Share

Bagian 80

Pangeran Heydar perlahan membuka mata. Seberkas cahaya terasa menyilaukan, tetapi tak memerlukan lama hingga dia beradaptasi. Pepohonan sudah tak tampak, tergantikan dinding kayu yang kokoh. Tak ada hiasan apa pun di dinding, hanya sebingkai jendela dengan kain putih sebagai tirai. Sementara tubuhnya terasa berbaring di sesuatu yang empuk dan hangat.

“Akhirnya, kau sadar juga, Tuan,” sapa seseorang dari sisi kanan, dari suaranya terdengar seperti seorang gadis.

Pangeran Heydar mencoba mengalihkan pandangan. Dia seketika tersentak. Wajah tak asing tertangkap mata. Harapan sempat terbit bahwa semua pengkhianatan dan kenyataan tentang kekasihnya seorang peri setengah iblis hanyalah mimpi. Namun, rasa sakit luka di dadanya menyadarkan. Pangeran Heydar mengerahkan tenaga untuk menarik si gadis dan mencekal lehernya dengan lengan.

“Apa lagi rencanamu, Ghumaysa? Kau ingin berbuat apa lagi setelah gagal membunuhku?” cecar Pangeran Heydar dengan s

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status