Share

Wanita Nakal

Penulis: ZeeHyung
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-07 11:41:33

Saat mendengar suara berat dan dingin yang seperti dikenalnya, dia teringat suara pria yang ditemuinya di hotel. Anne ingin menoleh, tapi seolah lehernya kaku karena tegang. 

"Suara Tuan Tanah, apa benar itu dia? Tidak-tidak, aku yakin itu bukan dia, iya benar itu bukan si Tuan Tanah. Anne, kamu jangan berpikiran yang aneh-aneh ya," gumam Anne yang meyakinkan dirinya jika itu bukan suara dari pria yang disebutnya Tuan Tanah.

Semua orang yang berada di taman seketika berbalik dan melihat sosok yang bertanya itu. Dan, saat akhirnya Anne bisa berbalik ke belakang, Anne seperti tersambar petir. Ternyata firasatnya benar jika suara itu adalah suara Tuan Tanah. 

"Ka~kamu, Tuan Tanah." Anne dengan terbata-bata bersuara karena melihat Darren Stockholm di hadapannya. 

"Oh, ternyata ada si gadis nakal di sini. Ketemu juga kamu ya, tapi tunggu dulu ... Danda sayang, kamu kenapa nangis, Nak? Hei, gadis nakal kamu apakan anakku? Sini, Sayang." Darren memanggil Danda dan menuding Anne yang menyebabkan Danda menangis.

Danda yang melihat Darren langsung melepaskan Anne dan lari mengejar papanya sambil menangis. Darren mulai berang melihat anaknya menangis. 

"Apa yang kamu lakukan dengan anakku, hahhh?! Dan lihat ini kenapa dengan tangan anakku? Lihat ini, tangan Danda terluka, Mama." Darren benar-benar panik karena melihat anaknya Danda terluka dan menangis. 

"Mama tidak tahu, tadi Mama melihat anakmu sudah menangis dan tangannya terluka. Raya, kamu apakan cucuku? Cepat katakan, kalian apakan cucuku?" tanya Nyonya Dinda kepada Raya dan Anne.

Anne masih terpaku saat melihat Darren, terlebih dengan kenyataan jika Darren adalah ayah dari anak yang memanggilnya Mama. Dia bisa melihat kecemasan di mata Darren, dia ingin membantah tuduhan Darren tapi tenggorokannya terasa tersekat.

 

"Anne, itu jawab, kenapa anak kecil itu bisa terluka, cepat jawab, Anne. Jangan sampai kita dapat masalah di sini," bisik Marlin di telinga Anne yang masih belum juga mengeluarkan suara. 

"Daddy, Danda ditarik oleh Tante Raya, Danda gak mau ikut sama Tante Raya. Danda mau ikut dengan Mama, tapi Tante Raya tarik-tarik Danda. Sakit Daddy, uuuuhhh!" tangis Danda kembali pecah saat mengatakan jika tangannya terluka karena Raya. 

Raya yang mendengar pengakuan dari Danda seketika terkejut. Raya semakin terpojok dan menggelengkan kepala, dia berusaha untuk membantah apa yang dikatakan oleh Danda. 

"Sayang, dengarkan aku. Aku tidak pernah melukai Danda sumpah demi Tuhan. Mama Dinda, Raya tidak pernah menyakiti Danda. Raya sayang kepada Danda seperti anak Raya sendiri, jadi tidak mungkin Raya menyakiti Danda. Mama percayakan apa yang Raya katakan?" tanya Raya yang mencoba membela dirinya agar Darren tidak marah padanya. 

"Jadi, siapa yang melukai anakku? Dia tidak mungkin melukai dirinya sendiri, kamu gadis nakal, ikut denganku. Komo, bawa dia jangan lepas kan, cepat! Dan kamu Raya pulang sana, aku tidak ingin melihatmu. Kamu juga siapa?" tanya Darren kepada Marlin yang memegang Anne dengan erat karena dirinya takut melihat Darren yang wajahnya menyeramkan. 

"Sa-saya ini, temannya Anne, Tuan. Tolong, lepaskan kami, kami hanya pengantar bunga. Kami tidak tahu apapun dan kami tidak melukai anak Tuan yang comel itu. Sumpah demi Tuhan," ucap Marlin menjelaskan jika dia teman Anne dan dia hanya pengantar bunga.

"Bawa dia juga, cepat bawa mereka berdua. Dan kamu Raya pulang, jangan pernah ke sini lagi. Untuk perjodohan aku batalkan, Mama jangan ikut campur. Aku tidak suka dengan wanita yang menyakiti anakku," ucap Darren yang membuat Raya tidak terima dengan apa yang Darren katakan. 

Sedangkan, Nyonya Dinda hanya bisa terdiam, dia tahu jika anaknya sudah mengatakan tidak, maka itu artinya tidak. Darren sangat menyayangi anaknya, jika dia terluka sedikit saja maka Darren akan murka seperti saat ini. 

Komo dengan sopan meminta Anne dan Marlin ikut dengan dirinya masuk ke rumah, Darren menggendong Danda yang masih menangis. Nyonya Dinda, ikut masuk ke dalam meninggalkan Raya yang mengepalkan tangannya, Raya merasa harga dirinya diinjak oleh Darren. 

"Awas, kalian aku akan buat perhitungan dengan kalian. Rermasuk kamu wanita miskin, aku akan buat perhitungan dengan kamu. Dan kamu juga anak kecil, gara-gara kamu aku seperti ini. Awas kalian," gumam Raya geram dia memandang tajam ke arah Darren, Anne dan Danda yang berlalu.

Raya pergi dari rumah tersebut dengan dendam yang membara di hati. Anne, yang diminta untuk ikut dengan Komo ke dalam rumah merutuki kebodohannya, dia ingin menghilang agar tidak bertemu dengan Tuan Tanah ini. 

"Anne, si-siapa dia, kenapa kita dibawa masuk ke sini? Bukannya urusan kita sudah selesai, kamu kenal dengan pria itu? Dan, pria Yunani yang aku katakan tadi di toko adalah orang yang membawa kita itu," bisik Marlin yang membuat Anne terkejut dan mengerjapkan matanya mendengar apa yang Marlin katakan. 

Marlin, menganggukkan kepalanya membenarkan apa yang dia katakan. Anne, menelan saliva saat mendengar perkataan Marlin. Kali ini, dia akan masuk ke kandang singa pikirnya. 

Saat berada di dalam rumah, Danda segera turun dari gendongan Darren. Danda mendekati Anne dan menatap Anne dengan sendu. Anne, yang melihatnya segera jongkok dan mensejajarkan tinggi tubuhnya. 

"Sudah jangan nangis ya, kita obati lukanya. Danda anak kuat kan? Kalau iya, ayo kita obati," bujuk Anne yang mengajak Danda untuk mengobati lukanya. 

"Danda mau, tapi Mama jangan pergi dulu ya, Danda ingin bersama Mama. Daddy, boleh ya Mama tinggal di rumah kita, Danda tidak mau Mama pergi lagi, please!" mohon Danda yang meminta persetujuan Darren untuk Anne tinggal di sini. 

"Danda, Mama tidak bisa tinggal di sini. Mama harus kerja antar bunga, tapi nanti Mama akan datang lagi," ucap Anne yang mencoba membujuk Danda untuk tidak meminta dirinya tinggal di rumah ini. 

"Danda, Mama benar. Mama Danda harus pulang dulu, nanti Mama Danda datang lagi. Sini sama Uti, nanti kita ke rumah Mama," sahut Nyonya Dinda yang mendukung apa yang Anne katakan. 

"Sudah cukup, Danda sayang. Daddy mau bicara dulu boleh dengan Mama Danda? Nanti, Daddy pastikan Mama akan tinggal bersama kita. Bukan begitu, Mama?" tanya Darren yang tersenyum smirk ke arah Anne yang membuat Anne merinding melihat senyum Darren. 

Anne yang dilihat oleh Danda mau tidak mau menganggukkan kepala. Danda yang melihat Anne menganggukkan kepala memeluk Anne dengan erat. Darren merasakan kebahagiaan melihat anaknya tersenyum berbeda dengan Danda yang sebelumnya. 

"Baiklah, kamu ikut saya. Saya mau berbicara dengan kamu, cepatlah jalannya jangan seperti siput!" ketus Darren yang meminta Anne berjalan sedikit cepat menyusulnya. 

"Apa yang akan dia bicarakan padaku, duh jantungku kenapa berdebar. Tuhan lindungi aku dari Tuan Tanah ini," gumam Anne yang berjalan mengikuti Darren ke ruangan yang Anne tidak tahu ruangan apa itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kesayangan Sang Duda   Epilog

    Raya tidak menjawabnya, dia membuang wajahnya. Mustafa pasrah, dia akhirnya pergi dari ruangan tersebut. Tidak akan memaksa wanita jika tidak mau menikah dengan dirinya. Lebih baik dirinya pergi dan menjauh. Sejak kejadian tersebut Mustafa tidak lagi bertemu dengan Raya. Dia bekerja di tempat penjual bunga milik Marlin. Toko bunga yang dia kelola sangat ramai karena wajah rupawan Mustafa membuat toko bunganya ramai di datangi oleh pelanggan terutama pelanggan wanita. Anne dinyatakan hamil, Danda dn Darren juga Nyonya Dini ikut bahagia, begitu juga dengan Komo juga mendapat kabar jika Marlin hamil. Bulan berganti bulan, baik Darren dan Komo sudah mendapatkan buah hati mereka. Tepat satu tahun, anak kedua Darren berjenis kelamin laki-laki di beri nama Dafa Putra Stockholm berulang tahun."Mama, adik tidak mau pakai pakaiannya!" teriak Danda mengatakan jika adiknya Dafa tidak mau memakai pakaiannya.Darren dan Anne yang mendengar teriakkan Danda menggelengkan kepala. "Lihat anakmu itu,

  • Kesayangan Sang Duda   Dia Mama Kamu

    Darren menggelengkan kepala dia tidak tahu apa yang terjadi. Baginya anak dan istrinya sudah selamat itu yang terpenting. Tidak berapa lama mobil polisi tiba. "Itu mobil polisi, ayo kita keluar dan lihat apakah dia selamat atau tidak." Darren mengajak Anne dan anaknya turun. Komo yang sudah menghubungi Surya bisa bernapas lega, Surya sudah sampai di lokasi dan sudah membawa ambulan untuk mengevakuasi kecelakaan. "Aku harap Darren dan keluarga kecilnya selamat." Komo memarkirkan mobil sedikit jauh dari lokasi kecelakaan. Jalanan yang tadinya sepi mulai ramai. Warga sekitar mendengar terjadinya kecelakaan berbondong-bondong ke lokasi kejadian. Garis polisi terpasang. Komo berlari mencari Darren dan saat melewati kerumunan warga akhirnya Komo bisa bertemu dengan Darren serta anak dan istrinya. "Syukur lah, elu bisa selamat. Gue pikir elu yang kenapa-napa. Apa yang terjadi sebenarnya, kenapa elu bisa diserang oleh si rubah itu. Dan kenapa si rubah itu yang kecelakaan?" tanya Komo pe

  • Kesayangan Sang Duda   Kecelakaan

    Mustafa, pria tersebut sudah berubah menjadi pria pada umumnya. Dia tidak lagi berbicara seperti biasanya. Dia jatuh cinta dengan Raya pada pandang pertama. Tentu saja itu membuat Mustafa senang karena gaya bicaranya yang semula seperti pria gemulai sekarang dia menjadi pria sejati. "Aku yakin dia pasti bertemu dengan Dinda, si rubah itu. Aku tidak mau Raya terpengaruh lagi. Aku harus selamatkan Raya," ucap Mustafa yang segera mengikuti Raya. Raya yang tahu di mana sekolah Danda segera ke sana. Raya melajukan mobil dengan kecepatan tinggi, dia ingin segera bertemu dengan Dinda dan tentunya dia ingin membantu Dinda karena sedari awal dia membantu Dinda. "Sayang, bawa mobilnya pelan saja, jangan ngebut. Lagi pula masuk sekolah juga masih lama, tapi tumben ya tidak macet," ucap Anne meminta ke Darren untuk tidak terburu-buru. "Ini standar saja, Sayang. Tidak ngebut juga. Kamu tenang saja. Jalan masih lenggang karena besok hari libur, jadi banyak yang malas kerja," jawab Darren. "Ck

  • Kesayangan Sang Duda   Habisi Kamu

    Paman Boni segera menjawab panggilan telpon yang masuk. Panggilan tersebut dari anak buahnya yang mengikuti Dinda. "Hmm, ada apa?" tanya Paman Boni. "Dia baru membunuh satu orang lain. Kami tidak tahu dia siapa dan mayatnya dibuang di jurang," jawab anak buah paman Boni mengatakan jika Dinda membunuh orang. Paman Boni mendengar apa yang dikatakan oleh anak buahnya terkejut. "Apa? B~bunuh orang? Apa tidak salah?" tanya Paman Boni yang tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh anak buahnya. "Iya, kami tidak salah sama sekali. Kami ada di sana saat dia membuangnya. Kami juga ada rekaman saat dia membuang mayat itu. Segera kami kirim, Tuan," jawab anak buah Paman Boni. Paman Boni tidak pernah menyangka jika Dinda lagi-lagi membunuh orang. Entah yang ada di pikiran wanita itu. Dia benar-benar sudah kehilangan akal sehatnya. "Baiklah, sekarang kalian awasi dia. Jangan sampai ketahuan. Nanti saya hubungi lagi," ucap Paman Boni mengakhiri panggilan dengan anak buahnya. Darren dan Ko

  • Kesayangan Sang Duda   Bukti Baru

    "Ini tidak salah? Benar ini suara dia dan dia mengatakan hal itu?" tanya Darren lagi memastikan apa yang terjadi dengan suara rekaman tersebut. "Benar, itu suara dia. Gue juga dengar sendiri dia mengatakan itu. Jadi, apa rencana lu?" tanya Mona. "Sebentar dulu, suara elu kenapa berat gitu. Apa ketelan balok lu saat di dekat Raya? Atau suara lu baru di cor?" tanya Komo yang sedikit curiga kenapa suara sahabat istrinya berubah seperti itu. "Bener bos, suaranya berubah. Apa tadi ke sini elu. . Makan biji kedongdong ya, makanya nyangkut di tenggorokan elu. Bos, ini tidak bisa dibiarkan, dia harus di operasi. Kalau tidak suaranya tidak pulih," ucap Paijo meminta ke Komo membawa Mustafa atau Mona untuk operasi suara. Mona menghela nafas, dia tidak mengerti kenapa keduanya mempermasalahkan suarnya yang seperti itu. Mona menatap ke arah Darren yang masih terus mengulang suara dari Dinda terlihat juga wajahnya mengetat saat suara Dinda yang meminta menghabisi kesayangannya itu. "Jadi, apa

  • Kesayangan Sang Duda   Pengakuan

    Raya akhirnya mengikuti apa yang Mustafa katakan. Dia menjawab panggilan dari seseorang yang tidak lain adalah Dinda. Raya mengaktifkan speaker dan berjalan menuju Mustafa. Raya duduk di sebelah Mustafa. Dia melihat ke arah Mustafa dengan wajah ketakutan. Mustafa memberikan kode kepada Raya untuk tidak khawatir dan takut kepadanya. Raya pun memberanikan diri untuk menjawabnya. "H~halo, ada apa?" tanya Raya dengan suara terbata-bata. "Wah, kamu senang sekali aku tidak menghubungi kamu. Apa selama ini kamu tidak tahu aku menunggu hasil kerjamu. Jangan katakan kalau kamu sedang bersama pria dan bermain di ranjang. Ck, dasar perempuan murahan!" hina Dinda yang membuat Mustafa mengetatkan rahangnya mendengar perkataan dari Dinda. Raya yang tidak terima di hina segera angkat bicara. "Aku perempuan murahan. Kamu yang murahan, aku tidak pernah sedikitpun mengejar suami orang. Dan aku juga tidak mengakui jika suami orang itu suamiku, tidak sepertimu. Sudah selingkuh tapi masih mengakui suam

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status