Share

Bab 3

Penulis: Tempura
Regina mengeluarkan beberapa lembar uang merah dari dalam tasnya dan menyelipkannya ke saku dada pelayan dengan santai. Lalu, sambil melemparkan senyum menggoda, dia langsung duduk di sebelah Cedric tanpa menunggu reaksi pelayan yang masih kebingungan.

Orang-orang yang melihat adegan itu langsung terkejut dan menarik napas dalam-dalam. Mereka mulai berbisik penasaran.

"Si selebgram itu nekat sekali, berani-beraninya duduk di sebelah Pak Cedric."

"Dia nggak takut di-blacklist sama Cedric?"

"Eh, jangan asal bicara. Kamu tahu apa? Kabarnya dia punya backing orang besar. Lihat saja waktu live streaming, satu ruangan penuh dengan perhiasan dan tas bermerek!"

....

Yvonne yang awalnya hendak mengalihkan pandangannya, malah melihat pemandangan yang membuat darahnya mendidih. Regina menarik tangan Cedric dan meletakkannya ke bawah roknya.

Tangan Cedric seketika menegang. Secara refleks, dia hendak menarik tangannya kembali, tapi Regina hanya tersenyum manja sambil menekan tangannya, lalu sedikit menggoyangkan tubuhnya.

Akhirnya, Cedric diam. Tangannya tidak jadi ditarik.

Yvonne segera menoleh tajam ke arah lain dan berusaha sekuat tenaga menahan tangannya yang mulai gemetar.

Sepanjang sisa acara, Yvonne tidak lagi fokus. Namun, ketika barang terakhir dan paling ditunggu dalam lelang muncul, suara heboh dan decak kagum dari sekitar menariknya kembali dari rasa sakit yang menggerogotinya.

Yvonne menatap ke depan dan melihat sebuah kalung yang berkilauan, tergeletak di atas kain beludru.

Sang juru lelang sedang menjelaskan penuh semangat tentang asal-usul kalung itu. Konon, kalung itu merupakan favorit Ratu dan melambangkan cinta yang setia dan abadi.

Mungkin karena menyadari Yvonne tertarik pada kalung tersebut, Cedric langsung mengangkat papan lelang tanpa ragu.

"Dua puluh miliar!"

Namun tak lama kemudian, terdengar suara wanita dari sebelahnya, "Enam puluh miliar!"

Cedric menoleh tajam dan mendapati Regina juga mengangkat papan nomornya. Saat merasakan tatapan kesal dari Cedric, dia hanya membalas dengan senyum genit yang penuh rayuan.

"Maaf ya, Pak Cedric. Pacarku juga sangat mencintaiku, jadi dia juga ingin menghadiahkan kalung ini untukku."

Wajah Cedric langsung tampak muram. "Seratus miliar!"

"Dua ratus miliar!"

"Tiga ratus miliar!"

....

Akhirnya, Cedric memberi isyarat tangan khusus. Juru lelang di depan sontak memukul palu dengan semangat.

"Nyalakan lentera langit! Pak Cedric menyalakan lentera langit!"

"Selamat kepada Pak Cedric yang berhasil memenangkan 'Hati Cinta Sejati'!"

Tepuk tangan yang meriah meledak di seluruh ruangan saat itu. Cedric menarik kembali tangannya dengan tenang, lalu mengecup lembut pipi Yvonne yang duduk di sampingnya.

"Sayang, tunggu aku di sini ya. Aku ambil kalungnya untukmu."

Yvonne hanya menatapnya saat dia berdiri dan berjalan pergi. Tak lama kemudian, Regina juga ikut berdiri dan menatap Yvonne dengan pandangan yang penuh makna.

Setelah semua orang pergi dan ruangan kembali sunyi, Yvonne baru melepaskan genggaman erat di tangannya sendiri. Kuku-kukunya menancap dalam ke telapak tangan, hingga meneteskan darah.

Namun, dia seakan-akan tidak merasakan sakitnya sama sekali. Dia berdiri dan berjalan keluar dari ruangan.

Layar ponselnya yang belum mati masih menyala, memperlihatkan sebuah pesan yang sudah terbaca.

[ Basemen parkir bawah tanah. ]

Mungkin karena semua tamu sudah pergi, tempat parkir itu tampak kosong dan hanya ada satu mobil Maybach yang terparkir.

Setiap kali seseorang mencoba mendekat, seorang sopir muda yang berdiri di kejauhan akan menyuruh mereka pergi secara halus.

Jadi, tidak ada yang tahu bahwa mobil itu sedang bergoyang pelan.

Suara napas seorang wanita yang berat dan erangan pria terdengar jelas di telinga Yvonne. Semua kekuatannya seolah-olah lenyap seketika. Dia jatuh bersandar pada tiang dengan tubuh gemetaran, tetapi tatapannya memandang lurus ke arah mobil itu.

Pintu belakang mobil terbuka lebar. Di dalamnya, terlihat dua sosok tubuh yang sedang bergumul tanpa mengenakan sehelai benang pun. Kaki Regina melingkar erat di pinggang ramping Cedric dan tubuhnya bergetar dengan suara tersedu.

"Yang pelan, Tuan .... Kelinci kecil nggak kuat lagi ...."

Mata Cedric tampak gelap dan dingin. "Bukankah ini yang kamu minta? Mau sekeras apa pun, kamu harus tahan."

Usai bicara, dia kembali mengerang pelan dan merangkul erat pinggang Regina.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kenyataan Tak Seindah Bayangan   Bab 25

    Dalam keheningan, kenangan mereka berdua perlahan muncul di benak Joy, begitu nyata, begitu jelas.Saat usia 6 tahun, Cedric menggenggam tangannya erat dan berkata kepada orang tua Joy dengan tegas, "Kalau kalian nggak mau dia, biar aku yang jaga dia."Saat usia 16 tahun, Cedric memberanikan diri mengungkapkan perasaannya, mengatakan bahwa seumur hidupnya dia hanya akan mencintai Joy seorang.Saat usia 22 tahun, Cedric menggunakan dana miliaran demi melamarnya, memohon agar Joy tidak meninggalkannya, mengatakan bahwa dia bisa menjadi gila tanpa Joy.Namun saat usia 23 tahun, tepat menjelang hari pernikahan mereka, Cedric berselingkuh dengan Regina. Dia mulai berbohong dan mulai jarang pulang.Saat usia 24 tahun, tiga hari sebelum pernikahan mereka, Joy berpura-pura bunuh diri dengan melompat ke laut. Sejak hari itu, mereka tidak pernah bertemu lagi.Saat usia 25 tahun, mereka bertemu kembali, tetapi dalam jarak dunia yang telah terpisah oleh kehidupan dan kematian.Saat itu juga, keben

  • Kenyataan Tak Seindah Bayangan   Bab 24

    Saat Joy hendak bangkit setelah mematikan ponselnya, kepala pelayan tiba-tiba masuk ke ruangan dengan wajah canggung."Nona, di luar ada dua orang yang mengaku sebagai orang tua kandung Nona. Mereka ingin bertemu dengan Nona."Joy langsung menoleh. "Kamu bilang siapa yang mau menemuiku?"Setelah kepala pelayan menjelaskan secara rinci, Joy baru mengerti bahwa orang tua kandungnya yang telah bercerai sejak lama dan kini masing-masing sudah memiliki keluarga baru, ingin menemuinya.Setelah kejadian-kejadian menyakitkan itu dan Joy berpura-pura meninggal, barulah kedua orang tuanya teringat bahwa mereka pernah memiliki seorang putri. Namun, karena mengira dia sudah tiada, mereka pun tak pernah lagi berniat mencarinya.Kini setelah mendengar kabar dari kalangan sosial bahwa Joy masih hidup dan telah kembali ke Irmasia, mereka pun langsung ingin menemuinya.Joy mendengarkan semua itu tanpa menunjukkan reaksi apa pun. Justru Yosef yang melangkah mendekat, merangkul pinggangnya sambil berkata

  • Kenyataan Tak Seindah Bayangan   Bab 23

    Beberapa hari setelah kejadian itu, Cedric mengalami demam tinggi yang tak kunjung reda karena kehujanan. Dia terus-menerus memanggil nama Yvonne.Di sampingnya, Regina duduk dengan ekspresi datar tanpa bergerak sedikit pun, hanya menatapnya dalam diam.Sejak dirinya dihujat karena dianggap sebagai pelakor hingga harus melahirkan dalam kondisi sulit, lalu terjatuh bersama Cedric di tangga dan koma hingga melewatkan kesempatan terakhir bertemu anaknya, cinta yang dulu dimiliki untuk Cedric telah lama lenyap. Yang tersisa hanyalah kebencian dan keputusasaan.Regina sangat sadar bahwa hidupnya menjadi seperti ini karena pria di depannya. Namun, dia juga tahu betul dirinya telah kehilangan kemampuan untuk hidup mandiri karena dimanjakan oleh Cedric selama bertahun-tahun lalu.Dia tidak bisa meninggalkan Cedric. Jika suatu saat dia benar-benar ditinggalkan, dia tidak akan bisa bertahan. Tidak ada satu pun yang mau mempekerjakan wanita dengan reputasi seburuk dirinya.Satu-satunya hal yang b

  • Kenyataan Tak Seindah Bayangan   Bab 22

    Akhirnya, Yosef bukan hanya membeli set perhiasan bintang yang dipilih oleh Joy, tetapi membeli semua set lainnya.Saat Joy menarik tangannya untuk mengatakan sesuatu, Yosef malah menciumnya. "Joy, selama kamu bahagia, berapa pun uang yang harus kukeluarkan, aku rela."Joy mendongak menatapnya. Di mata Yosef, hanya ada dirinya dan tidak ada yang lain.Setelah hubungan mereka mulai stabil, Joy akhirnya setuju untuk ikut Yosef kembali ke tanah air, menemui keluarga dan teman-temannya di sana.Sejak turun dari pesawat hingga tiba di rumah Keluarga Cempaka, hanya keluarga Yosef dan beberapa teman dekatnya yang tahu bahwa Joy kembali ke negeri ini.Yosef menjaga Joy dengan sangat hati-hati. Selain keluarga dan teman-teman Yosef, Joy tidak bertemu siapa pun. Makanya, dia tidak tahu Cedric berdiri di luar rumah Keluarga Cempaka, menunggu semalaman di bawah hujan.Cedric tahu tentang kepulangan Yvonne secara tidak sengaja. Dia mendengarnya saat Stefan berbicara dengan kepala pelayan.Beberapa

  • Kenyataan Tak Seindah Bayangan   Bab 21

    Setelah dibujuk Yosef, Joy pun tidak lagi memikirkan Cedric.Sekarang ada satu hal lain yang jauh lebih rumit. Yosef yang sedang mabuk akhirnya mengungkapkan perasaannya, bahkan menciumnya saat mabuk.Karena Joy juga sedang mabuk, dia tidak sempat menolak. Akhirnya, mereka berdua semakin larut dalam kelembutan.Setelahnya, Joy berniat bersikap seolah-olah tidak ada yang terjadi. Toh mereka berdua sama-sama dewasa.Namun, Yosef malah bersikap seperti anak kecil, merengek dan meminta pertanggungjawaban dari Joy.Melihat Yosef yang menatapnya penuh rasa sedih, Joy pun akhirnya luluh dan mengangguk pelan.Joy menepuk pipinya sendiri dengan lengan yang penuh bekas ciuman. Kok bisa dia mengiakannya begitu saja? Ya ampun.Yosef yang berada di belakangnya mendengar gerakannya. Dia meraih tubuh Joy ke dalam pelukan. Suara rendah dan seraknya terdengar di telinganya. "Sayang, tidur sebentar lagi ya."Selama beberapa hari setelahnya, Joy nyaris tidak pernah menapakkan kaki ke lantai. Ke mana pun

  • Kenyataan Tak Seindah Bayangan   Bab 20

    Yosef tidak melanjutkan kata-katanya, hanya menepuk-nepuk punggung Joy dengan lembut untuk menenangkannya, berkata bahwa dia akan mengurus semuanya. Dia tidak akan membiarkan orang itu menemukannya.Joy menunduk. Semua yang ingin dia katakan kepada Cedric sudah diungkapkan pada hari dirinya memutuskan untuk bunuh diri.Dia tidak ingin melihatnya lagi, bahkan tidak mau mendengar penjelasannya. Selingkuh tetaplah selingkuh, tidak ada alasan yang bisa membenarkannya.Keduanya hanya duduk berdua di sofa, saling bersandar erat, menikmati ketenangan malam.Namun, di sisi lain, di sebuah rumah sakit di dalam negeri, suasana sedang kacau balau. Cedric yang kakinya belum benar-benar pulih, memaksa bangkit dan melawan para pengawal. Dia bersikeras ingin pergi ke Selarda untuk mencari Yvonne.Sejak Yvonne "meninggal", hatinya tak pernah benar-benar menerima kenyataan itu. Meskipun dia melihat jasad Yvonne, menaburkan abu kremasi Yvonne ke laut, ada keyakinan kuat dalam dirinya bahwa Yvonne tidak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status