Tania membaca di dalam hati undangan pertunangan Gatra yang berada di tangannya. Sedangkan Audry berdiri di hadapannya dengan perasaan khawatir. Audry tidak ingin undangan tersebut memberikan imbas negatif pada sang putri.Tania memberikan undangan itu pada Audry setelah merekam setiap detail yang ada di sana. Termasuk tanggal dan hari acara itu akan digelar, yaitu kurang dari lima hari lagi.โKak โฆโ Audry menerima undangan itu dari tangan Tania sambil memerhatikan ekspresinya.Tania tersenyum, menyatakan bahwa ia baik-baik saja dan undangan tersebut sama sekali tidak memberi pengaruh apa pun padanya.โNggak apa-apa, Mommy, Tata ikut senang.โโTadi Mommy ketemu sama Tante Lena waktu arisan. Semuanya diundang, termasuk kita.โ Audry memberitahu Tania kronologinya. Meskipun hubungannya dan Lena sudah renggang, namun siklus pertemanan mereka yang sama selalu menghubungkan keduanya. Lena juga tidak mungkin mengundang teman-temannya yang lain tapi meninggalkan Audry.Tania mengangguk tanda
Tania mengemasi barang-barang di meja kerjanya dengan terburu-buru. Hari ini Tania dan Claudia sudah berjanji akan mendatangi klinik kecantikan milik tunangan Gatra.โLagi buru-buru, Ta?โ Ruly muncul dan berdiri di sisi pintu.Tania mengangkat wajahnya dan tersenyum pada Ruly. โKenapa, Rul?โ tanyanya.โAku mau ajak kamu jalan. Itu sih kalo kamu nggak buru-buru mau pulang,โ jawab Ruly. Sudah cukup lama mereka tidak jalan berdua. Akhir-akhir ini Tania juga terkesan menghindar darinya.โDuh, sorry ya, aku nggak bisa,โ jawab Tania menolak.โUdah ada janji?โ tanya Ruly kecewa. Tadi ia berharap Tania mau jalan bersamanya malam ini.Tania mengangguk pelan. โAku ada janji sama Claudia.โRuly tersenyum mengerti sebelum meninggalkan ruangan Tania.Setelah mengemasi barang-barangnya Tania ikut keluar dari sana. Claudia ternyata sudah menunggu di lobi ketika Tania turun.โKita langsung ke sana?โ tanyanya.Tania mengiyakan. Ia tidak ingin membuang-buang waktu. Satu-satunya yang diinginkannya saat
Di tempatnya duduk saat ini Tania membeku setelah tahu Kiera sedang menerima telepon dari Gatra. Tania cemburu mendengar percakapan mesra mereka. Ingin rasanya Tania mengatakan pada Kiera bahwa dirinya adalah mantan istri Gatra. Namun begitu mengingat peringatan dari Claudia tadi, Tania menahan diri. Ini baru awal dan ia tidak boleh merusak segalanya.Kiera meletakkan ponselnya di meja setelah selesai menelepon. Ia kembali memusatkan perhatiannya pada Tania.โMaaf ya, agak lama,โ ujarnya pada Tania. Tidak lupa mengembangkan senyum manisnya pada Tania.โNggak apa-apa, Dok.โ Tania balas tersenyum.Selain cantik dan tentu saja smart, Kiera juga wangi. Wangi yang begitu lembut dan menenangkan. Tania hampir saja bertanya apa parfum yang digunakan Kiera. Kiera mulai memeriksa Tania. Ia berdiri tepat di bagian belakang kepala Tania setelah merebahkan kursi sehingga Tania berada dalam posisi berbaring. Perempuan itu menggunakan semacam alat untuk microdermabrasi. Alat itu berbentuk panjang s
Tania dan Claudia akhirnya bernapas dengan normal setelah Gatra dan Kiera meninggalkan klinik. Keduanya kembali duduk di jok masing-masing. Selama puluhan detik mereka hanya termangu dengan pikiran yang tersimpan di kepala masing-masing. โTunggu apa lagi, Clau?โ Suara lirih Tania memecah keheningan.Claudia menoleh ke sebelahnya dan mendapati Tania juga sedang memandang padanya.โKita pulang sekarang?โ tanyanya ingin memastikan.โBukan, kita ke rumah Tante Lena,โ jawab Tania.โBuat apa kita ke sana?โโGue yakin mereka ke sana sekarang karena tadi gue denger Kiera mau kasih cream malam.โโTerus kita mau ngapain?โ tanya Claudia tidak mengerti. Claudia memang memberi saran pada Tania untuk memperjuangkan cintanya pada Gatra, tapi dengan cara berbicara baik-baik, bukan dengan menjadi stalker.โGue cuma mau ngeliat Gatra. Buruan nyalain mobilnya, atau gue yang nyetir?โโGue aja,โ putus Claudia. Ia tahu saat ini keadaan Tania sedang tidak stabil.***โAku antar kamu pulang aja ya, Ki?โ kat
Claudia terkejut saat melihat Gatra tiba-tiba sudah berada di dekatnya. Gatra juga mengisi bahan bakar yang sama dengannya.Claudia tersenyum gugup sambil menganggukkan kepala sementara matanya mencuri pandang ke arah mobil yang pintunya tertutup tapi kaca bagian kanan terbuka. Sekilas Claudia melihat Tania sedang duduk sambil memeluk lutut dan membenamkan kepalanya ke sana. Helai-helai Rambutnya yang panjang tergerai lepas menutupi wajahnya.โHai, Gat!โ Claudia buru-buru menjawab sapaan Gatra.Gatra balas tersenyum. โSendiri?โ Claudia hampir saja menggelengkan kepalanya jika tidak ingat pada Tania. โLagi isi bensin juga?โ tanya Claudia retoris.โMasa ke sini mau isi air?โ Gatra tertawa.Claudia juga tertawa. Dari sini ia tahu jika Gatra tidak berubah. Lelaki itu masih suka bergurau seperti dulu.โTata mana, Clau?โPertanyaan itu tidak Claudia duga datang dari mulut Gatra. Dan itu kembali membuat Claudia terserang gugup.โHm, Tata ya? Dia ... hm, aku nggak tau, Gat. Aku nggak bareng
Pertanyaan Tania akhirnya menemukan jawaban. Kiera berbelok memasuki sebuah supermarket. Tania ikut berbelok ke sana dan memarkir mobilnya agak jauh dari mobil Kiera.Tania menunggu beberapa saat. Setelah Kiera keluar dari mobil, Tania pun ikut keluar. Ia tetap menjaga jarak aman dengan perempuan itu.Ternyata Kiera akan berbelanja. Ketika Kiera mengambil troli, Tania mengambil keranjang. Ia berjalan beberapa langkah di belakang Kiera.Kiera tampak memilih buah-buahan. Tangannya memegang sebuah mangga, mengamatinya begitu lama lalu membandingkan dengan buah mangga lainnya.Tania tidak bisa mencegah pikiran negatifnya muncul.Apa dia hamil, lalu ngidam?Nggak, Gatra nggak gitu. Tania menepis pikiran buruk yang diciptakannya sendiri.Setelah lama mengawasi Kiera dari belakang, Tania akhirnya memberanikan diri untuk muncul. Tania melangkah menuju area buah segar dan ikut memilih-milih mangga. Ketika Kiera akan mengambil sebuah mangga lagi, Tania dengan cepat menyaplok mangga itu. Punggun
Tania terkejut begitu melihat Gatra berdiri di belakangnya. Pun dengan lelaki itu. Mereka saling tatap dengan wajah pucat pasi. Kenapa jadi begini?Kiera tersenyum lalu mengecup pipi Gatra dan bicara padanya. โGat, aku baru aja nyampe, kamu udah lama? Mobil kamu mana sih, kok nggak kelihatan?โ Kiera celingukan mencari keberadaan jeep orange milik Gatra.โAku nggak bawa mobil, tadi numpang sama dokter Leon, kebetulan dia mau ke Sudirman,โ jawab Gatra dengan lidah kelu. Kehadiran Tania yang berada di luar prediksinya nyaris membuatnya salah tingkah.Kiera tersenyum lagi. Ia pikir pasti agar nanti mereka bisa pulang bersama. โOh ya, Gat, kenalin ini Tara. Tara, ini dokter Gatra calon suami saya,โ ujar Kiera mengenalkan keduanya.Tania terpaku. Apa yang harus ia lakukan? Ia tidak siap dengan situasi ini. Begitu pun dengan Gatra. Ia tidak mengerti apa yang terjadi. Bagaimana bisa Tania mengaku bernama Tara? Dan kenapa dia bisa bersama Kiera? Bagaimana mungkin keduanya bisa saling mengenal
Gatra ingin menolak, namun khawatir akan membuat Kiera curiga. Sehingga akhirnya Gatra bersedia mengantar Tania pulang.Gatra menyetir pelan, sedangkan Tania duduk dengan tubuh membeku di sebelahnya. Bermenit-menit lamanya mereka hanya membungkam mulut tanpa berkata apa-apa.โTa, kita ke rumah Mommy kan?โ Gatra memecah sunyi.โBukan,โ bantah Tania.โJadi aku antar kamu ke mana?โ tanya Gatra lagi. Ia pikir Tania tinggal di rumah orang tuanya.โKe White Residence, aku tinggal di sana,โ jawab Tania.โOh, aku pikir kamu tinggal di rumah Mommy.โโAku udah lama nggak tinggal di rumah Mommy.โโKenapa?โ tanya Gatra ingin tahu.โRumah Mommy jauh dari kantor, jadi aku nyewa apartemen.โGatra mengangguk mengerti. Bagus. Itu artinya Tania jauh dari Dypta. โKamu masih kerja di Four Construction?โโMasih.โ Tania menyahut singkat.โTamara Latte masih ada?โโMasih juga.โ Jawaban Tania masih sesingkat tadi.โAku pernah lewat beberapa kali di sana, tapi tutup. Kangen banget pengen ngemil รฉclair sambil
Rogen melangkah pelan setelah Davina menggandengnya. Anak-anak terkadang menempatkan orang dewasa dalam posisi yang tidak mudah.Athaya langsung bangun dari berbaring dan menyandarkan punggung ke headboard begitu Rogen ikut duduk di ranjang.โIstirahat aja, Ay, kamu pasti capek.โ Rogen menyuruh Athaya kembali berbaring.Athaya tersenyum samar. Ia merasa canggung untuk berbaring di ranjang itu sedangkan ada Rogen di dekatnya.โBunda kenapa bangun? Kita tidur sama-sama yuk! Papa juga.โ Davina memandang Athaya dan Rogen bergantian.Rogen terpaksa menganggukkan kepala dan memberi Athaya isyarat dengan matanya agar menuruti kemauan Davina. Jadilah mereka berbaring bertiga. Rogen dan Athaya berada di sisi kanan dan kiri memagari Davina di tengah-tengah mereka.Davina tersenyum bahagia dan memandang kedua orang tuanya yang membelai kepalanya bergantian. Ini adalah pertama kalinya Davina tidur bertiga dengan Rogen dan Athaya.โKenapa Papa dan Bunda tinggalnya pisah-pisah? Kenapa Bunda nggak ti
Rogen dan Belva duduk dengan tegang di kursi pasien di ruangan Gatra. Mereka sedang menanti hasil pemeriksaan kesehatan. Ini adalah pemeriksaan kesekian yang mereka lakukan.โKalian berdua sehat, nggak ada masalah apa-apa.โ Entah untuk keberapa kali Gatra mengatakan hal yang sama.โKalau memang begitu kenapa Belva masih belum hamil, Bang?โ tukas Rogen.Gatra mengerti bagaimana perasaan adik ipar dan istrinya. Dan sebagai orang yang dekat dengan mereka ia juga tidak pernah henti menyemangati.โAbang ngerti perasaan kalian, tapi ini hanya masalah waktu, Dek. Percaya sama Abang, kalau sudah waktunya Tuhan pasti kasih.โBelva yang sejak tadi diam terpaku di sebelah Gatra hanya tersenyum getir. Sudah hampir empat tahun menikah namun Tuhan belum mempercayakan seorang anak pun dititipkan ke dalam rahimnya. Sementara orang-orang di sekelilingnya saat ini sedang mengandung. Mulai dari Tania hingga Athaya. Saat ini Tania sedang mengandung anak keempat,
โDavina! Sini, Sayang, ada papa tuh!โโYeay โฆ Papa datang!!!โ Bidadari cilik itu berlari kecil ke depan rumah saat mendengar suara Audry yang berseru memberitahunya.Rogen baru saja turun dari mobil. Segala rasa lelahnya sirna seketika ketika melihat wajah Davina, putri kecilnya. Rogen langsung mengangkat Davina dan menggendong anak itu.Tanpa terasa, tiga setengah tahun sudah berlalu. Davina kini tumbuh menjadi anak yang manis, tidak banyak tingkah dan menggemaskan.โUdah makan, Sayang?โ โUdah, Pa.โโBeneran? bohong ah!โ Rogen tidak percaya. Davina memang paling susah jika disuruh makan nasi.โCium aja kalau Papa nggak percaya, pasti ada bau ayam goreng. โ Davina menyodorkan pipinya.Rogen tertawa lalu mengecup gemas pipi chubby sang putri. โOh iya, bau ayam goreng. Iya deh, Papa percaya.โDavina tertawa sambil membelai dagu belah Rogen. Davina sangat suka melakukannya. Biasanya sebelum tidur ia akan mengelus-elus belahan di dagu Rogen hingga akhirnya ketiduran.โTadi Davina ngapain
Athaya mengerutkan dahi. Suara itu terdengar sangat jelas dan dekat. Suara yang sudah familier dengannya tapi sudah lama tidak didengarnya.Nggak mungkin, pikir Athaya. Pasti ini hanya halusinasinya saja. Mana mungkin Rogen ada di sini. Saat ini Rogen pasti sedang bahagia-bahagianya dengan Belva menikmati masa-masa indah pengantin baru.Athaya memejamkan mata dan mencoba untuk fokus pada dirinya sendiri sambil menahan kontraksi yang hilang timbul. Ia menepis semua pikiran dan bayangan-bayangan lain yang melintas di kepalanya.โSombong lo ya, jauh-jauh gue datang ke sini tapi dicuekin.โSuara itu membuat Athaya terkesiap. Ini nyata dan bukan halusinasinya. Tapi masa Rogen ada di sini?Sambil menahan rasa penasaran Athaya memutar tubuhnya dengan perlahan. Tepat di saat itu ia mendapati seseorang sudah berada di belakangnya, duduk di sisi ranjang.โAdek โฆโ Athaya menggumam tidak percaya. Rogen benar-benar ada di sana. Di dekatnya, di tempat yang sama dengannya. Dan ini bukan mimpi.Roge
Enam bulan kemudian โฆSetelah kejadian malam itu, hidup Athaya berubah. Pelan-pelan ia mulai menepis Rogen dari hatinya dan membiarkan Kenzi yang mengisi. Athaya menyadari, tidak akan adil untuk Kenzi jika ia masih saja dibayang-bayangi Rogen. Mungkin Athaya harus berterima kasih pada Nora yang telah memilihkan Kenzi untuknya. Kenzi memang tidak sempurna, tapi dia adalah suami yang ideal untuk Athaya. Kenzi membuktikan kata-katanya. Dia menerima keadaan Athaya apa adanya. Dia juga tidak pernah mengungkit-ungkit kejadian itu. Malah Kenzi sangat perhatian pada kehamilan Athaya.โAy, Rogen jadi menikah hari ini?โ tanya Kenzi pagi itu sebelum berangkat ke kantor.โJadi, Mas,โ jawab Athaya.Tempo hari Belva mengabarinya dan bertanya apa Athaya bisa datang. Tapi Athaya menolak dengan alasan kandungannya sudah semakin besar dan hanya menunggu due date. Athaya sama sekali tidak mengungkit kejadian malam itu. Ia tidak ingin menyalahkan Belva. Yan
โSaya minta penjelasan dari kamu sekarang. Saya harus tahu semuanya. Karena apa? Karena saya adalah suami kamu. Saya pendamping hidup kamu. Dan terutama saya adalah orang yang bertanggung jawab atas hidup kamu setelah kita resmi menikah, bukan orang tua kamu. Jadi saya minta kamu untuk bicara sejujur mungkin."Suara dingin bernada tegas itu betul-betul membuat Athaya tidak berdaya. Satu-satunya yang harus ia lakukan adalah mengatakan segalanya pada Kenzi.โPertama, saya mau minta maaf udah bikin Mas kecewa,โ ucap Athaya pelan. โSaya memang salah karena nggak bilang semua ini dari awal. Saya nggak akan membela diri. Dan โฆโ Athaya menggantung kalimatnya sembari mengamati ekspresi Kenzi.Lelaki itu masih seperti tadi. Menyorot Athaya dengan tatapannya yang datar dan penuh rasa kecewa.โDan saat ini saya juga sedang hamil.โ Athaya melanjutkan perkataannya dengan suara yang jauh lebih lirih.โHAMIL?โ Kali ini Kenzi tidak mampu menyembunyikan r
Athaya memandang keluar jendela pesawat. Mereka baru saja memasuki kota Jayapura dan akan mendarat sebentar lagi. Seperti yang dikatakan Athaya pada Rogen, setelah ia menikah akan langsung berangkat ke Papua.Orang-orang terdekatnya melepas Athaya dengan berat hati, terutama Nora. Sedangkan Jeff hanya berbicara pada Kenzi agar menjaga Athaya baik-baik. Jeff tidak mengatakan apa-apa pada Athaya. Athaya bersyukur Rogen tidak ikut melepas keberangkatannya di bandara karena lelaki itu mengatakan padanya harus kerja pada hari tersebut. Kalau ada Rogen Athaya tidak menjamin jika ia akan kuat dan sanggup untuk pergi.โAya, kita sebentar lagi landing.โ Suara Kenzi membuyarkan lamunan Athaya.Athaya mengangguk pelan. Sepanjang penerbangan Kenzi sibuk sendiri membaca buku, sedangkan Athaya larut dalam lamunannya.Semilir angin menyapa halus begitu Athaya turun dari pesawat. Ia dan Kenzi langsung disambut oleh seorang laki-laki yang merupakan perwa
Hanya satu minggu setelah perkenalan Athaya dan Kenzi, pernikahan keduanya pun diselenggarakan. Rencana kepindahan Kenzi ke Papua ternyata cukup menguntungkan. Karena dengan begitu mereka jadi punya alasan untuk melaksanakan pernikahan tersebut sesegera mungkin.Pernikahan itu diadakan sebagaimana mestinya. Dalam artian tidak terlalu mewah dan besar-besaran. Jeff bilang bahwa itu hanya akan menghabiskan biaya.Bagi Athaya tidak masalah. Jika perlu tidak perlu ada pesta atau perayaan apa-apa. Cukup akad nikah saja. Yang penting sah secara agama dan diakui oleh negara. Bukankah itu yang lebih penting?Nora masuk ke kamar Athaya memberitahunya. โAya, ada Belva tuh.โAthaya terkesiap. Sudah sejak tadi ia melamun sendiri setelah perias pengantin mendandaninya.โBelva sama siapa, Mi?โ โSama Rogen.โDeg โฆ!!! Detak jantung Athaya mengencang dalam hitungan detik mendengar nama itu disebut. Lelaki yang dicintainya ternyata datang pada hari pernikahannya. Dan itu tidak mudah untuk Athaya.โSur
โAdek, ini Mas Kenzi, calon suamiku.โ Athaya menegur Rogen yang termangu sementara di hadapannya Kenzi mengulurkan tangan untuk bersalaman. Rogen terkesiap dan balas menjabat tangan pria di depannya. โNggak banget selera lo, Ay.โ Ia membatin. Rogen mengurungkan niatnya untuk menghajar Kenzi. Lagi pula, sejak kapan ia peduli pada Athaya?Terlepas dari perbuatan Kenzi yang telah menodai Athaya, Rogen berkaca pada dirinya sendiri. Ia juga melakukan hal yang sama dengan Belva. Hanya saja Belva tidak sampai hamil.โMas Kenzi, Adek ini saudaraku, dan ini Belva sahabatku sekaligus calon istrinya Rogen,โ kata Athaya menjelaskan.โAdek?โ ulang Kenzi tidak mengerti.โRogen maksudnya. Kalau di keluarga kami dipanggilnya Adek soalnya dulu dia anak bungsu.โ Athaya menjelaskan dengan detail.Kenzi manggut-manggut sambil tersenyum.โMas Kenzi bentar ya, saya pinjam Athaya dulu,โ kata Belva menyela.Kenzi mengangguk pelan.Belva kemudian menarik tangan Athaya menjauh. โAy, lo serius mau nikah sama