Share

Bab 7 Istri Yang Dibutuhkan

Author: Misya Lively
last update Last Updated: 2025-03-08 22:57:35

“Aku tidak yakin kalau kamu tulus mencintai Reno. Apa yang kamu inginkan kali ini? harta?” Sindir Sofyan, mengetahui ia tidak bisa mempengaruhi putranya. Ia menyerang Cora—sebagai pihak yang lebih lemah.

“Jangan ganggu dia. Ini keputusan kami berdua. Dengan ataupun tanpa persetujuan Papa, aku akan menikahi Cora!” Reno menarik Cora ke dalam pelukannya sebagai gestur bahwa ia akan melindungi Cora dari siapa pun, termasuk Papanya sendiri.

Sofyan menahan diri. Ia tidak bisa menentang Reno terang-terangan. Ia tidak boleh kehilangan putranya hanya gara-gara perempuan itu!

Ia menghela nafas dan merubah ekspresi wajahnya. “Reno, Papa hanya memikirkan kamu. Masa depanmu,” ujar Sofyan dengan nada yang lebih lembut dan pelan.

“Papa punya alasan untuk menentang hubungan kalian. Karena Papa tidak percaya dengannya,” ujar Sofyan sambil melirik Cora dengan matanya.

“Papa tidak perlu khawatir, karena aku dan Cora yang akan menjalani!” sergah Reno, sambil diam-diam tersenyum melihat Papanya mulai menahan diri. Ia ingin tahu apa yang akan Papanya lakukan berikutnya.

“Reno, mencari istri itu bukan hal mudah. Kamu membutuhkan seorang istri yang bisa mendukung karirnya. Seseorang dari keluarga berada, dan mempunyai status sosial yang bisa mengangkatmu,” ujar Sofyan dengan ekspresi bersimpatik.

Keluarga berada dan status sosial.

Diam-diam Cora menghela nafas. Ia bisa menduga apa yang akan Sofyan katakan selanjutnya.

Sebagai seorang anak yang dibesarkan di panti asuhan, apa yang tidak dimilikinya? Tentu saja keluarga dan status sosial yang tinggi.

“Dan Cora—”

“Papa!” Sebelum Sofyan sempat mengutarakan kekurangan Cora itu, Reno menegurnya. Tentu saja Reno juga mengetahui ke mana arah pembicaraan Papanya. Dan ia tidak bisa membiarkan Sofyan meremehkan Cora.

Jika ia membiarkan Papanya melakukan hal itu, sama saja ia membuka tabir sandiwara mereka. Laki-laki mana yang mengaku mencintai seorang wanita, tetapi rela melihat wanita yang dicintainya dihina?

“Papa pikir Reno peduli dengan semua itu? Papa tidak ber—”

“Sayang…”

Ucapan Reno tertahan merasakan suara lembut Cora memanggilnya dan tepukan gadis itu di lengannya.

Ia menoleh dan mendapati tatapan mata Cora yang memintanya memberinya kesempatan untuk berbicara.

“Om jangan kuatir. Saya tahu persis apa yang Reno butuhkan.” Mendapat lampu hijau dari Reno, Cora mulai berbicara kepada calon Papa mertuanya itu dengan suara lembut.

“Meskipun saya tidak memiliki keluarga, orang tua yang mendukung saya, tetapi saya yakin saya bisa menjadi istri yang Reno butuhkan,” ucapnya sambil melirik Reno. Kali ini Cora tidak mau tunduk dan menerima begitu perlakuan Sofyan.

Dulu, ia pernah mengalah. Namun tidak kali ini.

“Sebab, saya dan Reno, kami berdua saling melengkapi dan membutuhkan satu sama lain,” ucap Cora sambil tersenyum pada Reno.

Ia lalu melirik Sofyan, dan lanjut berkata, “Bahkan saat tidak ada satu pun orang, keluarga, yang mendukung kami, kami punya satu sama lain.

Walaupun ia berbicara dengan sopan dan nyaris tanpa penekanan atau nada yang tinggi, namun kalimat yang ia ucapkan mempunyai arti yang dalam bagi Sofyan.

“Kamu—” sergah Sofyan sambil menunjuk Cora dengan geram. Wajahnya merah padam.

Jelas bagi Sofyan, Cora telah menyindirnya. Sebab dirinya adalah satu-satunya keluarga terdekat Reno yang bertalian darah di Fragrant Harbour. Akan tetapi gadis itu justru mengatakan tidak ada keluarga yang memberikan dukungan untuk Reno!

Apalagi maksudnya kalau hukannuntuk menyindirnya!

Beda halnya dengan Sofyan, ekspresi wajah Cora datar dan polos. Ia sama sekali tidak terganggu dengan hardikan Sofyan.

Cora berpura-pura tidak menyadari kegeraman Sofyan. Ia tersenyum pada Reno dengan tulus. “Dan Reno tidak membutuhkan orang lain mengangkat status sosialnya. Saya yakin Reno mampu untuk mencapai apa yang dia impikan dengan usahanya sendiri.”

“Papa dengar? Istri seperti inilah yang Reno butuhkan. Tidak hanya memberikan dukungan, tetapi dia juga percaya dan yakin pada Reno,” ucap Reno sambil tersenyum dan menatap Cora dengan bangga.

Dalam hatinya Reno mengacungkan jempol untuk keberanian Cora membalas kata-kata remeh Papanya itu.

Sofyan menghentakkan kakinya dengan kesal. Ia tidak lagi berpura-pura bijaksana dan baik. “Lihat saja Reno. Papa yakin sandiwara kalian akan terbongkar! Dan kamu akan menyesal!” sergahnya sebelum ia berjalan pergi.

Cora dan Reno menatap kepergian Sofyan sampai pria itu menghilang di balik pintu restoran. Lalu keduanya saling beradu tatap sebelum tertawa pelan dan melepaskan rangkulan.

“Good job, Cora! Rupanya aku tidak perlu mengajarimu bagaimana caranya menjadi istriku,” ucap Reno menatap gadis di sampingnya.

“Aku rasa semua beres sekarang. Calon Papamu sudah kabur, dan begitu pula Papamu…” Cora menghembuskan nafas lega. Ia berharap Sofyan mundur dan tidak lagi menjodohkan Reno dengan orang lain. Dengan begitu, sandiwaranya sebagai istri Reno berakhir sudah.

“Paling tidak kita berhasil malam ini.” Reno kemudian menghembuskan nafas lega, kemudian memutar tubuhnya berhadapan dengan Cora.

“Berikan KTP mu!” pintanya sambil mengulurkan tangan.

“KTP? Untuk apa?” tanyanya, lalu teringat mengenai sponsorship yang ia minta.

Tentu saja Reno membutuhkan KTP nya untuk mengurus segala sesuatunya guna kompetisi itu. Ia pun membuka tasnya dan memberikan KTP nya kepada Reno.

Reno menerima KTP itu dan ia mengambil foto dengan telepon genggamnya sebelum mengembalikannya pada Cora.

“Jangan terlambat datang besok pagi,” ucap Reno sambil ia mulai berjalan keluar dati restoran itu, dan Cora mengikutinya.

“Oke. Kemana?” Cora sangat bersemangat. Apakah mereka akan pergi mendaftar kompetisi? Atau mungkin ke Lumiere?

Paling tidak ia harus beradaptasi terlebih dahulu dengan lingkungan di Lumiere sebelum mewakili perusahaan tersebut dalam ajang bergengsi sekelas International Jewelry Design. Ia yidak boleh mengecewakan Reno yang telah memberinya kesempatan.

“KUA,” jawab Reno dengan santai sampai terus berjalan.

Deg!

Cora berhenti berjalan.

Apa dia bilang KUA? Batin Cora sambil mengerutkan keningnya. Seketika itu juga wajah Cora menjadi pucat pasi dan jantungnya berdebar kencang.

Saat ia tersadar, ia segera mempercepat langkahnya menyusul Reno.

“Reno! Reno, tunggu! A-apa maksudmu KUA?” tanya Cora sambil menahan tangan Reno dari berjalan lebih lanjut. Saat itu mereka sudah berada di teras depan restoran, sehingga suasana tidak terlalu ramai.

“Menurutmu?” Reno balik bertanya sambil mengangkat alisnya.

“T-tapi bukankah kita berhasil mengelabui papamu dan calonnya? Apa perlu kita menikah sungguhan?” tanya Cora memastikan, berharap Reno lupa atau hanya bercanda saja.

Namun ekspresi pria itu tidak berubah. Dia menghela nafas dan berkata. “Cora Aleyna, Papaku tidak akan berhenti begitu saja. Kita akan menikah dan melanjutkan ini. Bukankah kamu sudah setuju menikah denganku? Atau kamu berubah pikiran dan tidak mau mengikuti kompetisi itu?” ucap Reno langsung mengultimatum.

Pria itu tidak memberi kesempatan Cora untuk mendebatnya.

“T-tapi… tapi…” ucapan Cora tertahan di tenggorokannya saat ia menatap wajah Reno yang menatapnya dengan datar, tanpa toleransi.

Cora tahu pria itu tidak menginginkan jalan lain. Dan menikah dengannya tidak bisa dihindari!

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Misya Lively
Tengkyu kak muach
goodnovel comment avatar
Endah Er
iklanya buanyak ternyata yaa...
goodnovel comment avatar
Agus Irawan
lanjutannya kak sudah tidak sabar hehe
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 159 Epic

    Acara final kompetisi itu pun dimulai. Pada kesempatan kali ini, Cora tampil lebih dahulu daripada Janeta. Ia mendapatkan nomor undian 4, sedangkan Janeta 5.Setelah 3 orang peserta lainnya, Cora akhirnya mendapat kesempatan untuk menampilkan Passionate Love dalam bentuk real.Jika pada kesempatan pertama Cora mengenakan setelan celana panjang berwarna putih, kali ini Cora mengenakan terusan berwarna hitam sebatas lutut dengan aksen pinggang yang mengecil, dan lengan pendek berbentuk cap. Ditambah beberapa aksesoris yang tidak terlalu berlebihan, yang mempertegas aura kepercayaan dirinya.Audiens bertepuk tangan meriah saat Cora naik ke atas panggung. Penampilannya yang elegant-business, memberi kesan smart dan percaya diri yang memukau hadirin yang ada di ruangan itu.Bukan hanya hadirin yang terkesima. Juri pun ikut tersenyum kagum melihat penampilan Cora. Jelas terlihat bahwa Cora sangat menghargai dan telah mempersiapkan dirinya dengan baik untuk kompetisi itu.Bahkan Eric yang ta

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 158 Dukungan Azhar?

    Untungnya bodyguard sudah bersiap-siap. Mereka dengan sigap memasang barikade. Bahkan Heri pun ada di sana, untuk memastikan Reno dan Cora bisa melewati wartawan tanpa mengalami hambatan“Permisi! Beri jalan!” Bodyguard berseru membuka jalan bagi mereka untuk lewat. Dibelakang mereka karyawan Lumiere berjalan dengan rasa bangga.Mau tidak mau gerombolan wartawan membuka jalan untuk rombongan mereka.Mereka bertanya-tanya, bukankah itu karyawan Lumiere? Reno Afrizal memboyong karyawan Lumiere untuk mendukung Cora? Wow, ini benar-benar dukungan bukan hanya sebagai seorang CEO, tapi juga dari suami kepada istrinya! Luar biasa!“Nona Cora bagaimana pendapat anda mengenai kompetisi ini? Apakah anda optimis bisa memenangkannya?”“Nona Cora, bagaimana perasaan Anda mengetahui suami Anda mengajukan tuntutan pada orang yang menyebarkan berita butuk mengenai Anda?”“Pak Reno, bukti-bukti apa yang Anda miliki untuk menyangkal tuduhan Janeta Effendi?”Cora dan Reno berjalan melewati wartawn dan m

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 157 Dukungan

    Passionate Love.5 buah perhiasan dengan ornamen berbentuk kuntum bunga tulip berwarna merah itu, tertata di dalam sebuah Gucci lizzard leather briefcase berwarna hitam.Tas itu diperuntukkan untuk membawa perhiasan berharga, seperti set perhiasan dengan batu ruby berwarna pigeon blood—warna deep red yang vibrant yang akan Cora presentasikan dalam kompetisi IJD hari ini.Cora menutup ras itu dan menguncinya setelah memastikan semua perhiasan itu dalam keadaan baik. Baru saja Cora menutup tas itu, sebuah ketukan terdengar di pintu ruangan kerjanya. Cora mengangkat wajahnya dan tersenyum saat melihat Reno berdiri di pintu ruangan kerjanya, dengan satu tangan memegang seikat buket bunga tulip merah dengan campuran bunga gypsophilea merah dan putih.“Jody, tolong bawa ini…” Cora memberikan Jody tas Gucci berisi Passionate Love dan mengisyaratkan bodyguardnya itu untuk meninggalkan mereka berdua.Reno masuk dan langsung menghampiri Cora. “Ini untukmu. Aku harap semua berjalan dengan lanc

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 156 Kasih Sayang

    Setelah meredakan diri dari gejolak gelora pagi mereka, Cora yang terlebih dahulu mandi dan berpakaian.Ia harus segera pergi ke Lumiere, karena hari ini ia akan mempresentasikan prototipe Passionate Love yang sudah ia persiapkan sebelumnya dalam 5 besar peserta kompetisi.Cora meraih tas belanja dari apotik yang ia datangi kemarin. Ia menaruh tabung berisi pengaman ke dalam laci meja nakas, dan merasa kesal karena Reno tidak mengenakan pengaman yang ia berikan. Padahal pria itu tahu ia—mereka berdua, belum siap untuk memiliki anak saat itu.Cora melirik pintu kamar mandi di mana Reno berada saat ini.Cora berpikir, meski fisik mereka siap, tetapi secara psikis, mental; apakah mereka berdua siap dengan segala konsekuensinya?Cora mendesah pelan. Menyadari ia masih menyimpan rasa sayang yang begitu besar pada Reno. Namun sayangnya, ia tidak tahu bagaimana isi hati pria itu.Apakah keinginan Reno memiliki anak didasari oleh rasa cinta, atau hanya keinginan impulsive semata—karena teka

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 155 Beradu Dominasi

    Reno menyeringai dengan tatapan nakal yang penuh dengan gairah sebelum ia menariknya ke tepi ranjang, sehingga membuat Cora kembali terkesiap.“Reno, kamu—mau apa?”Bibir Reno bergerak tanpa mengeluarkan suara. “Eat you…”Lalu sebelum Cora bisa mencernanya, Reno mulai menarik segitiga berbahan lace putih itu, melucutinya sambil memberi Cora tatapan yang penuh dengan api gairah.Cora menelan ludahnya, merasakan desiran di dalam tubuhnya semakin terasa kuat. Ia berharap-harap cemas.Sebagai seorang wanita dewasa yang telah melakukan hubungan suami-istri, Cora mengerti sedikit ini dan itu mengenai berbagai macam hal dalam bercinta yang ia baca atau dengar.Meski ia dan Reno telah mencoba melakukan berbagai macam gaya dalam berhubungan, mereka belum pernah melakukan… yang satu itu.Dan melihat dari cara Reno menatapnya, Cora merasa Reno akan melakukannya. Namun ia tidak yakin. Bisa saja ia salah.Dan saat Reno berhasil melempar segitiga lace itu ke lantai, Cora menahan nafasnya. Apa yang

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 154 The Queen

    Angin kencang menerpa wajah tersenyum Cora. Rambutnya melambai tertiup angin dan Ia memeluk dengan erat pinggang Reno saat motor yang mereka tumpangi meliuk dengan lincah jalanan kota.Emerald City tampak sangat hidup dan ramai oleh kendaraan dan orang yang berlalu lalang di jalanan protokol malam itu.“Lihat!” Dengan satu tangannya Reno menunujuk sebuah bangunan pencakar langit yang tinggi. DPG Corp.—perusahaan keluarga milik keluarga Dwipangga, tempat Reno bekerja selama sebulan terakhir ini.“Cora, suatu saat aku akan memiliki perusahaan yang besar! Lebih besar dari ini! Aku akan merajai semua perusahaan lain!” ucap Reno sambil matanya menatap ke arah gedung yang akan mereka lewati sebentar lagi. Tangan yang tadinya menunjuk gedung itu, saat ini beristirahat dengan santai di atas paha kaki Cira yang duduk membonceng di belakangnya. “Dan saat aku berhasil nanti, kamu adalah Queen-nya, Cora. Aku akan memberimu apa pun yang kamu inginkan!”“Queen?” Cora mengulang kata-kata itu sambi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status