Berlatar belakang 2030
Setelah perang besar berlalu dengan semua kepentingan elit politik dalam rangka menghentikan pergerakan pasukan revolusi yang mulai mengganggu kepentingan para elit global
Semua kepalsuan ini semakin tampak jelas, bukan tidak terlihat tetapi semua terbungkam oleh kekuasaan yang mencengkeram cukup dalam, pemerintahan dinegara negara berkembang tidak mampu untuk mengelak dari arus besar yang mendorong mereka mematuhi semua aturan yang dibuat, semua tipuan ini tampak sangat menekan kalangan bawah dan semakin membuat sulit semua orang yang identik dengan kemiskinan
Usaha pasukan revolusi seperti kerayon yang ditoreh ke tembok dengan keras dan mematahkannya ditengah tengah torehannya, Kerayon itu seperti tampa arti, mereka terbuang dan tersingkirkan oleh kekuatan besar dengan mudahnya, dengan semua pengorbanan ini belum juga mampu menghentikan kekuasaan yang mencengkram negara mereka, sama seperti negara negara lain yang berusaha lepaskan dari tekanan itu, mereka dengan mudah dipatah dan terlihat tidak berarti, bukan hanya serangan fisik, mereka juga mempropaganda kenyataan seakan akan pasukan revolusilah yang bersalah atas semua kejadian perang ini, kejahatan mereka tidak cuma sampai disitu, mereka menciptakan pasukan hitam, agar membuat ketakutan dimasyarakat pada umumnya untuk melawan arus atau pun memberontak.
Perang telah berlalu, dan tidak ada kata lagi yang mungkin bisa dikatakan kecuali kesakitan yang banyak, kesakitan ini adalah luka yang cukup untuk membuat orang banyak belajar tidak ada gunanya berusaha, karna hasil akhirnya kekuatan uanglah yang menghancurkan semuanya
Disebuah kota yang hancur akibat peperangan besar itu, puing dan selongsong peluru berbaur jadi satu, membungkus semua kesakitan mereka, asap tebal membung bung tinggi, tampaknya kesedihan yang mendalam meliputi sisa sisa keluarga yang masih hidup diantara mereka, ada anak yang menjadi yatim dan istri menjadi janda akibat perang besar ini, seakan mereka hanya menunggu kematian itu datang, kerusakan cukup parah terjadi salah satu didistrik, ya itu distrik aya sofia, disana terlihat Dua orang anak kecil, si kaka laki laki dan adiknya perempuan yang sedang meratapi keadaanya, si kaka sedang mengais ngasi sampah bekas perang, tumpukan puing puing itu dipilah satu persatu, berharap ada asa yang bisa dipertahankan, cukup sebuah makanan yang bisa mereka masukan kedalam perut kecil mereka, itu sudah sangat membuat mereka merasa beruntung, disisi lain sang adik yang menangis tak berhenti, menanyakan dimana orang tua nya
" ka mana mamah ka, papah juga mana ka, aku gak mau disini terus, aku mau ketemu mereka "ujar bocah kecil itu sambil mengucak matanya yang terus mengeluarkan air mata
"Sabar ya de, kaka juga gak tau dimana mereka, yang paling penting hari ini kita dapat makan itu sudah lebih dari cukup "" ujar kaka laki laki itu dengan lembut, sambil memeluk sang adik yg terus menangis
"" mamah dimana mamah" tangisnya semakin menjadi
Dalam hati si kaka, bingung, dimana mamahnya dan papahnya yang hilang tidak ada kabar, sedangkan kakanya yang paling tua sudah lebih dulu meninggalkan keluarga itu, ikut berjuang dengan pasukan revolusi
Dan si kaka berusaha menenangkan adiknya, tangis sang adik dan perut yang lapar itu sudah cukup membuat mereka merasakan betapa pahitnya hidup diusia muda mereka
"" De kaka akan berusaha menjaga kamu, apapun itu yang terjadi, kaka gak akan meninggalkan kamu, sabar ya sayang "" sambil memeluk adiknya
Diusia mereka yang masih sangat kecil, mereka harus menerima semua kepahitan ini, akibat keserakahan orang orang besar yang ingin mendapatkan semua tampa memikirkan keseimbangan tatanan kehidupan, tapi ini lah hidup, semua harus tetep berjalan, meski terlihat tidak adil, tapi semua harus tetep berlanjut, walau sesakit apapun itu, walaupun tak sedikit ada dari sebagaian orang berfikir mungkin kematian itu jauh lebih baik
" Kamu " ujar levinia masih kaget dengan pria yang saat ini ada dihadapannya " Kenapa, aku semakin ganteng kan " ujar pria itu terdengar sangat akrab dengan levinia Levinia masih diam seribu kata " .. Ohh maaf ya, kamu kaget ya, aku muncul tiba tiba " ujar pria itu merasa khawatir karna levinia masih saja diam seribu bahasa Levinia menarik nafasnya guna mengurangi efek terkejut melihat pria yang sangat levinia kenal " kamu sedang apa disini " ujar levinia mencoba tenang, walau sejujurnya dia sedang merasakan pergolakan hati " aku sedang ada urusan bisnis disini, maaf ya aku tadi membuatmu terkejut " ujar pria itu masih dengan suara yang sangat akrab dengan levinia, levinia hanya sedikit melepas senyum walau sejujurnya dia sangat tidak ingin melakukannya Kamu sendiri sedang apa disini, bukannya kamu harusnya kamu ada leeds saat ini " tanya pria itu masih berusaha mencairkan keadaan, karna dia paham betul levinia itu orang yang seperti apa, dan dia tahu bentu kenapa levinia
Masa " ujar levinia, singkat dan membuat niki semakin kaget " Iya .. " niki terlihat sangat khawatir dengan kata katanya yang salah Terus kenapa dia peluk kamu sampai terlihat sangat mesra seperti itu, kamu mau ngalahin acara televisi drama romantis haa" ujar levinia semakin memojokan Niki memgambil minumnya dan meminumnya guna mengurangi kepanikan yang dia alami dan nikipun mulai bercerita " malam itu mulai gerimis dan memang sudah mau hujan ditambah lagi waktu sudah cukup larut untuk berteduh, aku mempercepat motorku agar kita tidak berteduh, karna itu akan membuat ku semakin lama berduaan bersama melani, dan pelukan itu sepertinya hanya reflek dari melani " ujar niki terlihat berusaha sangat serius guna mengurangi tekanan levinia, melihat wajah levinia sepertinya sudah mulai berubah ke arah lebih tenang " maaf kan aku ya, harus sedikit bohong " gumam niki dalam hati merasa bersalah Terlihat levinia masih ingin menanyakan banyak hal, tapi dia lebih memilih mengurungkan niatnya "
Beberapa kesempatan niki mencoba menghubungi kembali dan berfikir positif, tetapi masih saja nomer levinia belum bisa juga dihubungi, sampai waktu jam pulang kantorpun tiba, sangat banyak khawatir yang niki rasakan, walau pada awalnya di mencoba berfikir poaitif tetap saja tidak biasanya levinia menghilang selama ini dalam berkomunikasi dengan niki, dan tidak ada pilihan lain selain menunggu levinia sampai dia aktif kembali, sepulang kantor niki dan dyon sudah janjian untuk melakukan rutinitas santai mereka, sekedar ngobrol dan merokok, karna kecemasan hatinya cukup besar tarhadap levinia, tidak lama dari itu terlihat lilian hendak menuju tempat dimana mobilnya diparkir, karna mobil itu memang tidak terlalu jauh dari mereka berdua, maka ketiganya saling melihat, tatapan permusuhan terpancar dari lilian terkhusus terhadap niki, lalu lilian langsung masuk kemobilnya dan pergi meninggalkan mereka berdua tampa sepatah katapun " dia kenapa nik, kayanya kesel banget sama lo " tanya dyon sa
Dan benar saja apa yang dicurigai oleh Wilson, ternyata ada rencana busuk yang sedang mereka rencanakan " Tolong kirim semua rekaman cctv diruangan Denim kesaya, segera " ujar wilson sangat mendominasi Iya pak " ujar seorang pria yang memang bertanggung jawab dibidang itu Dan wilson langsung menelpon seseorang guna menghilangkan rumor buruk terhadap niki, karna kalo ini semua terus berlarut dan berita ini terus membesar terdengar oleh komite yang lain, ini akan sangat buruk untuk dirinya dan nikiWilson mengeluarkan handphonenya dan menghubungi seseorang yang memang ahli dibidang cyber, dan orang ini pun sangat terpercaya Deren tolong kekantor saya, ada beberapa hal yang harus kamu selesaikan, dan ingat ini misi khusus dari saya, jadi cukup kamu saja yang tahu " ujar wilson sangat mendominasi Siap pak " ujar deren langsung bergegas mempersiapkan peralatan kerjanya, bukan hal yang aneh bila kelompok atau keluarga kaya memiliki pasukan khusus sendiri yang memang mereka bayar dan dil
Kenapa, lo kaget lihat gue ada disini " ujar wanita itu terlihat sangat mendominasi, disisi niki terlihat memegang pipinya yang merah bekas tamparan yang telak mengenainya " lo udah bikin kesalahan sama orang yang salah nik, dan asal lo tahu gue adalah pemilik saham empat puluh persen dari perusahaan ini, karir lo udah abis hari ini nik " ujar lilian terus menguasai pembicaraan Tapi " niki mencoba menjelaskan, tetapi tangan lilian langsung menutup mulut niki " jangan buang buang tenaga lo nik, dan inget lo gak pantes buat levinia, jadi lebih baik lo sadar dari sekarang, lo bermain ditempat yang sangat berbahaya, " lilian lalu melepaskan bekapan nya dan pergi meninggalkan ruangan niki Disisi niki tidak bisa berkata kata, dia berjalan kekursinya, sambil mencari solusi agar masalah ini tidak meluas Handphone niki berbunyi " melani " niki mengangkatnya Halo mel " ujar niki membuka pembicaraan
Tapi " belum selesai niki langsung meletakan tangannya di bibir lembut melani Percaya sama aku ya, aku akan anter kamu pulang ya, anggap saja ini permintaan ku padamu " ujar niki masih dengan gaya Tenangnya Dan akhirnya niki mengantar melani untuk pulang, karna sangat berbahaya kalo memang dia harus menggunakan taksi, keduanya berjalan menyusuri indahnya malam " Aku nyerah, sepertinya memang ini yang terbaik buat kita berdua, rasa penyesalan ini perlahan harus aku mulai hilangkan, karna memang ini yang terbaik " gumam melani dalam hatinya, mengingat semua kenangan kenangan indah bersama niki, dan tampa sadar dia mulai memeluk erat niki Disisi niki yang merasakan pelukan melani semakin erat, dia paham apa yang melani sedang rasakan, dan nikipun memegang tangan melani yang sedang memeluknya **** Kembali kebianka yang sedang di taksi, sebuah telpon masuk kehandphonenya Waduh " wajah bianka terlihat panik Iya bu " ujar bianka mengangkat telpon itu dengan suara lembut Bagaim
Eh .. melani " ujar bianka yang juga agak bingung dengan kedatangan melani Masuk mel " ujar niki dari dalam terlihat sedang sibuk memasak, karna memang mereka sudah membuat janji, jadi niki tahu melani pasti akan datang Iya mel masuk " ujar bianka mempersilahkan melani masuk, walau pun didalam kepalanya banyak sekali pertanyaan yang mengganjal Dia ngapain ya kesini, ganggu aja sih " gumam bianka dalam hati senyum yang terlihat dipaksakan Sebentar ya mel, dikit lagi nih selesai " ujar niki masih sibuk dengan masakannya, karna memang niki sendiri sudah sangat berniat untuk masak, guna menyambut kedatangan melani Iya gak apa apa kok pak, santai aja " ujar melani duduk disofa penuh rasa canggung, disisi melani hampir sama dengan yang dirasakan bianka Kembali ke beberapa jam sebelumnya, saat niki hendak kembali setelah selesai dengan semua pekerjaannya " aduh akhirnya " ujar niki berjalan keluar kantor sambil m
Apaan sih dyon " terlihat wajah melani kaget dan berusaha mengelak Ya entah lo mau denger atau enggak, mending lo ngomong biar hati lo tenang, percaya deh lega banget rasanya, hasilnya lo akan tahu belakangan mel " ujar dyon terlihat paham betul keadaan melani, karna memang dyon pernah ada diposisi itu apaan sih loh, sok tau bener deh, gua gak apa apa kok dyon dan gak kenapa kenapa " ujar melani berusaha meyakinkan, meskipun yang dikatakan dyon itu benar Ya sudah, tapi kalo saran gue sih lebih baik lo ngomong aja, biar hati lo merasa lega mel " dyon mengedipkan salah satu matanya, expresi agak meledek Dalam benak melani berfikir " Apa gue ngomong aja ya " gumam melani dalam hati, berfikir keras dan mencoba menimbang dengan semua konsekuensinya Setelah berfikir beberapa saat akhirnya melani memutuskan " Sepertinya dyon ada benernya juga deh, biar hati gue ngerasa lega gue harus bicara, apapun hasilnya itu " timpany
Kaka jahat, kaka ninggalin aku sendiri, kaka kemana aja sih ka, aku khawatir tau ka " helena sudah tidak bisa menahan tangisnya, kecamuk dihatinya seperti mau meledak saat ini juga Iya, maafin kaka ya, kaka gak kemana mana kok, kaka gak ada maksud ninggalin kamu sendiri, kaka selalu memperhatikan kamu dari jauh de " ujar niki mengajak helena duduk agar obrolan lebih tenang Tapi kanapa kaka gak pulang pulang sih " ujar helena mencoba menghentikan tangis tetapi belum bisa Kaka paham apa yang kamu rasain saat ini " ujar niki mencoba menenangkan Ya sudah kalo gitu kaka ayo kita pulang ka, untuk apa kaka bersembunyi didaerah konflik seperti ini, ini sangat berbahaya ka " ujar helena menimpai saat niki sedang berbicara Niki tersenyum " kamu masih sama aja, gak pernah berubah " niki memegang kepala helena Aku khawatir, aku gak mau terjadi apa apa sama kaka " ujar helena dengan tatapan serius I