แชร์

Bab 4

ผู้เขียน: Tempura
Yvonne menutup mulutnya erat-erat, dia tidak sanggup lagi melihat apa pun. Dia berbalik dan lari dari tempat itu dengan langkah yang tergesa-gesa.

Entah sudah sejauh mana dia berlari, akhirnya dia tersungkur di tangga darurat. Yvonne menekan dadanya kuat-kuat dan membungkuk sambil terengah-engah. Air matanya terus-menerus mengalir tanpa henti.

Yvonne mengira kejadian di ruang lelang sudah cukup membuatnya hancur. Namun, adegan di mobil antara Cedric dan Regina benar-benar membuat dadanya sesak. Sejak bersama Cedric, dia mengenalnya sebagai pria yang sangat polos dalam urusan cinta.

Waktu menggenggam tangannya, wajah Cedric tampak merah padam. Saat menciumnya, tubuh Cedric juga gemetaran. Bahkan untuk malam pertama mereka, Cedric menahan diri berkali-kali dan baru menyentuhnya setelah Yvonne menerima lamarannya.

Yvonne sempat tertawa dan menggoda, "Kenapa kamu bisa sekuat itu menahan diri?"

Akan tetapi, Cedric hanya memeluknya erat dan berkata dengan suara serak, "Sayang ... nggak ada pria yang bisa menahan diri di depan wanita yang dicintainya. Tapi aku terlalu mencintaimu. Aku ingin semuanya terjadi setelah kita resmi, supaya kamu nggak pernah menyesal."

Begitu berharganya Yvonne diperlakukan saat itu. Hatinya hangat, penuh keyakinan bahwa dirinya telah memilih orang yang benar. Namun kini, kenyataan menamparnya dengan kejam.

Yvonne menutupi wajahnya dengan putus asa. Tubuhnya terguncang dalam tangisan dan luluh lantak di anak tangga.

Entah berapa lama dia tenggelam dalam kehancuran itu. Sampai akhirnya, dia berdiri lagi dan berjalan ke arah toilet untuk memperbaiki riasannya.

Saat itulah, ponselnya bergetar sekali.

Regina lagi.

Kali ini, dia mengirimkan foto usai perbuatan mereka. Jok belakang mobil tampak berantakan dan di sudutnya menumpuk stoking yang sudah robek.

[ Mobil ini penuh dengan aroma kami yang menyatu. Oh ya, Cedric juga janji bakal kasih aku kalung itu. Sekarang 'Hati Cinta Sejati' itu milikku ya .... ]

Yvonne tidak melihat lebih lanjut. Dia langsung mematikan ponselnya.

Setelah selesai merapikan diri dan keluar dari toilet, barulah dia bertemu lagi dengan Cedric yang datang mencarinya.

Seperti yang dia duga, tangan Cedric kosong. Sedetik kemudian, dia langsung memeluk Yvonne erat-erat. Aroma parfum yang asing, samar-samar menyeruak ke hidungnya.

Saat Yvonne hendak mendorongnya, terdengar suara Cedric yang penuh rasa bersalah. "Yvonne, ternyata kalung tadi itu ada cacatnya, nggak cocok untukmu. Aku janji, nanti aku belikan yang lebih indah lagi, ya?"

Yvonne menarik napas dalam-dalam, lalu menatapnya dengan mata berkaca-kaca dan suara tercekat. "Kalau aku cuma ingin kalung itu ... gimana?"

Cedric menatap wajahnya yang penuh bekas tangis. Hatinya mencelos. Dia mulai panik dan buru-buru membujuknya.

"Sayang, Yvonne, jangan nangis ya? Kalung itu memang nggak cocok untukmu. Aku akan langsung suruh orang belikan yang lebih bagus. Jangan sedih, ya?"

Mendengar hal itu, Yvonne malah tertawa.

Dulu, apa pun yang diinginkan Yvonne, Cedric akan segera memberikannya tanpa ragu. Namun sekarang, apa pun yang dia mau, Cedric malah menolak dengan segala alasan demi wanita lain.

Bukan hanya tubuhnya yang tak lagi milik Yvonne. Sepertinya, hati Cedric pun sudah bukan untuknya.

Melihat Yvonne yang begitu lelah dan dingin, Cedric merasakan hatinya ikut tercabik-cabik. Baru saja dia hendak bicara lagi, Yvonne malah mendorongnya pelan sambil berkata dengan nada letih, "Lupakan saja. Aku nggak mau lagi."

Melihat punggungnya yang perlahan menjauh, Cedric hampir refleks mengejarnya. Namun, Yvonne tiba-tiba berhenti melangkah. Cedric mengikuti arah pandang Yvonne dan melihat Regina lewat tepat di depan mereka dengan mengenakan kalung "Hati Cinta Sejati" di lehernya.

Wajah Cedric seketika pucat pasi. Dia hendak mengatakan sesuatu, tetapi Yvonne berjalan melewati Regina begitu saja tanpa meliriknya sama sekali.

Saat punggung Yvonne benar-benar menghilang dari pandangan, Cedric mencengkeram tangan Regina dengan keras. "Kamu gila, ya? Aku sudah bilang jangan muncul di depan Yvonne! Dia itu batas terakhirku!"

Akan tetapi, Regina tidak terlihat merasa bersalah sedikit pun. Dia hanya tersenyum tipis, "Maaf ya .... Tapi kelihatannya dia nggak sadar, 'kan? Tenang, lain kali nggak akan kuulangi lagi."

Setelah itu, dia perlahan menurunkan sedikit kerah bajunya dan berbisik genit, "Sebagai permintaan maaf ... gimana kalau malam ini aku hibur kamu? Aku punya kejutan yang lebih besar lho ...."

Jakun Cedric bergerak naik-turun. Tatapannya meredup.

Malam itu, Cedric tidak pulang. Dia hanya mengirim pesan singkat bahwa ada urusan mendesak di kantor.

Yvonne tahu dia berbohong.

Namun, dia tidak bertanya ataupun marah. Dia hanya diam dan mulai menyiapkan segalanya.

Kalau dia benar-benar akan berpura-pura mati dan menghilang selamanya dari kehidupan Cedric, maka semua jejak dirinya harus dihapus. Tidak boleh ada yang tertinggal.

Yvonne menghabiskan waktu tiga jam untuk membongkar dan membakar habis semua barang pribadinya. Lalu, dia menarik sebuah kotak besar dari bawah rak buku. Isinya adalah semua hadiah ulang tahun dari Cedric selama sepuluh tahun terakhir.

Usia 15, Cedric memberi surat cinta pertamanya dengan tulisan tangan yang penuh kasih.

Usia 18, dia memberinya sepasang sepatu kaca. Katanya, dia ingin berjalan bersama Yvonne seumur hidupnya.

Usia 20, dia menghadiahkan mahkota berlian merah muda, menyebutnya sang putri kecil yang selalu disayanginya.

Usia 22, dia memberi cincin berlian yang dirancangnya sendiri. Katanya, sekarang usia legal untuk menikah dan setiap tahun dia akan melamarnya, sampai Yvonne bersedia menikah dengannya.

....

Yvonne mengemas semua hadiah itu tanpa sedikit pun rasa nostalgia, lalu memasangnya di toko online. Semuanya dijual seharga 20 ribu rupiah, dengan ongkir gratis.

Barang-barang bernilai miliaran itu langsung habis diborong dalam waktu singkat.

Setelah kurir datang dan mengambil semua paket, Yvonne hendak naik ke kamar untuk beristirahat. Namun, di saat itu juga ....

Pintu rumah tiba-tiba terbuka keras.

Cedric menerobos masuk dalam keadaan basah kuyup dan panik, suaranya bergetar saat mencengkeram tangan Yvonne. "Yvonne, apa maksudmu menjual semua hadiah yang kuberikan dengan harga 20 ribu?"
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Kenyataan Tak Seindah Bayangan   Bab 25

    Dalam keheningan, kenangan mereka berdua perlahan muncul di benak Joy, begitu nyata, begitu jelas.Saat usia 6 tahun, Cedric menggenggam tangannya erat dan berkata kepada orang tua Joy dengan tegas, "Kalau kalian nggak mau dia, biar aku yang jaga dia."Saat usia 16 tahun, Cedric memberanikan diri mengungkapkan perasaannya, mengatakan bahwa seumur hidupnya dia hanya akan mencintai Joy seorang.Saat usia 22 tahun, Cedric menggunakan dana miliaran demi melamarnya, memohon agar Joy tidak meninggalkannya, mengatakan bahwa dia bisa menjadi gila tanpa Joy.Namun saat usia 23 tahun, tepat menjelang hari pernikahan mereka, Cedric berselingkuh dengan Regina. Dia mulai berbohong dan mulai jarang pulang.Saat usia 24 tahun, tiga hari sebelum pernikahan mereka, Joy berpura-pura bunuh diri dengan melompat ke laut. Sejak hari itu, mereka tidak pernah bertemu lagi.Saat usia 25 tahun, mereka bertemu kembali, tetapi dalam jarak dunia yang telah terpisah oleh kehidupan dan kematian.Saat itu juga, keben

  • Kenyataan Tak Seindah Bayangan   Bab 24

    Saat Joy hendak bangkit setelah mematikan ponselnya, kepala pelayan tiba-tiba masuk ke ruangan dengan wajah canggung."Nona, di luar ada dua orang yang mengaku sebagai orang tua kandung Nona. Mereka ingin bertemu dengan Nona."Joy langsung menoleh. "Kamu bilang siapa yang mau menemuiku?"Setelah kepala pelayan menjelaskan secara rinci, Joy baru mengerti bahwa orang tua kandungnya yang telah bercerai sejak lama dan kini masing-masing sudah memiliki keluarga baru, ingin menemuinya.Setelah kejadian-kejadian menyakitkan itu dan Joy berpura-pura meninggal, barulah kedua orang tuanya teringat bahwa mereka pernah memiliki seorang putri. Namun, karena mengira dia sudah tiada, mereka pun tak pernah lagi berniat mencarinya.Kini setelah mendengar kabar dari kalangan sosial bahwa Joy masih hidup dan telah kembali ke Irmasia, mereka pun langsung ingin menemuinya.Joy mendengarkan semua itu tanpa menunjukkan reaksi apa pun. Justru Yosef yang melangkah mendekat, merangkul pinggangnya sambil berkata

  • Kenyataan Tak Seindah Bayangan   Bab 23

    Beberapa hari setelah kejadian itu, Cedric mengalami demam tinggi yang tak kunjung reda karena kehujanan. Dia terus-menerus memanggil nama Yvonne.Di sampingnya, Regina duduk dengan ekspresi datar tanpa bergerak sedikit pun, hanya menatapnya dalam diam.Sejak dirinya dihujat karena dianggap sebagai pelakor hingga harus melahirkan dalam kondisi sulit, lalu terjatuh bersama Cedric di tangga dan koma hingga melewatkan kesempatan terakhir bertemu anaknya, cinta yang dulu dimiliki untuk Cedric telah lama lenyap. Yang tersisa hanyalah kebencian dan keputusasaan.Regina sangat sadar bahwa hidupnya menjadi seperti ini karena pria di depannya. Namun, dia juga tahu betul dirinya telah kehilangan kemampuan untuk hidup mandiri karena dimanjakan oleh Cedric selama bertahun-tahun lalu.Dia tidak bisa meninggalkan Cedric. Jika suatu saat dia benar-benar ditinggalkan, dia tidak akan bisa bertahan. Tidak ada satu pun yang mau mempekerjakan wanita dengan reputasi seburuk dirinya.Satu-satunya hal yang b

  • Kenyataan Tak Seindah Bayangan   Bab 22

    Akhirnya, Yosef bukan hanya membeli set perhiasan bintang yang dipilih oleh Joy, tetapi membeli semua set lainnya.Saat Joy menarik tangannya untuk mengatakan sesuatu, Yosef malah menciumnya. "Joy, selama kamu bahagia, berapa pun uang yang harus kukeluarkan, aku rela."Joy mendongak menatapnya. Di mata Yosef, hanya ada dirinya dan tidak ada yang lain.Setelah hubungan mereka mulai stabil, Joy akhirnya setuju untuk ikut Yosef kembali ke tanah air, menemui keluarga dan teman-temannya di sana.Sejak turun dari pesawat hingga tiba di rumah Keluarga Cempaka, hanya keluarga Yosef dan beberapa teman dekatnya yang tahu bahwa Joy kembali ke negeri ini.Yosef menjaga Joy dengan sangat hati-hati. Selain keluarga dan teman-teman Yosef, Joy tidak bertemu siapa pun. Makanya, dia tidak tahu Cedric berdiri di luar rumah Keluarga Cempaka, menunggu semalaman di bawah hujan.Cedric tahu tentang kepulangan Yvonne secara tidak sengaja. Dia mendengarnya saat Stefan berbicara dengan kepala pelayan.Beberapa

  • Kenyataan Tak Seindah Bayangan   Bab 21

    Setelah dibujuk Yosef, Joy pun tidak lagi memikirkan Cedric.Sekarang ada satu hal lain yang jauh lebih rumit. Yosef yang sedang mabuk akhirnya mengungkapkan perasaannya, bahkan menciumnya saat mabuk.Karena Joy juga sedang mabuk, dia tidak sempat menolak. Akhirnya, mereka berdua semakin larut dalam kelembutan.Setelahnya, Joy berniat bersikap seolah-olah tidak ada yang terjadi. Toh mereka berdua sama-sama dewasa.Namun, Yosef malah bersikap seperti anak kecil, merengek dan meminta pertanggungjawaban dari Joy.Melihat Yosef yang menatapnya penuh rasa sedih, Joy pun akhirnya luluh dan mengangguk pelan.Joy menepuk pipinya sendiri dengan lengan yang penuh bekas ciuman. Kok bisa dia mengiakannya begitu saja? Ya ampun.Yosef yang berada di belakangnya mendengar gerakannya. Dia meraih tubuh Joy ke dalam pelukan. Suara rendah dan seraknya terdengar di telinganya. "Sayang, tidur sebentar lagi ya."Selama beberapa hari setelahnya, Joy nyaris tidak pernah menapakkan kaki ke lantai. Ke mana pun

  • Kenyataan Tak Seindah Bayangan   Bab 20

    Yosef tidak melanjutkan kata-katanya, hanya menepuk-nepuk punggung Joy dengan lembut untuk menenangkannya, berkata bahwa dia akan mengurus semuanya. Dia tidak akan membiarkan orang itu menemukannya.Joy menunduk. Semua yang ingin dia katakan kepada Cedric sudah diungkapkan pada hari dirinya memutuskan untuk bunuh diri.Dia tidak ingin melihatnya lagi, bahkan tidak mau mendengar penjelasannya. Selingkuh tetaplah selingkuh, tidak ada alasan yang bisa membenarkannya.Keduanya hanya duduk berdua di sofa, saling bersandar erat, menikmati ketenangan malam.Namun, di sisi lain, di sebuah rumah sakit di dalam negeri, suasana sedang kacau balau. Cedric yang kakinya belum benar-benar pulih, memaksa bangkit dan melawan para pengawal. Dia bersikeras ingin pergi ke Selarda untuk mencari Yvonne.Sejak Yvonne "meninggal", hatinya tak pernah benar-benar menerima kenyataan itu. Meskipun dia melihat jasad Yvonne, menaburkan abu kremasi Yvonne ke laut, ada keyakinan kuat dalam dirinya bahwa Yvonne tidak

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status