Share

Bagian 82

Pangeran Heydar menatap Shirin dengan penuh harap. Keresahan merasuki hatinya melihat gadis pujaan terdiam lama, seolah-olah tak mampu melanjutkan ucapan. Debaran jantung cukup keras hingga terdengar samar oleh telinga.

Waktu yang berlalu terasa mencekik. Pangeran Heydar menggigit sudut bibir. Namun, dunia seakan runtuh saat dia melihat Shirin menggeleng lemah. Entah kenapa patah hati kali ini jauh lebih menyakitkan daripada pengkhianatan Ghumaysa. Pangeran Heydar semakin menyadari rasa di antara dia dan si peri iblis tak lebih dari hasrat akan godaan kecantikan.

“Maaf, aku tidak bisa menjadi kekasihmu, Heydar.” Suara Shirin bergetar hebat.

Pangeran Heydar benar-benar tak mengerti. Dia sangat meyakini gadis itu memiliki perasaan yang sama. Pipi merona, sering salah tingkah, sorot mata penuh perhatian selalu ditunjukkan Shirin. Bukankah menjadi tidak wajar jika pernyataan cinta berujung dengan penolakan?

Saat memikirkan hal itu, Pangeran Heydar

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status