Share

20. Sindiran Pedas

"Bilang kok, Pak. Kok kaget sih, Pak?" Rani ikut bingung.

"Kasihan kalau sampai terlambat. Kamu udah perjalanan pulang ke Jakarta dan dia di sini sama siapa nanti?" kekeh Bapak.

"Ih, Bapak. Pasti selalu godain aku. Ran, Bapak mulai iseng nih."

Rani merapikan hijab lalu mengambil tas yang sudah disiapkan di kamar. Hati sangat gelisah menanti kehadiran suami. Entah Adi akan bersikap baik atau sebaliknya.

"Lintang, ayo masuk ke kamar! Sebentar ya, Pak?" Rani menarik tangan sahabatnya hingga hampir terjatuh.

Senyuman mengembang di wajah lintang. Melambaikan tangan ke Bapak sedikit menunduk. Lintang dari dulu juga sangat dekat dengan Bapak Rani. Bahkan, terkadang menginap di rumah Rani tidak hanya sehari atau dua hari.

Dari kecil hanya tinggal bersama kakek dan nenek. Bisa bertemu Rani membuat Lintang bahagia bisa mengenal sosok seorang Bapak lagi.

"Ran, suamimu sampai mana?" tanya Lintang sangat pelan. Tidak enak kalau Bapak sampai dengar.

"Perkiraan sudah mendarat di bandara. Jarak banda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status