Share

Si Tuan Resek

Darren membawa Anne ke ruang kerjanya, niat hati ingin membalaskan apa yang sudah Anne lakukan tapi Darren mengingat bagaimana anaknya Danda yang begitu dekat dengan Anne membuat Darren mengurungkan niatnya. Darren membuka pintu ruang kerjanya dan melangkahkan kaki masuk ke dalam.

"Masuk!" Darren meminta Anne untuk masuk mengikuti dirinya.

Anne yang mendengar suara Darren memintanya masuk, dengan cepat masuk ke ruangan tersebut dengan jantung yang berdebar Anne memberanikan diri melangkahkan kakinya. Jangan di tanya kakinya saat ini sudah seperti kaki ubur-ubur lemes.

Anne mengerjapkan matanya karena takjub melihat ruang kerja yang terlihat mewah dengan furniture yang terbuat dari kayu jati yang berwarna coklat dan kursi yang mahal dan kalau dijual akan membuat si penjual kaya raya pikir Anne dengan senyum jahatnya.

"Ehmm, apa yang kamu pikirkan? Jangan pernah berpikir dan mempunyai niat untuk menjual barang ini, paham kamu!" ketus Darren dengan tatapan tajam.

Anne yang mendengar suara Darren mengatakan jangan mempunyai niat untuk menjual barang yang di ruangan ini hanya bisa diam. Anne hanya bisa mengutuk dirinya yang sudah berpikiran jahat. Darren duduk di kursi kebesarannya dan memandang ke arah Anne yang masih berdiri dengan kepala tertunduk.

"Mau apa kamu ke rumah saya? Apa kamu mempunyai niat jahat kepada saya? Atau kamu ingin mengincar anak saya?" tanya Darren yang membuat Anne langsung memandang ke arah Darren dengan tatapan tajam.

"Ma-maksudnya mengincar anak Anda bagaimana?" tanya balik Anne yang sedikit tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh Darren.

"Iya, mengincar Danda. Kalau bukan mengincar Danda buat apa kamu ke sini? Mana mungkin kamu mengincar saya. Ck, memalukan wanita mengincar pria mana harga diri kamu," jawab Darren yang bangga jika Anne ke rumahnya mau mengincar dirinya.

Anne mengangga mendengar jawaban dari Darren, apa dia sekarang sedang bermimpi atau dia berhalusinasi karena sejak kapan dia mengejar si Tuan Tanah resek ini. Boro-boro dia mengejar si Tuan Tanah ini, bertemu saja ogah pikirnya.

"Dengar ya, Tuan Tanah yang super resek dan super duper menyebalkan, sejak kapan mulut manis dan mungil gu ini mengatakan mengincar Anda. Jangan kepedean deh, lagian gue banyak kerjaan dari pada gue mengincar Anda, apa lagi berniat menculik Anda gue pikir jutaan kali. Gue ke sini itu, mengantarkan paketan bunga dan untuk anak Anda gue tidak tahu dan itu juga bertemu secara tidak sengaja," balas Anne yang membuat Darren mati kutu mendengar jawabannya Anne.

Keduanya saling memandang satu sama lain, tidak ada yang membuka suara hening. "Jauhi anak saya, Danda tidak butuh Mama. Danda anak saya jadi saya tahu bagaimana mengurus Danda jadi jangan bermimpi jika Danda memanggilmu Mama karena dia suka padamu dan kamu sudah resmi jadi Mamanya, itu tidak akan akan terjadi ingat itu!" tegas Darren yang melarang Anne untuk tidak dekat dengan Danda anaknya.

Mendengar apa yang Darren katakan, membuat Anne sadar jika dirinya terlalu miskin untuk dekat dengan Danda. Anne tidak mengharapkan apapun dia hanya merasakan kebahagiaan bila di dekat Danda entah kenapa rasa sayang di hatinya untuk Danda melebihi apapun.

"Jika Tuan melarang saya untuk menjauhi Danda saya akan lakukan. Maaf kalau saya menganggu ketenangan Anda, jika tidak ada yang perlu Anda bicarakan saya permisi dulu," ucap Anne yang bergegas meninggalkan ruangan kerja Darren.

Darren yang melihat Anne melangkahkan kakinya menuju pintu membuat Darren menatap nanar ke arah Anne. Ada perasaan yang aneh tapi Darren berusaha untuk tidak memperdulikan hal itu. Darren lupa dengan apa yang ingin dia lakukan jika bertemu Anne.

Anne yang sudah keluar segera melangkahkan kaki menuju ruang tamu. Marlin yang melihat Anne ke arahnya segera bangun. Nyonya Dinda dan Danda yang melihat kedatangan dari Anne juga ikut berdiri. Danda mengejar Anne yang saat ini mendekati dirinya.

"Mama!" teriak Danda sambil merentangkan tangannya dan memeluk Anne.

Anne membalas pelukkan Danda dengan erat dan tentu saja itu membuat Anne merasa bersalah dengan Danda. Tapi, Ayah dari Danda tidak menginginkan dirinya dekat dengan anak ini.

"Iya sayang Mama, kenapa tuh?" tanya Anne dengan suara lembut dan mengurai pelukkannya sambil mengusap dan merapikan anak rambut Danda.

"Mama mau kemana? Mama tidak tinggal dengan Danda di sini?" tanya Danda dengan mata yang teduh.

"Hmm, Mama harus pulang dulu, Mama banyak

kerjaan. Mama harus antar bunga ke semua pelanggan Mama jadi Danda jangan nakal. Danda nggak boleh nangis dan dengar apa kata Uti dan Papa, Danda harus jadi anak yang manis, baik, bisa tidak?" tanya Anne dengan lembut.

Darren yang berada di ruang kerja segera keluar rasa penasaran Darren membuat dirinya ingin tahu apa yang Anne lakukan saat ini sebelum dia pergi. Saat langkah kakinya menuju ruang tamu Darren mendengar suara Anne yang meminta kepada anaknya untuk tidak menangis dan menjadi anak yang manis juga baik.

"Baik Mama, cepat pulang ya. Danda menunggu Mama dan nanti kita bisa bermain bersama dengan Papa. Papa, nanti kita ajak Mama jalan-jalan ya," jawab Danda yang membuat Anne terkejut karena Darren si Tuan Tanah ada di belakangnya.

Langkah kaki Darren terdengar mendekati mereka. Anne mulai gugup aroma maskulin Darren tercium di hidungnya dan itu sangat menenangkan baginya. Entah kenapa dirinya merasa aroma parfum Darren membuat dirinya ingin selalu dekat dengan pria tersebut.

Darren mensejajarkan dirinya dengan Anne dan Danda sambil mengusap lembut rambut Danda.

"Danda, Mama benar kamu harus jadi anak yang manis, baik dan Mama juga harus kerja antar bunga kasihan pelanggan Mama. Nanti, jika sudah selesai baru Mama ke sini dan kalau perlu kita jemput Mama, kamu suka?" tanya Darren yang membuat Danda melompat kegirangan tapi tidak dengan Anne yang melotot mendengar perkataan dari pria kutub ini.

"Bukannya dia katakan tadi menjauhi Danda, kenapa dia mengatakan mau menjemput gue, ketempelan jin apa ini orang, dasar plinplan!" rutuk Anne yang menatap tajam ke arah Darren. Tapi yang ditatap tidak peduli.

"Yeeee, nanti Danda jemput Mama ya, kita bisa makan bareng. Uti, sekarang Danda punya Mama, Danda tidak lagi diejek oleh teman Danda kalau Danda tidak punya Mama. Danda nanti akan bawa Mama ke sekolah yeyyy!" sorak Danda yang membuat dirinya jingkrak jingkrak.

Darren merasa hatinya pedih karena anaknya murung dan menangis hari ini karena diejek teman sekolahnya karena tidak mempunyai Ibu salahkah dia selama ini menutup diri untuk tidak dekat dengan wanita. Rasa trauma yang teramat dalam membuat rasa cinta kepada lawan jenis tiada. Takut di sakiti dan takut menambah luka baru jika dirinya membuka hati untuk wanita baru.

"Danda, Mama pulang dulu ya, ingat pesan Mama, jadi anak yang manis dan jangan sedih lagi!" pamit Anne yang segera berdiri untuk segera pulang.

"Iya, nanti Danda jemput ya, Mama," jawabnya lagi yang membuat Anne menganggukkan kepala.

Danda mengantar kepergian Anne dengan menggenggam tangan Anne. Dari belakang Darren mengikuti Anne dan juga Danda. Saat di depan mobil Anne segera masuk dan melepaskan tangan Danda tidak lupa Anne melambaikan tangannya.

"Lu harus jelaskan ini ke gue Anne semuanya!" tegas Marlin yang meminta Anne menjelaskan apa yang terjadi hari ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status