Share

Bab 10

Author: Daun Jahe
Mendengar bahwa Javier dan Claire mendatangi gudang material, bahkan Pak Chairul juga telah dipanggil ke sana, Kayla sangat khawatir rahasianya akan terbongkar. Oleh karena itu, dia juga bergegas ke ruangan tersebut.

Sambil berusaha menenangkan diri, Kayla berpura-pura tidak tahu apa-apa dan bertanya, "Apa yang terjadi? Javier, kenapa kamu ada di sini?"

Sialan, si berengsek Claire ini pasti pulang hanya untuk mempersulitnya. Dia bahkan mencari sampai ke gudang material!

Pada saat itu, demi menghemat uang, dia meminta seseorang membawa sejumlah bahan baku yang kurang baik. Dia tidak pernah mengira wanita sialan ini sengaja mencari masalah begitu kembali!

Javier menatapnya, lalu bertanya dengan acuh tak acuh, "Kenapa batu mentah ini bisa tercampur dengan batu palsu?"

Kayla mengepal tangannya dengan erat. Namun, dia menunjukkan wajah tak bersalah ketika berkata, "Aku nggak tahu. Kamu juga tahu kan, aku memang nggak mengerti soal batu mentah. Selama beberapa tahun ini, memang aku yang melakukan pengadaan batu mentah, tapi aku kira semuanya masih seperti sebelumnya."

Faktanya, dia memang tidak mengerti tentang batu mentah. Hal ini menjadi keuntungan baginya.

Claire malah tertawa, lalu berkata, "Hebat sekali Ayah bisa menyerahkan perusahaan kepada orang yang nggak tahu apa-apa. Memangnya dia nggak takut perusahaan akan bangkrut?"

"Aku ... benar-benar nggak tahu." Kayla merasa tidak berdaya, dia hanya bisa menatap Javier dan meyakinkannya, "Javier, kamu harus percaya padaku."

Wanita sialan, suatu hari, dia pasti akan mengusir wanita ini!

Javier bukannya tidak percaya dengan keraguan Claire. Selama beberapa tahun ini, jika ada hal tentang perhiasan yang tidak dimengerti Kayla, dia akan selalu menanyakannya kepada Javier dengan rendah hati. Javier paling jelas bahwa Kayla bukanlah orang yang suka berpura-pura.

Javier menoleh ke arah Chairul dan berkata, "Kamu dipecat."

Chairul tercengang sesaat, tetapi dia menerimanya dengan Ikhlas. Sebab, Javier bukanlah orang yang bisa disinggungnya.

Melihat Chairul dipecat, Kayla menggigit bibirnya dan membatin, 'Untung saja Javier percaya denganku.'

Javier berbalik kepada Claire, lalu berkata, "Kelak, kamu yang bertugas melakukan pengadaan batu mentah."

Usai berbicara, dia pun langsung meninggalkan gudang material tersebut.

Sesampainya di ruangan Claire, Kayla menarik tangan Claire dan menuduhnya, "Claire, kamu sengaja, 'kan?"

Claire merasa lucu, lantas dia membalasnya, "Sengaja apanya?"

"Kamu ... sengaja mendekati Javier, 'kan? Kamu bahkan memancingnya ke gudang material? Huh, kamu kira Javier akan percaya denganmu?

Terlintas rasa bangga di mata Kayla ketika berkata, "Kamu sudah lihat, 'kan? Orang yang dipercaya Javier itu aku, kamu nggak usah susah payah lagi."

"Oh, maksudmu, aku membawanya ke gudang material karena ingin merusak hubungan kalian? Aku memberitahukannya batu mentah itu tercampur dengan batu palsu karena ingin membuatnya curiga padamu?"

Melihat ekspresi Kayla yang kesal, Claire melipat kedua tangannya dan mencibir, "Memangnya aku senggang sekali ya ikut campur hubungan kalian berdua? Dia sendiri yang mau ikut aku ke gudang material, apa hubungannya denganku?"

"Claire, jangan kira aku akan percaya dengan ucapanmu."

"Kalau nggak mau percaya, ya sudah. Untuk apa bicara panjang lebar?"

Claire tidak bisa bersabar lagi, dia kembali menambahkan, "Masalah memalsukan batu mentah itu nggak akan kubiarkan begitu saja. Kalau bukan karena Vienna adalah jerih payah ibuku dan aku nggak tega menyebarkan hal ini, mana aku peduli ada berapa banyak Javier di belakangmu?"

Javier memang sangat berkuasa, tetapi Claire juga bukan orang yang bisa ditindas dengan sesuka hati.

Ketika baru saja hendak pergi, Kayla kembali menarik tangannya. "Claire, jangan kira kamu bisa berbuat semena-mena setelah kembali ke sini. Jangan lupa, videomu ...."

Claire tidak bisa bersabar lagi, dia berbalik dan merebut ponsel Kayla.

"Apa yang kamu lakukan?!"

Kayla ingin merebutnya, tetapi Claire malah berhasil menghindar darinya.

Melihat tampang Kayla yang ketakutan, Claire tertawa dan berkata, "Kamu suka mengancamku dengan video, 'kan?"

Dia berjalan ke jendela di ruang koridor, lalu membuang ponsel Kayla keluar jendela.

Kayla melihat ponselnya dijatuhkan dari lantai 19 dengan mata dan kepalanya sendiri. Sudah pasti ponselnya itu akan hancur berkeping-keping.

"Kamu ...."

"Bukankah kamu suka sekali mengancamku dengan video? Sekarang nggak ada video lagi, mau gimana lagi kamu mengancamku?"

Usai berbicara, Claire langsung masuk ke ruangannya kembali tanpa menoleh sama sekali.

Kayla merasa kesal setengah mati melihat videonya dihancurkan. Namun, hatinya malah merasa sedikit lega.

Dengan begitu, Javier tidak akan pernah tahu siapa wanita di malam itu selamanya.

Kejadian hari ini sepertinya akan membuat Javier merasa kecewa terhadapnya. Oleh karena itu, Kayla tidak bisa lagi terus menunggu.

Asalkan malam ini dia bisa menaklukkan Javier, Kayla akan menjadi miliknya secara resmi!

Malam pun tiba.

Di ruang kerja Kediaman Keluarga Fernando.

"Tuan Javier, saya sudah mendapatkan informasinya. Claire adalah anak Rendy dengan istri pertamanya, dia adalah Nona Besar Keluarga Adhitama. Ibu Claire adalah desainer perhiasan."

"Perusahaan Perhiasan Vienna dirintis oleh ibunya dan Rendy. Setelah ibunya meninggal, semua sahamnya dialihkan ke tangan Rendy. Entah apa alasannya, enam tahun yang lalu Claire pergi ke luar negeri."

Suara Roger terdengar dari ponsel yang diletakkan di sampingnya.

Sambil Javier memegang dokumen Zora di tangannya, tatapan Javier meredup ketika mendengar penjelasan Roger.

Apakah dia sengaja menentang Kayla karena merasa tidak rela perusahaan ini diserahkan kepada Kayla?

Akan tetapi, jika dia memang merupakan anggota Keluarga Adhitama, lantas mengapa Kayla tidak mau mengakuinya sedari awal?

Waktu sudah larut, Javier menyingkirkan semua masalah dan kembali ke kamarnya. Ketika menyadari ada seseorang di atas tempat tidur, dia menyalakan lampu dan melihat Kayla yang sedang duduk di atas tempat tidur mengenakan piama yang tipis.

Dengan sorot mata yang dingin, dia bertanya, "Kenapa kamu ada di kamarku?"

Javier memang membiarkannya tinggal di Kediaman Keluarga Fernando, tetapi dia tidak mengizinkan Kayla tidur di kamarnya.

Padahal, Kayla sudah sengaja mengenakan baju seperti itu dan memberi kode padanya dengan jelas. Akan tetapi, Javier kelihatannya tidak terlalu senang.

Kayla menggigit bibirnya dan memprotes, "Javier, setelah terakhir kali kita tidur bersama 6 tahun yang lalu, kamu nggak pernah membiarkanku mendekatimu lagi. Apakah aku melakukan kesalahan?"

Ekspresi Kayla tampak polos dan tidak berdaya.

Bagaimanapun, Javier adalah pria normal. Bohong jika mengatakan bahwa dia tidak merasakan apa pun.

Melihatnya tidak bersuara lagi, Kayla mengambil inisiatif untuk turun dari ranjang dan memeluk pria itu. Kedua tangannya melingkari leher Javier, lalu dia menjinjit dan hendak menciumnya.

Saat bibir mereka hampir bersentuhan, dalam benak Javier malah terlintas wajah Claire. Seketika, dia mendorong Kayla dan tatapannya tampak kesal.

"Javier ...."

Kayla yang didorongnya merasa kebingungan. "Javier ... apa kamu sebenci itu padaku?"

Kenapa? Kenapa dia bisa tidur dengan Claire 6 tahun yang lalu, tetapi sekarang malah tidak bisa melakukannya dengan Kayla?

"Enam tahun yang lalu itu hanyalah sebuah kecelakaan. Aku bisa membiarkanmu tetap di sisiku dan memberikan apa pun kepadamu sebagai kompensasi, tapi masalah malam ini nggak boleh terjadi lagi."

Ketika Javier berbalik, dia tiba-tiba teringat dengan sesuatu. Kemudian, dia bertanya kepada Kayla, "Claire adalah anggota Keluarga Adhitama, bukan?"

Kayla terdiam sejenak. Kenapa dia malah mengungkit Claire? Jangan-jangan, dia mengetahui sesuatu?

"Dia adikku ...."

"Lalu, waktu pertama kali dia ke perusahaan, kenapa kamu nggak mengakuinya dan malah memukulnya?" Awalnya, Javier mengira bahwa Claire yang duluan memprovokasi Kayla, makanya Kayla memukulnya.

Namun, setelah menyelidiki identitas wanita itu, Javier baru tahu bahwa ternyata dia adalah anggota Keluarga Adhitama. Perusahaan Vienna bahkan dirintis dengan menggunakan nama ibu wanita itu. Rendy hanyalah pemilik saham perusahaan itu.

Kayla menggigit bibirnya dengan perlahan dan mengepalkan tangannya. Namun, wajahnya malah memasang ekspresi tak bersalah. "Sebenarnya, aku punya masalah dengan adikku dulu."

"Masalah apa?"

Kayla tiba-tiba mendapat ide, lalu dia bercerita dengan mata berkaca-kaca, "Enam tahun yang lalu, malam itu dia menaruh obat dalam minumanku. Aku tahu, dia tidak suka dengan statusku sebagai anak haram. Sejak aku dan ibuku tiba di Keluarga Adhitama, Claire selalu menentang kami."

"Awalnya, Perusahaan Vienna ini akan diwariskan kepadanya. Namun, karena insiden itu, Ayah sangat marah dan mengusirnya keluar dari rumah."

Wajah Javier menjadi murung. Ternyata, 6 tahun yang lalu dia juga dijebak orang?

Wanita itu benar-benar melakukan hal seperti itu kepada Kayla? Dengan sikapnya yang sombong, sepertinya tidak heran kalau dia melakukan hal seperti itu.

Namun, entah mengapa, Javier malah merasa gusar karena hal ini.

"Kamu tidur saja dulu," ujar Javier. Kemudian, dia pun keluar dari kamar dengan acuh tak acuh.

Melihat pintu kamar yang tertutup, tatapan Kayla berubah menjadi bengis. Claire, Claire, lagi-lagi Claire! Keberadaan Claire memang sebuah ancaman baginya.

Dia tidak akan pernah membiarkan Claire terus tinggal di Vienna!
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
ORTYA POI
Ancaman Kayla sudah ada dalam diri untuk bersaing
goodnovel comment avatar
Just Rara
pintar sekali ya si kayla ini membolak balikkan fakta,jangan berbesar hati dulu kayla,krn sepentar2 nya km menutupi kebohongan pasti akan terbongkar juga
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2769

    “Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2768

    Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2767

    Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2766

    Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status