Share

10. Suara Tembakan di Telepon

Heris mengerjapkan matanya berulang kali. Pandangannya yang semula samar kini mulai semakin jelas. Dahinya mulai mengerut sembari memandangi ruangan yang nampak asing.

"Aku di mana?" gumamnya sembari berusaha bangun.

"Ma! Papa udah bangun!"

Heris menoleh ke samping, nampak Hamdan yang tengah duduk sembari tersenyum lebar ke arahnya. Tidak lama, pintu ruangan itu terbuka dan menampakkan sosok Aleya. Raut wajah wanita itu dengan jelas menyiratkan rasa khawatirnya.

"Jangan bangun dulu, kamu harus istirahat!" ujar Aleya yang langsung memaksa tubuh Heris kembari berbaring di ranjang.

Heris menautkan kedua alisnya. "Bagaimana aku bisa ada di sini?"

"Kamu lupa, Mas? Kamu pingsan di dalam ventilasi udara ruanganmu!" Aleya mendesis pelan, lalu memukul pelan bahu Heris. "Kamu bikin khawatir aja deh!"

"Kok kamu bisa tau aku pingsan di sana?" tanya Heris.

Aleya langsung membekap mulut pria itu. "Gak usah banyak tanya. Kamu harus istirahat!"

Heris mengerjapkan matanya berulang kali. Ia menoleh ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status