“ Tuan, tadi Nyonya sempat menelepon.” lapor Jeff pada Arion saat pria itu keluar dari ruang rapat.Pagi ini Arion baru saja menyelesaikan satu rapatnya, mengenai investasi dan penanaman saham di salah satu perusahaan.Ia mengerutkan kening saat mendengar laporan Jeff, “ Apa yang dia katakan? “ tanya Arion sambil membuka ponselnya.Arion berbicara sambil berjalan menuju ruangannya, dengan Jeff yang mengikuti dari belakang.“ Nyonya mengatakan sud—““ Jeff, dokumen itu! “ Melihat ekspresi terkejut yang Arion tunjukkan membuat Jeff ikut menghentikan langkah.Arion membulatkan matanya tak percaya saat membaca pesan yang Elena kirimkan, “ Apa tuan? Ada apa? ““ Elena menemukan rekap medisku, dia hampir membukanya. “ ucap Arion, ia sedikit bernapas lega saat mengetahui Elena tak membukanya.Akan tetapi, ia tak bisa diam saja. Arion segera memerintahkan Jeff untuk membawa rekap medis itu, rumah benar-benar bukan tempat yang aman, “ Cepatlah bawa dokumen itu.” titah Arion.“ Baik, Tuan.”Je
Tiga hari berlalu setelah makan malam di kediaman utama Mauren. Elena tak melihat pergerakan apa pun, baik itu dari Lucas maupun Azalea.Bahkan, ketika di kantor Azalea sama sekali tak membuat masalah seperti biasanya.Arion melihat dengan heran Elena yang melamun sambil mengunyah sarapannya, “ Apa yang kau pikirkan, sayang? “Elena segera menoleh, ia tersenyum seraya menjawab pertanyaan suaminya, “ Tidak ada.”Arion menganggukkan kepalanya, ia telah menyelesaikan sarapannya. Melihat itu Elena ikut bangun untuk mengantar Arion ke depan.Melihat piring Elena masih penuh, Arion meminta wanita itu untuk menyelesaikan sarapannya, “ Kau selesaikan sarapan saja. Aku pergi duluan, ya.”“O-oh, Oke baiklah.”Arion tersenyum tipis dan meninggalkan kecupan manis di dahi istrinya, ia melambaikan tangan sebelum keluar.Sedangkan Elena, ia kembali duduk untuk menghabiskan makanan di piringnya. Tapi, selera makannya sudah hilang, “ Huh! Aku terlalu malas untuk makan.”Tring! Tring! Tring!Terdengar
“ Terimakasih atas makan malamnya, Nyonya.” Ucap Tuan Damian sebelum pulang. Begitu pula dengan Andrian dan Maria yang masih di sana.“ Sama-sama, jangan pernah merasa sungkan. Kita ini keluarga. “ balas Nyonya Lia penuh senyuman.Tuan Damian tersenyum, ia takkan pernah menyesal bisa menjalin hubungan dengan keluarga Mauren.“ Kami juga harus pulang, Ma, Pa.” sahut Arion.Senyum Nyonya Lia berubah menjadi raut kecewa, “ Kenapa? Kalian menginap saja di sini. “Elena menggeleng, sebenarnya Arion bisa saja mengiyakan untuk menginap di kediaman utama. Tapi, Elena merasa keberatan, kediaman itu sudah bukan seperti rumah baginya.Ia mulai tahu apa kebenaran dibalik megahnya kediaman Mauren, “ Tidak, Mah. Kami harus bekerja lebih pagi besok. “ jawab Elena.Nyonya Lia menghela napas kecewa, “ Baiklah, kalian juga hati-hati di jalan. “ ucap Nyonya Lia pada akhirnya.Mereka semua berpamitan pulang, begitu pula dengan Lucas. Kali ini pria itu pulang bersama orang tuanya, ia membiarkan sopir meng
“ Apa lagi yang ingin kau lakukan, Hagh! “ pekik Elena.Tangannya mengepal kuat dengan tatapan tajam yang menusuk, sementara pria di depannya hanya tersenyum mengejek.Bukannya menjawab, Lucas malah berjalan untuk duduk di tempat tidur Elena. Hal itu tak Elena pedulikan, ia memilih untuk keluar.Saat tangan Elena menarik pegangan pintu, ternyata pintu tersebut terkunci. Elena memasukkan nomor keamanan, “ Kau, mengubah keamanannya! “Lagi, Lucas mengangkat kedua bahunya tak peduli, “ Kemari lah, El. Ada yang ingin aku bicarakan dengan mu.”“ Membicarakan apa! Kita bisa bicarakan di luar.” seru Elena dengan menggebu-gebu dan napas memburu.“ Cepat buka pintunya! “ sambung Elena dengan kesal.Kini wajah Lucas berubah serius, ia melihat Elena dengan berbeda. Sejenak Elena di buat tertegun, “ Kau benar-benar memusuhiku? “ tanya Lucas.Tatapannya terpaku, tertuju pada Elena seorang, “ Aku bibi mu, Lucas—““ Tapi kita dulu kekasih! Kenapa kau terasa jauh dari ku sekarang? “ seru Lucas yang m
“ Azalea, akhirnya kau pulang.” seru Nyonya Lia yang segera menghampiri Azalea.Sementara Elena bersikap tak peduli dan sibuk dengan Arion. Begitu pula Maria, ia menatap tak suka pada Azalea.Baik Elena maupun Azalea, Maria begitu tak menyukai gadis yang berasal dari keluarga Mauren itu. Entah dendam apa yang ia simpan selama ini.Lucas segera menarik kursi untuk Azalea duduk, “ Sayang, darimana saja kau?” tanya Lucas yang begitu perhatian.Azalea melirik wajah Lucas yang penuh perhatian itu, alisnya bertaut saat mendengar kalimat yang terlontar dari mulut pria itu.Sebelum Azalea menyahuti, Maria segera menyela percakapan mereka, “ Wanita macam apa yang baru pulang di jam malam seperti ini.” sinis Maria.Wanita itu bahkan tidak peduli dengan ekspresi semua orang. Andria mencubit bahu istrinya, mulut wanita itu benar-benar tidak ada filternya.“ Cih, apa? Aku mengatakan hal yang benar kan?” kekehnya seperti biasa.Elena terkekeh pelan melihat itu, bodohnya dulu ia berada di posisi Az
“ Apa aku cantik? “Elena mematut diri di depan cermin, dari belakang Arion memeluknya dengan melingkarkan tangan besarnya di pinggang ramping Elena.Ia bertanya untuk meminta pendapat suaminya, “ Kau selalu cantik, sayang.” seru Arion penuh pujian.Berulang kali pujian itu Arion lontarkan, tetap saja wajah Elena merona malu. Ekspresi malu Elena begitu menggemaskan di mata Arion.“ Kita berangkat sekarang? “ tanya Arion yang dibalas anggukan kepala oleh Elena.Ini baru pukul lima sore, makan malam akan berlangsung pukul tujuh. Walaupun jarak kediaman utama Mauren tidak terlalu jauh, mereka tetap harus bersiap.Arion memilih untuk mengemudi sendiri tanpa sopir, tujuannya agar ia bisa berduaan bersama Elena tanpa gangguan.Ia mulai melajukan mobilnya, di tengah perjalanan ponselnya berdering, “ Siapa sayang? “Elena meraih ponsel Arion dan melihat siapa yang menelepon suaminya, “ Noah.” jawab Elena. Ia segera menekan tombol hijau.“ Halo, Arion...”“ Ada apa, Noah?”“ Kau tahu dimana Az