"Oke."Violet turun dari tempat tidur.Romeo mendadak berkata, "Berikan cincinmu kepadaku."Violet menundukkan kepalanya dan melihat cincin di jarinya. Dia tidak bertanya dan melepaskan cincinnya, lalu meletakkannya di atas tangan Romeo.Romeo berkata, "Suatu hari aku akan mengembalikannya."Violet tidak berkata apa-apa dan keluar dari kamar.Sebenarnya dia tahu.Utang Romeo sudah lama dibayarnya.Saat ini, tengah malam.Romeo duduk di kamar Violet sambil menatap lampu redup kamar.Pada saat ini ingatannya seakan-akan kembali ke semalam.Pagi-pagi dia telah membuat janji untuk bertemu dengan Isabella.Violet barusan pergi, kemudian Isabella masuk sesuai janji mereka.Setelah Isabella masuk, dia melihat tidak ada orang di dalam kamar. Alisnya pun berkerut. "Ngapain kamu memanggilku kemari?"Romeo menatap wajah Isabella yang mirip dengan Violet, lalu dia merasa jijik.Tidak ada yang bisa menggantikan Violet dan tidak ada orang yang pantas memiliki wajah itu."Bukankah selama ini kamu ing
Romeo meletakkan bingkai foto itu di atas meja, lalu meletakkan cincin di depan bingkai foto.Mulai hari ini, sebaiknya mereka tidak bertemu.Tengah malam, di Kediaman Edris.Violet sedang berbaring di tepi tempat tidur. Ketika Charles bangun, itu sudah tengah malam.Dia tercengang saat merasakan tangannya sedang dipegang. Ketika Charles melihat Violet sedang berbaring di sebelahnya, dia mengira dia sedang bermimpi."Vio?"Suara Charles sangat rendah dan sedikit serak.Violet membuka matanya dengan mengantuk. Melihat Charles sudah bangun, dia pun menyunggingkan seulas senyuman yang manis dan berkata, "Sudah bangun?"Setelah mendengar itu, Charles baru tahu kalau semua ini bukanlah mimpi. Dia langsung memeluk Violet.Gerakan itu mengenai luka Violet. Dia berdesis kesakitan. "Charles! Sakit!"Charles langsung sadar. Dia melepaskan Violet dengan hati-hati, kemudian bertanya dengan gugup, "Apa lukamu terbuka? Tunjukkan padamu."Lalu, Charles membuka baju Violet.Benar-benar ada sedikit dar
Apa mereka sedang mempermainkan orang?Di dalam kamar, perban Violet sudah dilepas.Charles berkata, "Tadi bukannya kamu masih menangis kesakitan?""Aku nggak merasa sakit saat melepaskannya sendiri. Kalau kamu yang melepaskannya, aku ingin menangis."Charles merasa tak berdaya. Untuk sesaat, dia tidak tahu harus tertawa atau tidak.Dia mengoleskan obat pada luka Violet. Luka Violet terasa dingin sejuk dan dia merasa sedikit nyaman."Saat kamu terluka dulu, kamu sering makan permen, ya?""Itu bukan aku.""Ha?""Aku nggak suka makanan manis."Charles berkata, "Dulu kami sering menjalankan misi bersama. Howard temperamen, tapi lemah. Dia sering terluka dan malas membawa permen sendiri, tapi dia memasukkannya ke dalam kantongku. Aku juga nggak tahu apa itu berguna. Tapi ... sepertinya itu lumayan berguna baginya.""Pantas ....""Selesai."Charles segera menutup luka Violet dengan perban, kemudian berkata, "Kamu istirahatlah untuk beberapa hari ini. Jangan pikirkan apa-apa.""Ya."Violet b
Violet dan Charles turun dari atas.Melihat kedua orang itu turun sambil bergandengan tangan, William pun mengejek, "Eh, akhirnya bangun juga."Saat Charles mendengar itu, dia melemparkan sebuah apel ke arah William.William menangkap apel itu, lalu mengelapnya. "Jangan dibuang. Sayang sekali!"Violet melihat Brandon, Zayn, Arianna dan Barry sudah datang. Dia pun berkata, "Jarang-jarang kita semua bisa berkumpul."Howard berkata, "Ini semua berkat kamu. Sekarang semuanya berdiri di garis depan."Gwen mengernyit dan berkata, "Kamu ngomong apa, sih? Kami berdiri di garis depan secara sukarela.""Kenapa? Ada masalah?""Kamu!"Gwen ingin bertengkar dengan Howard.Namun, saat ini Agnes yang berada di lantai atas turun dengan hati-hati.Ketika semua orang melihat Agnes turun, suasana ruang tamu langsung menjadi hening.Violet menoleh. Agnes tampak bersalah. "Violet, maaf .... Aku nggak tahu kakakku akan menembakmu."Violet berkata, "Dari awal aku sudah merasa ada yang aneh dengan kakakmu dan
Melihat Agnes tidak mau menerima realita, William pun diam saja.Itu hanya trik Tuan Besar Knowles untuk menghibur putrinya. Mereka tidak bodoh.Tampaknya Sherman menjadi tidak normal akibat tekanan hidup yang tinggi di Keluarga Knowles, karena itu muncullah kepribadian Jacob.Setelah Violet mendengar penjelasan Agnes, dia masih merasa ada yang aneh.Kalau Sherman adalah kepribadian utama, kenapa Sherman yang mati dalam kecelakaan mobil itu?Keluarga Knowles sangat merahasiakan hal ini. Apa cerita tersembunyi di balik ini?Gwen berkata, "Pantas saja dulu nggak pernah ada berita tentang anak kembar di media. Ternyata Keluarga Knowles hanya mempunyai satu putra."Agnes berkata, "Aku sudah memberi tahu semua yang aku tahu kepada kalian. Aku hanya ingin mewakili kakakku untuk meminta maaf. Violet, menurutku, kakakku nggak benar-benar ingin membunuhmu. Dia ....""Dia hanya serakah dan ingin tahu di mana letak harta karun itu, 'kan?"William di sebelah mengatakan apa yang ingin dikatakan Agn
Pada malam hari, ketika tidak ada orang, Agnes menarik kopernya dan diam-diam keluar dari Kediaman Edris.Saat William mengutus orang untuk mengantar Agnes ke bandara, mereka tidak menemukan Agnes di dalam kamar. Jadi, mereka pergi ke kamar Violet.Ketika Violet mendengar Agnes menghilang, dia mengerutkan alisnya dan bertanya, "Apa kalian sudah cek CCTV?"Gwen berkata, "Satu jam yang lalu, dia pergi sambil menarik kopernya."William berkata, "Agnes ini benar-benar nggak tahu kapan dia harus berhenti. Bukankah lebih baik dia pulang ke rumahnya saat ini? Dia benar-benar merepotkan."Saat Violet mendengar itu, dia tidak terlihat cemas sedikit pun. Dia berkata, "Batalkan tiket pesawatnya. Lagi pula, tak peduli ke mana Agnes pergi, dia nggak akan dalam bahaya."Gwen bertanya dengan bingung, "Kenapa?""Dia adalah putri Keluarga Knowles, nggak akan ada yang berani menyentuhnya. Dia juga adiknya Sherman, jadi Edward nggak akan melakukan apa-apa kepada Agnes. Biarkan dia pergi. Suruh orang diam
"Alat pacu jantung! Cepat! Tingkatkan tegangan listriknya!""Dokter! Pasien mengalami pendarahan hebat! Darah tipe A baru saja diambil dari bank darah!"Seluruh tangan perawat magang itu berlumuran darah. Dia bahkan gemetaran saat berbicara.Bau darah memenuhi ruang operasi.Dia tidak pernah melihat darah sebanyak ini.Pada saat ini, sebuah pikiran terlintas di benaknya.Siapa yang mengambil darah tipe A dari bank darah?Wanita yang sedang berbaring di ranjang rumah sakit ini memiliki wajah pucat dan bibir kering. Penglihatannya pun mulai kabur. "Romeo ....""Apa?""Romeo ...."Kali ini perawat magang itu mendengarnya. Nama yang dipanggil oleh wanita lemah ini adalah Romeo Fernandez.Romeo adalah presiden bisnis paling berkuasa di Kota Poseidon.Dokter itu hampir pingsan. Dia salah menekan nomor tiga kali sebelum akhirnya dia menelepon nomor yang benar. Dia segera berkata kepada orang di ujung telepon, "Tuan Romeo, Nyonya mengalami pendarahan hebat. Tapi, darah di bank darah telah diam
Romeo mengikuti arah pandangan Levi.Di dalam kerumunan, gaun merah itu terlihat dengan sangat mencolok.Violet mengenakan gaun panjang berwarna merah anggur. Setiap gerak-gerik serta senyumannya seolah-olah mampu menyentuh hati orang-orang. Kamera media menyorot Violet dan untuk sesaat Violet seperti bintang populer yang sedang berjalan di karpet merah.Violet?Beberapa saat kemudian, Romeo baru sadar kalau itu Violet.Dulu Violet selalu menyukai riasan tipis dan pakaian anggun. Ini pertama kalinya Romeo melihat Violet berdandan seperti ini.Raut wajah Evelyn tampak masam. Ini pertama kalinya dia melihat Violet.Dibandingkan dengan Violet yang menawan dan seksi, dia terlihat terlalu membosankan dan seperti siswa di bawah umur yang belum dewasa."Kak Violet ... sangat cantik."Nada Evelyn terdengar agak iri.Violet juga sudah melihat Romeo dan Evelyn. Dia pun langsung berjalan ke arah mereka.Evelyn mengira Violet yang tidak tahu apa-apa akan merasa canggung ketika dia melihat Evelyn d
Pada malam hari, ketika tidak ada orang, Agnes menarik kopernya dan diam-diam keluar dari Kediaman Edris.Saat William mengutus orang untuk mengantar Agnes ke bandara, mereka tidak menemukan Agnes di dalam kamar. Jadi, mereka pergi ke kamar Violet.Ketika Violet mendengar Agnes menghilang, dia mengerutkan alisnya dan bertanya, "Apa kalian sudah cek CCTV?"Gwen berkata, "Satu jam yang lalu, dia pergi sambil menarik kopernya."William berkata, "Agnes ini benar-benar nggak tahu kapan dia harus berhenti. Bukankah lebih baik dia pulang ke rumahnya saat ini? Dia benar-benar merepotkan."Saat Violet mendengar itu, dia tidak terlihat cemas sedikit pun. Dia berkata, "Batalkan tiket pesawatnya. Lagi pula, tak peduli ke mana Agnes pergi, dia nggak akan dalam bahaya."Gwen bertanya dengan bingung, "Kenapa?""Dia adalah putri Keluarga Knowles, nggak akan ada yang berani menyentuhnya. Dia juga adiknya Sherman, jadi Edward nggak akan melakukan apa-apa kepada Agnes. Biarkan dia pergi. Suruh orang diam
Melihat Agnes tidak mau menerima realita, William pun diam saja.Itu hanya trik Tuan Besar Knowles untuk menghibur putrinya. Mereka tidak bodoh.Tampaknya Sherman menjadi tidak normal akibat tekanan hidup yang tinggi di Keluarga Knowles, karena itu muncullah kepribadian Jacob.Setelah Violet mendengar penjelasan Agnes, dia masih merasa ada yang aneh.Kalau Sherman adalah kepribadian utama, kenapa Sherman yang mati dalam kecelakaan mobil itu?Keluarga Knowles sangat merahasiakan hal ini. Apa cerita tersembunyi di balik ini?Gwen berkata, "Pantas saja dulu nggak pernah ada berita tentang anak kembar di media. Ternyata Keluarga Knowles hanya mempunyai satu putra."Agnes berkata, "Aku sudah memberi tahu semua yang aku tahu kepada kalian. Aku hanya ingin mewakili kakakku untuk meminta maaf. Violet, menurutku, kakakku nggak benar-benar ingin membunuhmu. Dia ....""Dia hanya serakah dan ingin tahu di mana letak harta karun itu, 'kan?"William di sebelah mengatakan apa yang ingin dikatakan Agn
Violet dan Charles turun dari atas.Melihat kedua orang itu turun sambil bergandengan tangan, William pun mengejek, "Eh, akhirnya bangun juga."Saat Charles mendengar itu, dia melemparkan sebuah apel ke arah William.William menangkap apel itu, lalu mengelapnya. "Jangan dibuang. Sayang sekali!"Violet melihat Brandon, Zayn, Arianna dan Barry sudah datang. Dia pun berkata, "Jarang-jarang kita semua bisa berkumpul."Howard berkata, "Ini semua berkat kamu. Sekarang semuanya berdiri di garis depan."Gwen mengernyit dan berkata, "Kamu ngomong apa, sih? Kami berdiri di garis depan secara sukarela.""Kenapa? Ada masalah?""Kamu!"Gwen ingin bertengkar dengan Howard.Namun, saat ini Agnes yang berada di lantai atas turun dengan hati-hati.Ketika semua orang melihat Agnes turun, suasana ruang tamu langsung menjadi hening.Violet menoleh. Agnes tampak bersalah. "Violet, maaf .... Aku nggak tahu kakakku akan menembakmu."Violet berkata, "Dari awal aku sudah merasa ada yang aneh dengan kakakmu dan
Apa mereka sedang mempermainkan orang?Di dalam kamar, perban Violet sudah dilepas.Charles berkata, "Tadi bukannya kamu masih menangis kesakitan?""Aku nggak merasa sakit saat melepaskannya sendiri. Kalau kamu yang melepaskannya, aku ingin menangis."Charles merasa tak berdaya. Untuk sesaat, dia tidak tahu harus tertawa atau tidak.Dia mengoleskan obat pada luka Violet. Luka Violet terasa dingin sejuk dan dia merasa sedikit nyaman."Saat kamu terluka dulu, kamu sering makan permen, ya?""Itu bukan aku.""Ha?""Aku nggak suka makanan manis."Charles berkata, "Dulu kami sering menjalankan misi bersama. Howard temperamen, tapi lemah. Dia sering terluka dan malas membawa permen sendiri, tapi dia memasukkannya ke dalam kantongku. Aku juga nggak tahu apa itu berguna. Tapi ... sepertinya itu lumayan berguna baginya.""Pantas ....""Selesai."Charles segera menutup luka Violet dengan perban, kemudian berkata, "Kamu istirahatlah untuk beberapa hari ini. Jangan pikirkan apa-apa.""Ya."Violet b
Romeo meletakkan bingkai foto itu di atas meja, lalu meletakkan cincin di depan bingkai foto.Mulai hari ini, sebaiknya mereka tidak bertemu.Tengah malam, di Kediaman Edris.Violet sedang berbaring di tepi tempat tidur. Ketika Charles bangun, itu sudah tengah malam.Dia tercengang saat merasakan tangannya sedang dipegang. Ketika Charles melihat Violet sedang berbaring di sebelahnya, dia mengira dia sedang bermimpi."Vio?"Suara Charles sangat rendah dan sedikit serak.Violet membuka matanya dengan mengantuk. Melihat Charles sudah bangun, dia pun menyunggingkan seulas senyuman yang manis dan berkata, "Sudah bangun?"Setelah mendengar itu, Charles baru tahu kalau semua ini bukanlah mimpi. Dia langsung memeluk Violet.Gerakan itu mengenai luka Violet. Dia berdesis kesakitan. "Charles! Sakit!"Charles langsung sadar. Dia melepaskan Violet dengan hati-hati, kemudian bertanya dengan gugup, "Apa lukamu terbuka? Tunjukkan padamu."Lalu, Charles membuka baju Violet.Benar-benar ada sedikit dar
"Oke."Violet turun dari tempat tidur.Romeo mendadak berkata, "Berikan cincinmu kepadaku."Violet menundukkan kepalanya dan melihat cincin di jarinya. Dia tidak bertanya dan melepaskan cincinnya, lalu meletakkannya di atas tangan Romeo.Romeo berkata, "Suatu hari aku akan mengembalikannya."Violet tidak berkata apa-apa dan keluar dari kamar.Sebenarnya dia tahu.Utang Romeo sudah lama dibayarnya.Saat ini, tengah malam.Romeo duduk di kamar Violet sambil menatap lampu redup kamar.Pada saat ini ingatannya seakan-akan kembali ke semalam.Pagi-pagi dia telah membuat janji untuk bertemu dengan Isabella.Violet barusan pergi, kemudian Isabella masuk sesuai janji mereka.Setelah Isabella masuk, dia melihat tidak ada orang di dalam kamar. Alisnya pun berkerut. "Ngapain kamu memanggilku kemari?"Romeo menatap wajah Isabella yang mirip dengan Violet, lalu dia merasa jijik.Tidak ada yang bisa menggantikan Violet dan tidak ada orang yang pantas memiliki wajah itu."Bukankah selama ini kamu ing
"Sialan! Mayatnya hidup?!"William menjerit ketakutan, tapi Gwen memukul bagian belakang kepala William, lalu berkata, "Apa-apaan mayatnya hidup? Lihat baik-baik, Vio masih hidup!""Masih hidup?"William menunjuk muka Violet dan berkata, "Violet, wajahmu ...."Violet mengelap wajahnya dengan lengan bajunya, kemudian riasan pucat Violet menghilang.Violet berkata, "Ini riasan.""Astaga! Aku kira kamu benar-benar ...."William menelan kembali kata "mati".Ketika Howard melihat Violet, sudut mulutnya terangkat sebelum dia segera melenyapkannya. Dia memukul kepala Violet, lalu berkata dengan sinis, "Kalau kamu masih hidup, apa kamu nggak bisa cepat-cepat bangun? Apa kamu harus melihat orang menangis dulu?"Violet merasa pukulan Howard kuat sekali, kemudian dia berkata, "Di luar mungkin masih ada orangnya Edward. Kalau mereka tahu aku nggak mati, Romeo akan dalam bahaya."Gwen tercengang, lalu bertanya, "Romeo? Apa hubungannya ini dengan Romeo?""Pelan-pelan, tapi aku cuci muka dulu."Viole
Semua orang tercengang saat melihat itu.William langsung berkata, "Palsu! Ini pasti diedit! Bagaimana mungkin? Siapa yang menyebar hoax ini? Aku harus menuntutnya!"Gwen juga berkata, "Berita ini pasti palsu .... Mereka menyebarkan berita ini pasti untuk mengacaukan kita dengan sengaja!"Arianna diam sejenak, lalu dia melihat cincin berlian yang sedang dipegang Barry dan berkata, "Apa Charles berjuang mati-matian hari ini karena hal ini?"Semua orang langsung tertegun.Pada saat yang sama ....Edward membaca artikel berita sebelum berkata, "Bagus."Romeo bertanya, "Kamu sudah lama mendidik Isabella, tapi kamu membunuhnya dengan begitu mudah. Apa kamu nggak sedih?""Dia termasuk beruntung karena meninggal sebagai putri Keluarga Gloria."Edward berkata, "Mayat Violet sudah dibakar dan Isabella sudah nggak berguna. Mengorbankan Isabella untuk memicu kekacauan dan menggoyahkan empat keluarga besar .... Romeo, idemu ini sangat bagus."Romeo tidak berkata apa-apa ketika melihat tatapan bang
Tidak masalah kalau cuman Howard, tapi kini Barry dan Arianna juga berada di sini. Bulu kuduk William berdiri saat melihat Barry. Saat Charles digendong masuk oleh Barry, William tidak berani mengucapkan sepatah kata pun.Saat Wilson masuk, dia berdeham dan menggerakkan lengannya untuk menunjukkan keberaniannya.Ketika begitu banyak bos besar yang berkumpul, jangankan William, Wilson juga takut.Brandon dan Zayn berdiri di samping. Brandon bertanya, "Apa kamu membutuhkan peralatan medis? Aku bisa meminta orang memindahkannya kemari.""Nggak perlu. Keluarga Edris punya semuanya."Wilson maju, lalu menyentuh lengan Charles. Beberapa saat kemudian, dia membuka tangan Charles yang terkepal.Telapak tangan Charles sudah berdarah. Wilson tercengang dan berkata, "Dia benar-benar kejam terhadap dirinya sendiri."Setelah itu, Wilson mengambil cincin yang berlumuran darah itu dari tangan Charles. Dia melihat cincin tersebut, kemudian berkata dengan alis berkerut, "Berliannya besar sekali. Ini pa