Home / Romansa / Kepolosanku Direnggut / Hidup susah? Apa bahagia?

Share

Hidup susah? Apa bahagia?

Author: RidaPrilia
last update Last Updated: 2021-05-22 19:37:47

Nis lu pulang sama siapa?” tanya Rain.

“Oh, gw pulang sama kaka perempuan gw, btw dia sekolah disini juga, terus udah kelas 3 juga.”

“Ha? Lu punya kakak Rain? Kakak kandung?

“Gw anak pertama, dia kakak ponakkan gw Rain.”

“Oh, yaudah ayok kita pulang, nanti lu di tungguin sama kakak lu. Btw gw boleh minta pin BBM lu enggak Nis?”

“Boleh kok, sini gw invite pin lu.”

Setelah itu mereka menuju parkiran untuk pulang. Nisa menghampiri kaka perempuannya, untuk pulang dikarenakan langit mendung.

“Ayo kak, pulang. Udah sore loh.”

“Eh gimana Nis? sama temenmu? Gimana sekolah hari ini?”

Nanti aja aku jawab di rumah, yaudah yuk mending pulang dulu.

Setelah itu Nisa dan Celin mengendarai sepeda motornya. Jarak rumah dan sekolah Celin lumayan jauh. Bensin 1 liter saja bisa hampir 3hari.

“Nis, nanti aku minta tolong sama kamu ya. Bantu beberes rumah Nis.”

“Iya Kak, tenang aja.”

Sambil menuju perjalanan pulang, tidak ada komunikasi antara mereka. Dikarenakan hampir hujan dan sepeda motor dijalanan pada kebut-kebut tan.

Hampir 20 menit. Akhirnya sampai tujuan, rumah unik yang terbuat dari rancangan bambu. Latar dalam rumah yang bertema tanah alami. Lalu di barengi latar luar yang penuh dengan tumbuhan. berbagai macam tumbuhan, buah jeruk, kelengkeng, dah sayur bayam pun ada. Jelas mereka semua tumbuh karena didataran tinggi.

“Ayo kak, masuk. Udah sore terus mau hujan.”

“Iya sebentar dulu masukin motor nih. Oh ya nis, kalo mau mandi kamar mandinya diluar Nis bagian belakang.” Celine menjelaskan kondisi rumah tersebut.

“Iya udah tau aku. Kak? Airnya di kendi coklat buat mandi udah ada belom”

“Yah, maaf banget. Disini kekurangan air Nis, jadi kalo mau mandi bisa ke sodara rumah bawah. Atau di tempat temanku bisa kok. Oh ya atau enggak bisa dirumah mbah wiji noh samping rumah.”

“Kan kakak belom mandi nih, mending mandi yuk. Biasanya kakak mandi dimana? Aku ngikut aja.”

“Oh, biasanya aku mandi di tempat temanku namanya syafa. Aku jelasin yah, kita orang desa jadi namanya berbagi itu udah biasa, engga ada yang namanya gengsi-gengsi an.”

“Eum, oke aku paham. Yaudah ayo kan udah ganti baju nih, habis itu kita mandi.”

Nisa harus beradaptasi di tempat ini. Bagaimana tidak kaget, anak muasal dari kota ternama tiba-tiba pindah ke desa. Dan harus melewati lika-liku yang ada disini, tidak lama Nisa bertahan dirumah budenya, cukup setahun untuk Nisa. Dikarenakan orang tuanya sudah pindah secara langsung.

“Oke, gw gaboleh jadi anak manja. Mungkin mama sama ayah, mindahin gw kesini untuk belajar artinya bersyukur, kerja keras dan harus terima, bahwa hidup ada diatas maupun dibawah.” gumam hati Nisa.

“Yaudah ayo mandi, nanti keburu hujan loh. Oh ya cuman mau jelasin ya, kamar mandinya ditutup dengan rancangan bambu juga, tapi tubuhmu gabakal keliatan kok, paling ada 3meteran, tenang aja. Gabakal ada orang ngintip.”

“Iya kak, nanti bakal tau sendiri kok.”

“Disini yang punya sumur hanya ada orang 1 tapi kan bagian 5 rumah. Nisa tau sendiri kan? Rumah desa mana ada yang berdempetan, adanya dipisahin sama sebatas kebun jagung, dan pohon jati.”

“Mandi sendiri pun, kadang nunggu turun hujan dulu.”

Sambil berjalan menuju ke tempat syafa, Celin tak berhenti habis memberi informasi kepada Nisa tentang disini.

Agar tahu, Nisa bisa betah disini atau tidak. Mungkin dia akan butuh beradaptasi lama, untuk mengenal tempat barunya.

Nisa yang kemana-kemana naik motor/mobil. Sekarang pun haru berjalan kaki, Nisa yang biasanya mandi dengan busa sabun, sekarang cukup sabunan untuk mandi, dikarenakan bergantian dengan orang-orang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kepolosanku Direnggut   Nisa 29

    Nisa memberhentikan langkah kakinya menuju pintu depan. Ia langsung menoleh ke arah yang memanggil."Pak Ramli manggil saya? Ada apa ya pak""Em, gapapa saya hanya reflek manggil kamu. Maaf ya, yaudah silahkan lanjut lagi ke kelas" pak Ramli menggaruk tengkuknya yg tak gatal, yang sedang salah tingkah."Oh,iya pak permisi." Nisa langsung menuju kelas tanpa aba-abaSetiba Nisa didepan pintu kelas semua murid tertuju pada Nisa. Tatapan yang tak mengenakkan dan sinis, apalagi belum dengan cibirannya.Nisa acuh tak acuh, menuju tempat duduk yang dimana tepat disamping rain.Ia hanya duduk nun

  • Kepolosanku Direnggut   Nisa 28

    Ketua kelas langsung berdiri dari bangku, ia langsung menarik kertas-kertas teman-temannya, ia tidak peduli rengekkan teman-temannya bahwa ada yang belom selesai.Tidak butuh waktu lama semua sudah terkumpul. Meskipun sebagian ada yang belom mengerjakan."Hitung jumlahnya ada berapa, dan siapa yang belom mengumpulkan, tulis di kertas merah ini!" Suara berat nan tegas itu membuat siswa diem ditempat tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.Waktu hampir 2menit untuk mengoreksi yang sudah mengumpulkan."Pak sudah selesai semua" ketua kelas mengangkat tangan, dan menuju meja guru sangngar itu."Baik anak-anak semua jumlah dari si

  • Kepolosanku Direnggut   Nisa 27

    Sesampai sekolah chellyn dan Nisa langsung masuk kelas, dikarenakan bel sudah berbunyi."Kak aku duluan, Babay." Nisa langsung menuju kelas bawah.Disaat Nisa menuju kelasnya, Nisa tak sengaja berpapasan dengan pria itu lagi? Nisa tak menggubris laki-laki itu. Ia harus cepat-cepat menuju kelas."Ya ampun akhirnya sampai" gumam hati Nisa.Nisa memasuki kelas yang tadinya rame menjadi sepi. Ia menuju bangku belakang, untuk duduk dan menghampiri teman gesreknya."Tumben, lu Nis telat?" Sapa Maudy."Eh, iya dy. Hehe ga sengaja telat."

  • Kepolosanku Direnggut   Nisa 26

    Malam berganti pagi, ayam berkokok menguatkan Indra pendengaran agar sang empu bangun. Kringgggg… kringgg. Jam alarm Nisa berbunyi keras, sampai-sampai Nisa kaget dari tidurnya. "Ya, ampun masih jam 5 ternyata, Masi ada waktu buat tidur lagi. Sebelum tidur mending sholat dulu deh." Lalu Nisa menuruni kasur dan menuju kamar mandi, untuk mengambil air di bilik, yang hanya tersisa sedikit, lalu melaksanakan kewajiban. Hampir 5 menit, nisa sangat khusyuk. Tidak lupa setelah sholat berdoa kepada sang pencipta. Agar doa-doanya dikabulkan. "Aamiin." Setelah selesai sholat, mata dan pikiran sedikit tenang. Ia ingin melanjutkan tidur, tetapi tidak bisa.

  • Kepolosanku Direnggut   Nisa 25

    Akhirnya selesai juga, dan dimana saatnya gw ngelanjutin tugas gw yang se Abrek ini."Lalu Nisa keluar dari dapur dan menuju kamar, lalu belajar diruang tamu, yang beralas tikar."Dek, udah selesai kamu?""Udah kak, tenang aja ya. Semua udah aku beresin, oh, iya aku mau ngerjain tugas dulu ya.""Yaudah kerjain fokus ya, jangan Ampe salah."Nisa mengeluarkan buku-buku yang harus Nisa kerjakan. Sebelum melanjutkan niugas, Nisa menmbuka ponsel tersebut, ada beberapa pesan yang tak dikenal entah itu siapa.Nisa membuka pesan dari rain, rain menanyakan tugas dan menceritakan sesu

  • Kepolosanku Direnggut   Nisa 24

    Tak disangka dari kejauhan tampak pasukan dan teman se Geng nya. Rambut hitam campur coklat dan sedikit ikal di ujung rambut, berkulit kuning langsat ditambah jalan seperti model. Tubuh ramping dan sedikit berisi itu menggiurkan mata untuk menatap lama.Siapalagi kalo bukan Chellyn dan teman-temannya."Puji Tuhan, cantik banget ciptaan mu ini." Siapalagi kalo bukan Vina.Semua mata ber arah pada chellyn dan se Geng nya, kecuali Tasya. Ia tidak peduli sedikit pun, melirik pun sekilas."Haii Nisa, gimana udah selesai kerja kelompoknya?" Kak chellyn menghampiri dan duduk disamping Nisa. Wangi parfum vanila yang semerbak di Indra penciuman."Oh,

  • Kepolosanku Direnggut   Nisa 23

    "Nis, kamu ga mau ikut belajar kelompok? Coba tanya ka chellyn deh." Rain membujuk Nisa agar ia membantu teman-temannya."Sebentar gw telepon dulu ya." Lalu Rain mengeluarkan benda pipih berlogo Apple itu dari saku tas, ia menelepon chhelyn."Halo kak? Nisa minta waktu satu jamnya boleh gak kak? Nisa ada belajar kelompok ni, di bawah pohon beringin dibelakang kelas Nisa ""Satu jam? Boleh kok sayang, Nisa belajar yang giat. Kakak samperin kesana ya biar kakak bantu " terdengar suara chellyn dari sebrang telpon sana."Okey, kak Nisa tungguin ya. Babay chellyn cantik."Setelah tutup telepon, nisa menghampiri temannya di lapangan tersebut."Gimana Nis? B

  • Kepolosanku Direnggut   Nisa 22

    "Saya disini tidak mau bertele-tele lama. Saya menugaskan kalian, kalian belajar dengan giat dan memahami materi yang saya berikan selama pelajaran Minggu lalu ya? Kalo kalian tidak bisa mungkin bisa bertanya dengan saya yang ganteng ini" tampak Pede dan mengibaskan rambut pirang itu, lalu menyipitkan mata sebelah kiri bisa dibilang Mata genit. Semua terkekeh kecil, ulah guru yang dihadapan nya membuat bibir melengkung ke atas. "Haish- gw bingung Banget ah." Dengus gatha, yang berdampingan dengan nisa. "Hei Nisa, kan kamu anak kota nih pasti tau dong bahasa Inggris, sekiranya ya paham lah. Tolong ajarin dong?" Gatha mencolek kaki nisa dengan sepatu nya. "Hmm, kamu yang gapaham bagian mananya tha?" "Nih,bagian

  • Kepolosanku Direnggut   Nisa 21

    Semua menuju kelas masing-masing. Rain-nisa menuju Utara dan Vina dengan yang lainnya menuju barat.Sembari menunggu pelajaran berlanjut, semua murid menyiapkan buku untuk disetor kepada guru mapel. Sebagian mengerjakan dengan deadline, sebagian tenang karena sudah selesai, dan ssbagian acuh tak acuh.Unik ternyata sifat manusia, kita tidak bisa memaksakan, apa yang harus kita paksakan. Bila butuh ya, dikejar kalo tidak ya Itu urusan mereka. Toh, yang menentukan nasib dia dan tuhan.Selagi masi ada otak, tenaga, dan badan sehat. seharusnya kudu bisa menyeimbangi lawanmu. Entah itu manusia, masa depan atau bisa jadi musuh. Apalagi berhadapan dengan ajal?Maka dari itu kita, harus siap sejak dini. Me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status