Share

21. Tidak Sengaja Bertemu

Lintang gugup melepas tangan Rani sedikit membanting ke bawah. Bapak hanya membatin tidak berani bertanya lebih jauh. Sekali lagi merasa bukan ranahnya.

"Bukan apa-apa. Ran, aku pamit dulu, ya? Aku bakal kangen banget sama kamu, Ran." Lintang mengecup pipi kanan kiri sahabatnya lalu berlalu begitu saja.

"Lintang, gak pamit sama Bapak?" tanya Bapak mengikuti dari belakang.

"Lihat temanmu itu! Kayak gitu kamu jadikan teman? Heran aku sama kamu." Adi bergidik seraya memasukkan barang ke dalam mobil yang sudah dipesan.

Rani cuek dan tidak merespon suami. Melewati sangat acuh mengejar sahabatnya yang sudah mulai menaiki sepeda.

"Lintang! Tunggu!"

"Iya, ada apa?"

Bapak ikut bingung menoleh ke belakang. Sementara Adi membuang muka sangat jengkel dan masih belum bisa menerima disindir habis-habisan.

"Dasar, perempuan kurang ajar! Pantas saja cerai," batin Adi tidak sadar tangan mengepal.

"Lin, aku ada bingkisan permen buat anakmu. Tolong kasihkan, ya? Pasti nanti senang sekali." Rani melet
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status