Share

Bab 9

Author: Wardah Syahida
Setelah kematianku di kehidupan sebelumnya, orang-orang itu menjalani kehidupan sendiri masing-masing. Aku tidak menyangka akan membawa perubahan sebesar ini setelah terlahir kembali.

Nasib mereka menjadi saling terikat.

Kukira, drama mereka sudah cukup sampai di sini. Tapi ternyata masih ada lanjutannya!

Setelah Maura hamil, dia tidak bisa diam dan sering bertengkar dengan ibu mertuanya.

Dia merasa tidak terima karena pernah dipukuli wanita tua itu sebelumnya. Jadi, dia selalu rewel dan meminta rumah sakit memastikan bahwa anak yang dikandungnya laki-laki.

Aku mengikuti akun media sosialnya dan dapat menyaksikan seluruh keributan yang terjadi di keluarganya setiap hari.

Orang-orang menasihatinya untuk melanjutkan hidup dengan tenang, tapi Maura bahkan berkata, "Aku hamil sekarang. Aku ratu di rumah, bebas melakukan apa saja!"

"Kalau ibu mertuaku nggak bisa berhenti cari-cari salah denganku, aku juga nggak akan membiarkan dia hidup tenang!"

"Kalau ingin anak baik, ibunya juga harus bai
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kesempatan Kedua, Luka Terakhir   Bab 9

    Setelah kematianku di kehidupan sebelumnya, orang-orang itu menjalani kehidupan sendiri masing-masing. Aku tidak menyangka akan membawa perubahan sebesar ini setelah terlahir kembali.Nasib mereka menjadi saling terikat.Kukira, drama mereka sudah cukup sampai di sini. Tapi ternyata masih ada lanjutannya!Setelah Maura hamil, dia tidak bisa diam dan sering bertengkar dengan ibu mertuanya.Dia merasa tidak terima karena pernah dipukuli wanita tua itu sebelumnya. Jadi, dia selalu rewel dan meminta rumah sakit memastikan bahwa anak yang dikandungnya laki-laki.Aku mengikuti akun media sosialnya dan dapat menyaksikan seluruh keributan yang terjadi di keluarganya setiap hari.Orang-orang menasihatinya untuk melanjutkan hidup dengan tenang, tapi Maura bahkan berkata, "Aku hamil sekarang. Aku ratu di rumah, bebas melakukan apa saja!""Kalau ibu mertuaku nggak bisa berhenti cari-cari salah denganku, aku juga nggak akan membiarkan dia hidup tenang!""Kalau ingin anak baik, ibunya juga harus bai

  • Kesempatan Kedua, Luka Terakhir   Bab 8

    Maura juga buru-buru masuk untuk mengadu setelah mendapat kabar.Aku tidak bisa menahan senyum menyaksikan mereka berdua bertengkar di ruang rapat dan menguak rahasia masing-masing.Di kehidupan sebelumnya, aku benar-benar menderita sendirian. Tidak punya tempat mengadu dan tanpa jalan keluar sama sekali.Setelah Maura mengambil jabatanku, dia menyebarkan omong kosong di internet dan menjelek-jelekkanku.Aku diserang dari semua sisi dan tidak berani keluar rumah. Aku sudah mendapat pengacara dan meminta rekan-rekan kerja untuk bersaksi membelaku. Tapi Maura memutar balik fakta dan memusnahkan semua harapanku.Dia juga punya andil dalam kematianku.Saat Ruslan dan Maura keluar kembali, wajah mereka sama-sama pucat.Perusahaan mengumumkan bahwa mereka berdua dipecat.Ruslan pantas dipecat karena nepotisme, suap, dan kinerja rendah.Maura dianggap lebih tidak kompeten lagi. Perusahaan memang sejak awal tidak ingin memperpanjang kontraknya nanti. Setelah kejadian ini, mereka akhirnya tidak

  • Kesempatan Kedua, Luka Terakhir   Bab 7

    Aku berkata datar, "Pak Ruslan, ada nyawa yang sedang dipertaruhkan. Mana berani saya kembali kerja?""Kalau kamu terlalu nggak peduli dengan kesehatan mental bawahanmu, bos di atas pasti minta pertanggungjawaban.""Pikirkan nasib dirimu sendiri saja!""Apa jadinya kalau kamu sampai dipecat? Tontonan tadi memang seru, ya!"Ruslan tertegun. "Tontonan? Apa maksudmu?"Aku melirik Jennie. "Buat yang merasa saja!"Aku tidak bermaksud membeberkan segalanya. Aku sengaja mengatakannya agar mereka bertengkar sendiri.Aku segera berbalik pergi. Tapi masalah ini sudah masuk internet. Entah siapa karyawan yang memposting videonya.Kisah Maura yang dibuat putus asa sampai ingin melompat dari gedung menjadi viral.Orang-orang mendiskusikannya dengan antusias!"Ibu hamil memang nggak boleh diapa-apakan. Salah sendiri nggak hati-hati. Bergaul biasa sih nggak masalah, tapi jangan bagi makanan atau memberi tumpangan. Kamu sendiri yang kena kalau kejadian sesuatu!""Manajerku minta dibuatkan kopi, akhirn

  • Kesempatan Kedua, Luka Terakhir   Bab 6

    Maura menarik-narik tangan Ruslan dengan cemas. "Pak Ruslan, kasihani saya. Mereka minta saya membayar ganti rugi. Kalau saya dipecat juga, mau bagaimana lagi nasib saya?"Dia menangis histeris dan berteriak tidak mau, tapi Ruslan tidak peduli. Dia langsung memanggil HRD untuk membuatnya tanda tangan secara paksa.Maura tiba-tiba mendapat kekuatan entah dari mana dan melepaskan diri dari cengkeraman. "Ruslan bajingan, tunggu saja pembalasanku! Kalau aku menderita, kalian semua juga harus menderita!""Aku akan menjatuhkan diri dari gedung ini. Kita lihat siapa yang akan menang!"Dia lalu berlari tanpa menghiraukan apa pun menuju atap gedung. Kebetulan keluarga Jennie datang pada saat ini.Mereka mengira Maura ingin lari, jadi mereka cepat-cepat mengejar.Aku mengambil ponselku dan menelepon polisi. Jika masalah ini menyebar, nasib Ruslan juga akan berakhir.Semua orang pergi ke atap. Maura berdiri di tepi gedung, masih bersikukuh.Jennie pun cemas melihatnya seperti ini. "Maura, mau apa

  • Kesempatan Kedua, Luka Terakhir   Bab 5

    Tamparannya sangat berat sampai polisi saja tidak tahan melihatnya. Wanita itu tiba-tiba ketakutan dan memelototiku. "Sialan. Kamu tunggu pembalasanku!"Aku tertawa ringan. "Ya sudah kalau kamu nggak mau."Aku hendak keluar ketika Ruslan tiba-tiba datang, membuatku sedikit terkejut.Melihat dia datang, wanita tua itu bergegas menerkamnya."Ruslan, syukurlah kamu datang. Perempuan sialan ini mau memeras 100 juta dariku!""Pecat dia!"Aku tercengang. Mereka saling mengenal?Ruslan menatapku dan mengerutkan keningnya. "Tante, jangan khawatir. Serahkan padaku."Aku benar-benar terkejut. Ternyata mereka satu keluarga. Tidak heran Ruslan sangat melindungi Jennie.Aku pun tersenyum sinis. "Pak Ruslan mau jadi mediator?""Dewita, kalau kamu masih mau kerja di perusahaan, berdamai sekarang juga.""Jadi buat apa aku sakit-sakit ditampar?"Aku menunjuk wajahku. "Aku sudah membuat laporan visum. Aku pusing, mual, dan gegar otak setelah ditampar. Aku mau ke rumah sakit setelah ini!""Ruslan, kamu m

  • Kesempatan Kedua, Luka Terakhir   Bab 4

    Saat itulah polisi tiba dan segera mendorongnya ke lantai!"Diam! Jangan bergerak!"Wanita tua itu tercengang. Perlu beberapa saat sampai dia akhirnya tersadar. "Sialan, bicara apa kamu!"Aku dibantu berdiri sambil menutupi wajahku. "Pak Polisi, kepala saya pusing. Saya cuma menonton dari jauh, tapi dia tiba-tiba menamparku. Tanya semua orang, dia yang memfitnah saya!"Aku menunjuk ke arah Maura.Aku tidak lupa bahwa di kehidupan sebelumnya, Maura tidak sabar ingin menyebarkan kabar ke kantor saat keluarga Jennie menuduhku. Membuatku dipecat dari perusahaan dan dia mengambil posisiku.Dia ingin menyeretku lagi sekarang. Aku tidak akan membiarkannya."Bohong!"Suami Jennie juga ikut berteriak, "Dia yang memberi buah busuk kepada istriku dan membuatnya keguguran!"Aku mengeluarkan ID card karyawanku. "Bukan aku. Di kantor juga ada rekaman CCTV-nya. Aku bisa membuktikannya sekarang juga!""Maura, aku sudah bilang buah potong itu diambil dari buah busuk. Kamu nggak mau mendengarkan!"Maura

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status