Share

Bab 22 : Gelap

Ada yang bilang lebih baik kota daripada desa, ada juga yang sebaliknya. Bagi Lea mau di desa atau kota sama saja, sama-sama ada kehidupan yang berarti untuk dirinya.

Pagi-pagi dia sudah disibukkan membantu sang ibu untuk pergi ke ladang. Hari ini hari panen singkong dan akan dijual ke para pedagang.

"Ini anaknya yang kerja di kota itu ya Bu?" tanya ibu-ibu yang sedang mengambil singkong untuk ia jual di pasar. Dia tetangga Lea.

"Iya," jawab Rahayu singkat.

Lea hanya tersipu, "Cantik begini sudah ada yang punya belum?"

"Belum atuh mba, anak saya masih kecil," jawabnya sembari tersenyum.

"Mau nggak sama anak saya, dia kerja di balai desa. Daripada kamu nanti diambil sama om-om mending sama anak saya aja. Hidupnya terjamin."

Lea mengerling pada Rahayu memberi isyarat untuk segera mengakhiri obrolan yang semakin lama semakin kemana-mana, membuatnya tak nyaman.

"Sudah atuh, saya pamit dulu. Mau ke sawah," Rahayu menarik Lea pergi dari sana.

"Mari Bu,"

"Jawab dulu atuh Rahayu!"

Mereka berja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status