“ Tolong keduanya senyum. Oke, satu ... dua, tiga! “ seru seorang fotografer sambil memperbaiki arah kamera.Cekrek!Dalam satu pengambilan gambar itu selesai dilakukan. Pemberkatan sudah mereka lakukan dengan cepat dan singkat, tidak ada gaun mewah ataupun acara yang megah.Pembuatan akta nikah di kantor catatan sipil itu pun berlalu begitu saja. Bukan pernikahan mewah, hanya pernikahan sederhana agar di akui oleh agama dan negara.Azalea duduk di dalam mobil dengan perasaan berkecamuk. Ingin menangis, marah, merasa bingung semuanya menjadi satu.Ia melihat pria yang baru saja menjadi suaminya itu tengah berdiri tak jauh dari sana, mengobrol bersama Vero dan Jeff.“ Terimakasih untuk waktu kalian. Maaf, aku mengganggu hari libur kalian. “ ucap Noah begitu berterimakasih.Vero membalas dengan senyuman dan ucapan selamat. “ Tidak apa. Aku ucapkan selamat untuk pernikahan kalian. “ ucap Vero penuh ketulusan.Ia tahu, Jeff ingin berbicara hanya dengan Noah. Vero berinisiatif pergi dari s
“ Noah ... “Mata Azalea berkaca-kaca, menatap haru pada pria yang berdiri di hadapannya saat ini. Kehadiran Noah bagaikan oasis di tengah gurun pasir yang gersang. Memberikannya sebuah harapan baru, harapan untuk bertahan dan bernapas dengan bebas lagi.“ Ayo keluar. “ ucap Noah dengan datar, tanpa menatap Azalea sedikit pun.Sore ini, akhirnya Azalea keluar dari neraka dunia yang disediakan negara. Ia menarik napasnya dalam-dalam dan menghembuskan perlahan, seakan ini adalah awal bahagianya.Tapi, sekali lagi Azalea lupa. Hukum karma itu nyata, ia tidak berpikir ini adalah awal mula dari kesengsaraan yang sebenarnya.Saat melihat Vero berdiri di depan gedung tahanan itu, alis Azalea bertaut dengan mata memicing. “ Vero, kenapa ada di sini? “ tanya Azalea seraya menoleh pada Noah.“ Cih ... “ decak sebal itu terdengar dari mulut Vero. Jelas ia tak suka saat harus mengurus surat-surat itu dengan cepat, apalagi ini menyangkut Azalea.“ Hidupmu terlalu beruntung, Azalea! “ sinis Vero y
Drettd ... Drettd!Getar ponsel di atas meja mengejutkan Vero yang tengah tertidur di lantai, akhir pekan yang indah ini ia habiskan dengan tidur sepanjang hari. “ Astaga, jangan bilang ini Elena. “ gerutu Vero.Tangannya meraba-raba meja tanpa berniat untuk bangun. Setelah menekan tombol hijau itu, ia mendekatkan ponselnya ke telinga. “ Ada apa, El? “ Di seberang sana Elena berbicara dan menjelaskan apa tujuannya mengganggu hari libur wanita itu.Vero yang masih dalam keadaan mengantuk seketika langsung duduk dengan tegap, ia merasa pendengarannya bermasalah. “ Apa yang kau katakan, melepaskan Azalea? Maksud mu apa! “Ia benar-benar tidak paham dengan maksud perkataan Elena, setelah perjuangan panjang itu kini Elena akan melepaskan Azalea begitu saja?Itu terdengar seperti lelucon dan tidak masuk akal. “ Iya, iya baiklah. Aku ke sana sekarang. “ ucap Vero pada akhirnya. Telepon berakhir, Vero segera bersiap pergi ke tempat tujuan untuk melakukan apa yang Elena minta.Elena yang bar
“ Penjara pinggiran kota? “Wajah Noah menunjukkan ketidak percayaan, ada sedikit rasa lega dalam hatinya membuat ia terdiam.Melihat reaksi Noah yang demikian, Elena meragukan balas dendam pria itu. “ Kau sudah merasa kasihan? Balas dendam mu tidak jadi? “ tanya Elena dengan menantang.Noah menggelengkan kepalanya sebelum menjawab. “ Tidak, aku merasa lega karena sebelum aku bertindak dia sudah tersiksa. “ Jawaban Noah kembali meyakinkan Elena. Namun, yang membuatnya bertanya bagaimana bisa Azalea berada di penjara pinggiran kota.“ Bagaimana dia bisa di sana? “ tanya Noah dengan alis bertaut.Elena mengangkat kedua bahunya, memang dirinya tidak tahu. “ Pihak kepolisian mengatakan dia beberapa kali mencoba bunuh diri. “ seru Elena.Elena belum melihat lagi keadaan Azalea sejak satu minggu yang lalu. Kabar yang ia dengar memang mengatakan bahwa Azalea sudah berulang kali mencoba melakukan tindakan bunuh diri.“ Kapan kau akan kesana? “ tanya Elena.“ Hari ini. Aku ingin kau menarik s
“ Kemungkinan hidup hanya sepuluh sampai lima belas tahun, Nyonya. Ini bisa berubah dari pernyataan awal, kami hanya tenaga medis bukan tuhan. “ ucap dokter itu lagi.“ Baiklah. Terimakasih, dokter. “ balas Elena. Suaranya terdengar lesu dan pasrah, ia akan memikirkan sejenak apa yang dokter ucapkan. Mempertimbangkan lagi dengan saran yang diberikan.Setelah melakukan pemeriksaan, mendengarkan semua penjelasan dokter tersebut. Dan tindakan apa yang akan dilakukan selanjutnya, mereka segera keluar ruangan.Sebelum pulang, Arion perlu mengambil obatnya dulu. Ia meminta Elena untuk pergi ke mobil terlebih dahulu. “ Aku harus mengambil obatku. Kau masuk lebih dulu saja. ““ Oke. “Sementara Arion pergi ke area farmasi, Elena berjalan terlebih dahulu. Namun, langkahnya terhenti saat namanya di panggil.“ Elena! “Ia menoleh ke sumber suara. Tak jauh dari sana terlihat seorang pria dengan wajah garang yang begitu Elena kenal, sedikit berlari ke arahnya.“ Noah? “ Napas Noah sedikit tereng
Satu minggu sudah berlalu. Suasana berkabung di kediaman utama Dominic sudah mulai memudar, sisa-sisa kesedihan itu masih tertinggal di dalam hati mereka.Tuan Damian sudah mulai bisa menerima kenyataan, begitu pula dengan Arion. Keadaan mereka sudah lebih baik dari sebelumnya.Pagi ini, Elena meminta dirinya untuk memeriksa kesehatan. Berhubung ini akhir pekan, Elena akan menemani suaminya ke rumah sakit Mulai sekarang, ia juga akan lebih fokus pada suaminya. “ Ayo, sayang. Kau tidak boleh menolak lagi! “ tegas Elena.Arion mengangguk pasrah, tidak banyak berbicara layaknya pria penurut. Elena menatap Arion dengan mata memicing, kedua tangannya terlipat di depan dada. Melihat itu, tentu Arion mengerutkan keningnya. “ Ada apa? Apa ada yang tertinggal? “ tanya Arion.Melihat istrinya masih berdiri di samping mobil, Arion merasa ada yang tidak beres dengan wanita itu. Kesalahan apa lagi yang ia perbuat.“ Kenapa kau terlihat malas? Apa kau ingin segera menyusul kakak mu! “ ketus Elena