harta paling berharga yang tidak ternilai."Sudah makan malam?" Kedua menggeleng."Baiklah, kita makan bersama. Lihat," Kate mengangkat plastik bergambar ayam. "Mommy beli chicken".Kedua mata si kembar berbinar. Itu adalah makanan kesukaan mereka yang jarang Kate belikan karena Kate tak ingin anaknya terlau sering memakan makanan dari luar. Namun hari ini pengecualian.Kate mencapit hidung Angel dan Jello bergantian dengan gemas. Kate berdiri. "Come, I'm starving.". Kate menggandeng membawa kedua tangan anaknya dan mendudukan mereka di kursi makan khusus anak balita yang dibelinya ketika sedang ada promo beli satu dapat dua."Apa itu?" Seo

  • Kembar Dua: Daddy, Berhenti Mengganggu Mommy!   BAB 6

    Sementara Matt, yang ditinggalkan Kate di balik bilik kamar mandi, memejamkan mata erat. Sungguh dia tersiksa. Oh, betapa sakit bagian tertentunya, sampai untuk tetap berdiri saja Matt harus mengepalkan sepuluh jarinya.Make out kilat tadi memberikan efek yang sangat luar biasa untuk Matt. Terutama bagi teman seumur hidupnya di bawah sana.Sialan! Matthew mengumpat dalam hati. Seharusnya dia menghukum wanita itu, bukan malah tergoda dan ingin memasukinya, jika saja...Sialan! lagi Matt mengumpat, menyugar rambutnya frustasi karena menahan gejolak gairah yang tidak bisa ia tuntaskan.Gairah dan amarah menyatu yang ditujukan untuk wanita itu.Siapa tadi namanya, Katherine? Matt terkekeh sinis.Wanita itu Katya, wanita yang pernah menghangatkan ranjangnya selama dua tahun.Wanita yang secara tiba-tiba menghilang tanpa jejak.Wanita yang muncul kembali setelah empat tahun lalu membuat Matt menggila karena kehilangan pelampiasan nafsunya.Wanita yang selalu ia sebut diakhir kelimasknya den

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status