Share

Bab 21 Uang Dan Kemewahan

Penulis: Misya Lively
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-23 06:51:21
“Apa kamu bilang? Mereka menikah?” Sofyan yang sedang duduk di sebuah pub beranjak berdiri dan berjalan ke tempat sepi

Ia baru mendengar kabar pernikahan Reno dan Cora dari seorang mata-mata yang ia kirim di rumah Reno.

“Benar, Pak. Pak Reno sendiri yang memperkenalkan Nyonya Cora sebagai—”

“Nyonya! Nyonya! Dia bukan Nyonya! Dia itu hanya anak yatim piatu miskin! Tidak perlu memanggil dia Nyonya!” sergah Sofyan yang kesal mendengar mata-matanya itu justru memanggil Cora dengan rasa hormat.

Sofyan merasa Cora yang bukan siapa-siapa, tidak pantas menikah dengan anaknya yang notabene adalah seorang pengusaha sukses dan keturunan keluarga terpandang.

Menurutnya, Reno hanya boleh menikah dengan perempuan pilihannya. Perempuan yang berasal dari keluarga kaya dan bisa menguntungkan bagi dirinya dan masa depan Reno!

“Dengar baik-baik. Mereka itu hanya berpura-pura saja menikah!” Sofyan tetap tidak percaya jika Reno dan Cora menikah.

Pasalnya, Reno begitu sakit hati saat Cora memutuska
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Valeria Valeri
lanjutkan author. ceritanya makin seru. semangat terus nulisnya.
goodnovel comment avatar
Julita Megasari
lanjut KK adegan romantis Reno dan cora ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 67 Charity Night

    Reno duduk di ruang tengah dalam pakaian jas tailored made berwarna hitam. Ia sudah siap untuk pergi ke acara malam dana, dan sedang menunggu Cora selesai bersiap-siap.Ia melirik jam tangannya. Hanya tinggal 45 menit sebelum acara itu di mulai.Mereka masih mempunyai waktu yang cukup sebelum acara itu di mulai. Namun, ia ingin hadir sebelum gubernur membuka acara tersebut.Sambil menunggu, Reno membuka portal berita online dan membaca berbagai macam berita ekonomi. Termasuk berita penerbitan saham Wijaya Corp serta bangkrutnya Aco’s Inc. Adi, direktur Aco’s Inc, ditangkap dan dituntut untuk bertanggung jawab atas penyalahgunaan bahan berbahaya yang digunakan dalam produknya.Reno tersenyum miring membaca berita itu. Rupanya Eric mengkambinghitamkan direktur perusahaannya sendiri, dan dia melepaskan tanggung jawabnya. Awalnya Reno ingin menjatuhkan perusahaan Induk Wijaya Corp setelah Eric menculik Cora beberapa waktu yang lalu. Namun setelah mengetahui bahwa Anjani mewariskannya un

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 66 Perfect Plan

    Reno menarik nafas panjang. Ekspresi wajahnya masih terlihat tenang. “Aku hanya tahu kalau Adrian dan keluarganya tewas dalam sebuah kecelakaan kapal.”Reno menoleh di akhir kalimat, dan mendapati wajah Cora yang terlihat murung. Kedua mata gadis itu menatap ke depan, pada ruang di hadapannya yang sebenarnya tidak diperhatikannya. Sebab pancaran matanya terlihat kosong dan sedih. Ditambah lagi dengan tarikan nafas yang berat, membuat Cora terlihat lebih murung.“Aku masih ingat bagaimana ekspresi wajah Nenek saat menceritakan kejadian itu,” ucap Cora yang kemudian menoleh pada Reno, seakan ia ingin Reno ingin ikut merasakan apa yang ia rasakan saat itu. “Bayangkan, bagaimana sedihnya Nenek saat itu karena kehilangan bukan hanya putra semata wayangnya, namun juga menantu dan kedua cucunya…”Suasana di dalam kabin mobil sport itu terasa haru.“Reno,” Cora memegang lengan pria yang tengah mengemudi di sebelahnya. “Seandainya kamu melihat bagaimana sedihnya nenek Anjani kala itu. Kamu

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 65 Cincin Itu

    “Aku—hanya penasaran mengapa dia memberimu cincin itu. Maksudku, Anjani pasti punya banyak perhiasan lain. Tetapi dia justru memberimu cincin itu,” jawab Reno beralasan.Ia belum bisa memberitahu Cora apa yang ia temukan untuk saat ini. Ini semua demi kebaikan gadis itu sendiri. Cora menurunkan pandangannya, tidak lagi menatap Reno dengan curiga.“Nenek tidak sadarkan diri selama 2 hari di rumah sakit. Di hari ketiga dia bangun, tetapi kondisinya belum stabil. Dia belum bisa berbicara banyak.” Cora mulai menceritakan apa yang terjadi saat itu.“Hari itu, aku sengaja mengajukan cuti kerja karena aku ingin menemani Nenek. Jadi aku dan Pak Gilang bisa fokus pada kesembuhan nenek di rumah sakit.”“Hari itu, ketika mendengar bahwa Nenek telah siuman, keluarga Wijaya datang menjenguknya. Pak Leon, Bu Rita, Eric dan juga Tania, mereka semua datang ke rumah sakit.” Cora menyebutkan keluarga Eric; Papa, mama dan juga adik perempuan Eric.“Tetapi malam harinya, hanya ada aku dan Pak Gilang saj

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 64 Rasa Kehilangan

    Cora melirik Tiara yang duduk di kursi belakang melalui kaca spion dalam. Setelah itu, ia beralih pada Reno yang sedang mengendarai mobil Panamera silver metalic yang mereka tumpangi.Tadinya Cora mengira, mereka akan menggunakan mobil lain dengan seorang supir, namun ternyata Reno memilih mengendarai sendiri salah satu mobil sport yang ada di garasi miliknya. Reno mengatakan ia sengaja mengendarainya untuk memanaskan mobil itu. Apakah itu alasan saja? Cira tidak tahu, dan ia pun tidak tahu mengapa Reno tiba-tiba memutuskan untuk ikut mengantarkan Tiara ke bandara.Reno sendiri tidak yakin mengapa ia tiba-tiba ingin ikut ke bandara. Ia hanya merasa jika sebaiknya Cora tetap berada dalam pengawasannya sebelum seorang penjaga ditugaskan untuk melindunginya.Situasi di dalam mobil itu terasa canggung. Cora bisa merasakan Tiara menjadi sungkan untuk bicara.Meskipun Tiara bekerja di perusahaan Reno, tetapi temannya itu hampir tidak pernah bertemu langsung dengannya, apalagi berbicara d

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 63 Dibalik Layar

    Reno memutar tubuhnya sehingga ia berhadapan langsung dengan asistennya itu. “Heri, jangan beritahu Cora mengenai hal ini terlebih dahulu. Tidak sebelum kita bisa memastikan apa yang sebenarnya terjadi,” perintah Reno dengan raut wajah serius. Ia tengah memikirkan sesuatu.“Tapi kenapa Bos? Bukankah Nona Cora berhak untuk mengetahuinya?”Reno duduk di kursinya. “Aku tidak ingin membuatnya panik atau kepikiran mengenai hal ini. Dia perlu fokus pada kompetisi yang akan dihadapinya.”“Tugaskan orang untuk menjaga Cora secara diam-diam. Aku khawatir Eric menjadi semakin nekat setelah Cora mengambil cincin itu darinya,” perintah Reno sambil menatap Heri dengan serius.“Baik Bos,” jawab Heri sambil melirik Reno. Ia tersenyum membaca pikiran bosnya itu. Bosnya itu tidak hanya melindunginya diam-diam, tetapi dia juga tidak ingin membebani pikiran Cora dengan fakta mengejutkan yang masih membutuhkan pembuktian agar Cora bisa tetap fokus memperjuangkan hak paten atas karyanya.Sementara di saa

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 62 Value Sebuah Cincin

    Reno menatap wajah pria berkharismatik di foto hitam putih itu.“Dia adalah Aksara Wijaya, kakek Anjani. Dia yang mendirikan perusahaan yang menjadi cikal bakal Wijaya Corporation saat ini.”“Aksara Wijaya…” gumam Reno sambil ia men-scroll lagi gambar-gambar itu, mencari foto di masa yang berbeda. Reno berhenti pada foto Anjani saat remaja. Dia tengah berfoto bersama keluarganya. Tidak ada sang kakek di foto yang mulai berwarna itu.“Ini Anjani dan ini—ayahnya?” tanya Reno sambil menunjuk seorang pria yang tersenyum di samping Anjani remaja.Heri mendekat. Ia memicingkan matanya memperjelas pengelihatannya. “Iya Bos. Dia Genta Wijaya, ayah Anjani, dan ini ibunya,” tunjuk Heri.“Biar kutebak. Genta tidak punya anak laki-laki, benar?” ujar Reno sambil melirik Heri.“Benar, Bos. Bagaimana Bos bisa tahu?” “Sebab di beberapa foto keluarga, hanya ada dua orang anak perempuan, Anjani dan satu lagi anak perempuan—adiknya?” tebak Rrno lagi.“Benar Bos.” Heri tersenyum mengagumi ketelitian b

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 61 Bantuan Keluarga

    Reno duduk santai di kursi sambil mendekatkan telepon genggamnya ke telinga, menunggu Bastian—saudara sepupunya di Emerald City untuk mengangkat panggilan telepon itu.Dan akhirnya Bastian mengangkatnya. “Halo Ren. Tumben kamu telepon. Ada apa?” terdengar suara maskulin pria itu dari seberang sambungan telepon.Reno tertawa kecil membayangkan wajah saudaranya itu. “Buat apa aku sering-sering menghubungimu? Kalau bisa, aku lebih memilih menghubungi Kanaya dan keponakan-keponakanku yang lucu-lucu… tapi…”Terdengar tawa Bastian. “Kamu boleh menghubungi Kenzo dan Freya kapanpun kamu inginkan. Tetapi Kanaya? Kamu perlu ijin dariku!” Freya dan Kenzo adalah anak-anak Bastian—keponakan Reno. Sedangkan Kanaya adalah istri Bastian—yang pernah menarik hati Reno cukup dalam beberapa tahun yang lalu. Perhatian Reno pada wanita cantik yang kala itu menjadi istri siri Bastian, membuat Bastian sangat cemburu padanya. Terlebih, Reno beberapa kali menyelamatkan Kanaya dari bahaya yang mengancamnya

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 60 Keluarga Wijaya

    Heri masih memikirkan mengenai Gilang dan Anjani saat Reno menepuk lengannya.“Apa yang kamu pikirkan?” tanya Reno sambil tersenyum miring. “Tidak Bos, maaf. Saya hanya memikirkan perkataan Rendy,” jawab Heri sambil tersenyum kikuk karena kepergok melamun.“Apa kata Rendy?” Reno jadi ikut penasaran.“Rendy bilang, menurut informasi yang ia dapat, Gilang sangat loyal kepada Anjani. Dan begitu pula Anjani. Sampai-sampai Anjani menghadiahkan Gilang sebuah rumah yang besar karena loyalitasnya.”“Tidak ada yang masuk akal. Terus gali dan cari keberadaan Gilang dan Damar. Kalian menemukan Damar, kalian pasti akan menemukan Gilang,” perintah Reno.“Sekarang, mengenai keluarga Wijaya…” Reno memberi kode dengan menjentikkan jarinya, meminta Heri segera memberikan informasi yang dia dapat.Heri mendekat dan menggeser layar tab yang dipegang Reno.“Ini adalah foto keluarga Anjani saat suami dan anak-anaknya masih hidup.” Heri mengetap salah satu foto dari beberapa yang ada di sana.“Anak-anakny

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 59 Sang Asisten

    Hari Sabtu pagi, di rumah di jalan Evergreen, Reno memasuki ruangan kerjanya diikuti oleh Heri. Setelah Heri menutup pintu dengan rapat, Reno bertanya sembari ia duduk di kursi. “Sudah kamu temukan Gilang?”Sudah beberapa hari sejak ia memberi asistennya itu perintah untuk menyelidiki Gilang— asisten pribadi Anjani Wijaya, serta keluarga Wijaya.Dan ia sengaja memanggil Heri untuk membicarakan hal itu. Heri berhenti di samping Reno. “Maaf Bos,” Ia menjawab dengan raut wajah yang pelik. Sebab, ia tidak berhasil menemukan orang itu.“Saya dan Rendy sudah berusaha mencari jejak keberadaan Gilang. Bahkan Rendy sudah pergi ke kampung halamannya di Elmond. Tetapi kami tidak berhasil menemukan Pak Gilang ataupun Pak Damar. Mereka seperti hilang ditelan bumi, tidak ada yang pernah melihat mereka sejak dua bulan yang lalu,” papar Heri.“Ini foto lama mereka.” Ia lalu memberikan Reno sebuah tab dengan penampakan foto dua orang pria berusia hampir lima puluhan tahun di layarnya. Reno memperha

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status