Share

Bab 42

Tubuhku lunglai tak berdaya, beruntung Papi datang dan membubarkan semua orang-orang yang hampir saja membuat kepala pecah.

Tersangka utama duduk saling bersisian, tautan tangan seakan tak pernah lepas. Tuhan, sepahit inikah jalan takdirku?

Hatiku hancur bahkan tak bersisa, mereka top benar dalam memainkan sandiwara. Persis aktor dan aktris, yang sering menjadi tontonan.

Seperti sedang diadili, semua mata memandang lekat pada mereka. Mengumpat dalam hati, mengecam perbuatan yang tak seharusnya.

"Kamu sadar Adi, dengan apa yang baru dilakukan?" tanya Papi, memecah keheningan.

Dokter Adi mengangguk lemah, seperti kucing yang baru ketahuan maling ikan. Bedanya ... dia kucing garong, pemangsa wanita!

Papi menghela napas panjang, mungkin merasa sesal sebab telah menikahkan aku dengan dokter Adi. Pria tak tahu diri!

Aku meremas tangan yang saling bertautan, sesak di dada belum jua hilang. Berharap ini
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status