Share

Bab 6 Calon Istri

Author: Misya Lively
last update Last Updated: 2025-03-07 14:36:48

“Reno, apa-apaan ini? Siapa dia?” Sofyan mengecilkan suaranya, namun nada bicaranya tidak luput dari rasa kesal dan geram.

Pria berusia 55 tahun itu langsung mendatangi Reno dan Cora saat melihat keduanya.

“Apa Papa tidak mengenalinya?” tanya Reno sambil merangkul Cora dengan mesra, menariknya lebih dekat.

Sofyan menatap dengan sinis pada sosok perempuan muda disamping Reno. Ia memicingkan mata memperhatikan dengan seksama siapa gerangan orang yang disebut putranya itu.

Menyimpulkan ucapan Reno, ia seharusnya mengenal perempuan yang sangat mesra dirangkul oleh putra semata wayangnya. Tapi, siapa dia? Ia tidak ingat, meskipun ia merasa pernah melihat wajahnya entah di mana.

Cora menatap Sofyan sambil tersenyum kecil. Ia membiarkan orang tua Reno itu mengingat siapa dirinya.

“Siapa dia?” Sofyan pasrah dan bertanya pada Reno.

Reno dan Cora saling beradu pandang dan tersenyum.

“Papa, Pak Refaldi, Ibu dan Laura…” ucap Reno sambil menatapa satu persatu orang-orang yang disebutnya. “Dia calon istriku. Namanya Cora.”

Calon istri? Raut wajah mereka semua langsung berubah mendengar ucapan Reno.

Begitu pula Sofyan. “Cora? Kamu—Cora?” Matanya langsung mengkritisi, menatap dan memperhatikan perempuan yang berdiri di samping putranya itu.

Raut wajahnya langsung berubah begitu ia ingat siapa perempuan muda itu.

Cora mengumpulkan keberaniannya, dan ia berusaha tersenyum. “Benar, Om. Saya Cora. Apa kabar?” Ia mengulurkan tangannya untuk menyalami pria itu.

Namun Sofyan sangat geram dan kesal. Bukannya menerima uluran tangan itu, ia justru menunjuk Cora dengan jarinya, “Kamu… beraninya kamu—”

“Sofyan! Apa-apaan ini? Kamu sengaja melakukan ini? Ini yang kamu rencanakan?” Refaldi—pria sepantaran Sofyan yang duduk di meja mereka bersama dua orang lainnya, ikut angkat bicara. Dia menegur Sofyan dengan keras.

Fokus Sofyan teralihkan. Ekspresi wajahnya langsung berubah ketika melihat ke arah keluarga Refaldi. “Maaf Pak Refaldi, ini pasti hanya kesalahpahaman. Reno tidak memiliki calon istri. Biar saya berbicara dengannya.” Sofyan berusaha menenangkan orang itu.

“Tidak ada kesalahpahaman, Pak Refaldi.” Reno sengaja ikut bicara. Ia mengambil inisiatif mendekat bersama Cora disisinya.

“Cora tunangan saya. Kami sudah saling mengenal cukup lama, dan saya merasa cocok dengannya,” ucapnya dengan santai sambil sesekali menunjukkan kemesraannya kepada mereka dengan gestur tubuhnya.

Refaldi yang terlihat semakin geram beranjak dari duduknya. “Sofyan! Apa maksud semua ini? Kamu mau mempermalukan kami?”

Sofyan tidak dapat menutupi kepanikannya. Ia melirik Reno dengan tajam, menyalahkan putranya itu dengan apa yang terjadi.

“Pak Refaldi, saya tidak bermaksud seperti itu. Hubungan mereka tidak seperti itu…”

“Apa maksud Papa? Kami sangat serius dengan hubungan kami, dan aku akan menikahinya.” Bagai menyiram minyak pada api, Reno sengaja memperkeruh suasana dengan tatapan polos yang ia perlihatkan.

“Reno!” Sofyan menegurnya dengan keras.

“Cukup!” teriak Refaldi dengan geram. Teriakan bernada tinggi itu tidak hanya menarik perhatian Reno, Cora dan Sofyan, namun juga banyak pasang mata yang ada di restoran itu.

“Mama, Laura! Ayo!” Merasakan tatapan mata orang-orang di sekitar mereka, Refaldi memerintahkan istri dan putrinya untuk keluar dari restoran itu.

“Pak Refaldi, tunggu! Biar saya jelaskan…” Sofyan berusaha membujuk Refaldi untuk tinggal.

“Jelaskan apa? Sudah jelas Reno datang bersama tunangannya! Berani-beraninya kamu mengundang kami datang untuk menjodohkan dia dengan putri kami!” sergah Refaldi dengan geram.

“Tapi Pak Refaldi. Ini tidak seperti yang terlihat. Percayalah…” Sofyan masih berusaha mencegah pengusaha dari kota Eastern Spring itu untuk tinggal.

Ia bahkan melirik Reno dan Cora dengan tajam menunjukkan betapa kesalnya ia akan apa yang kedua orang itu lakukan.

Namun Refaldi dan istrinya sudah begitu kesal, sehingga mereka tidak menggubris Sofyan dan pergi.

Setelah tidak berhasil mempertahankan keluarga Refaldi, Sofyan terang-terangan memberi tatapan tajam pada Reno dan Cora. Ia mendengus kasar.

“Kalian pasti sengaja melakukan ini kan? Tidak mungkin kalian benar-benar akan menikah!” sergahnya dengan memicingkan mata.

Reno terkekeh pelan, ia menunduk sebelum mengangkat wajahnya dan menatap Papanya itu dengan menantang. “Terserah apa kata Papa. Yang pasti aku akan menikahi Cora.”

Sofyan menatap Cora dengan kilatan di matanya. “Beraninya kamu mendekati Reno kembali…”

Cora menelan ludahnya. Tatapan mata licik itu selalu membuatnya bergidik. Akan tetapi ia berusaha menguatkan dirinya.

“Maaf Om, tapi… saya mencintai Reno…” Cora berbicara dengan sedikit menunduk sebelum ia mengangkat wajahnya dan memberi Reno tatapan yang lembut.

Bagaikan gayung bersambut, Reno juga melakukan hal yang sama, meneruskan sandiwara mereka. “Aku juga mencintaimu, Cora…”

Sofyan mendengus tidak percaya. Ia lalu bertepuk tangan. “Bagus sekali sandiwara kalian!” sindirnya sambil menatap mereka berdua.

“Kalian pikir aku akan percaya?” tanyanya sebelum menatap Reno. “Kamu lupa bagaimana dia meninggalkanmu demi laki-laki lain?”

Sofyan sengaja mengungkit masa lalu hubungan Reno dan Cora. Dengan mengingatkan Reno akan kejadian itu, ia harap Reno akan memperlihatkan padanya hubungan mereka yang sebenarnya.

“Dan kamu!” sergahnya sambil beralih pada Cora. “Jangan pikir kamu akan lolos begitu saja!”

Ekspresi wajah Cora berubah mendengar ancaman Sofyan. Apa yang akan dia lakukan kali ini?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Alfiah Ummi Hani
wah..ini cerita reno ya thor..akhirnya cerita reno muncul juga..tks ya kak
goodnovel comment avatar
V3_
Cora ternyata satu almamater dgn Kanaya dan Elsie
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 50 Tuntutan Cora

    Cora menatap Eric dengan heran.Ia benar-benar tidak menyangka bahwa Eric jauh lebih picik dari yang pernah ia duga.1 miliar untuk semua yang pernah dia lakukan? Pengkhianatan, karya yang dia curi dan hancurkan, serta semua intimidasi, cemoohan dan perlakuan kasarnya? Apa Eric pikir ia masih sepolos dan senaif dulu?Namun keinginan Eric untuk memberinya kompensasi justru membuat Cora bertambah curiga.Ada apa sebenarnya? Bukankah dia sudah berhasil mengklaim adorable glam dan menghancurkan laptopnya? Apa lagi yang diinginkannya sehingga dia sampai bersusah payah meyakinkannya, dan rela membayarnya 1 miliar untuk mengeluarkannya dari Fragrant Harbour?!“Eric, kenapa kamu begitu ingin menyuruhku pergi dari kota ini?” Pertanyaan itu pun tercetus.Entah sudah berapa kali Eric mengusirnya pergi dari Fragrant Harbour. Dan sekarang, pria itu bahkan menawarkan kompensasi 1 miliar asalkan ia melakukan 3 hal untuknya; melupakan apa yang pernah terjadi, membatalkan keikutsertaan IJD dan lagi-la

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 49 Kompensasi

    “Nona Cora, Bapak Eric ingin bicara. Silahkan masuk ke dalam mobil.” Edo berbicara dengan menatap Cora penuh arti sambil ia membuka pintu mobil BMW berwarna hitam itu untuknya.Cora melirik ke dalam mobil itu, dan mendapati tidak ada seorang pun di sana, tidak juga Eric.“Aku sudah ada janji dengan teman. Jadi lain kali saja…” tolak Cora sambil ia mulai berjalan menjauh.“Nona, sebaiknya anda masuk ke dalam. Bapak tidak menerima penolakan—” Edo menyusul dan menghalangi jalan Cora.“Kalau begitu, Bapak Eric harus belajar menerima kata TIDAK,” sergah Cora dengan penekanan sambil menatap Edo dengan tajam.Cora tidak ingin diintimidasi dan dipaksa melakukan sesuatu yang tidak diinginkannya. Tidak, Eric tidak lagi bisa melakukan itu! Ia lalu kembali berjalan melewati Edo. Kali ini Edo tidak menghalanginya. Namun Cora mendengar asisten pribadi Eric itu berkata, “Apa Nona ingin terjadi sesuatu dengan Nona Tiara di Cafe Reborn?” Sontak Cora menghentikan langkahnya dan menatap Edo. “Apa kam

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 48 Hubby And Wifey

    Cora sedang menggambar disain sebuah gelang, mengerjakan salah satu pesanan pelanggan Lumiere, saat sebuah panggilan telepon masuk. Cora tersenyum dan langsung mengangkatnya saat melihat siapa yang menghubunginya.“Selamat sayangku! Akhirnya kamu berhasil mendaftar IJD!” Terdengar suara heboh Tiara dari ujung sambungan telepon.Cora tertawa kecil. “Ini baru permulaan Ti, masih banyak yang harus aku lakukan,” ucap Cora sambil ia menyadarkan punggungnya di kursi.Ia merasa belum waktunya mengucapkan kata selamat. Sebab, ia masih harus berjuang dalam kompetisi itu, dan juga mencari cara agar bisa mendapatkan kembali hak paten ciptaannya.“Paling tidak, kamu sudah berhasil mendapatkan sponsor,” ujar Tiara masih dengan nada yang antusias.“Anyway, bagaimana keadaanmu? Apa kamu baik-baik saja?”“Aku baik-baik saja, Ti. Dan kamu? Bagaimana kehidupanmu tanpa aku?” tanya Cora dengan nada gurau.“Sepi sekali Cora… kapan kamu akan kembali ke apartemen?” Cora menghela nafas. Ia teringat perjanj

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 47 Identitas Rahasia Muse

    Hari itu Cora begitu senang. Ia akhirnya berhasil mendaftarkan dirinya untuk mengikuti kompetisi.Dan pemberitaan mengenai dirinya yang mewakili Lumiere dalam kompetisi IJD tersebar luas di semua media, baik televisi maupun media online.Ia bisa membayangkan bagaimana ekspresi wajah Eric dan Janet saat ini. Mereka pasti sangat terkejut!Dan diluar dugaan, banyak orang yang mengomentari hal tersebut.Di ruang kerjanya, Cora sedang melihat berita itu bersama rekan kerjanya Rima dan Fendi—sesama designer di Lumiere. Dan mereka bertiga terkejut dengan banyaknya orang yang mengomentari berita tersebut. “Saya tahu designer Cora. Dia pernah membuatkan saya sebuah cincin saat dia masih bekerja Crystal Bloom. Dan saya sangat menyukai rancangannya. Sudah pasti saya akan mendukungnya!”“Siapa pun pemenangnya, Cora ataupun Janeta, selama mereka mewakili Fragrant Harbour pasti saya dukung!”“Aku sudah dua kali membeli perhiasan di Crystal Bloom, dan mereka bilang, Cora adalah perancangnya. Dia b

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 46 Diluar Prediksi

    “Apa? Apa maksudmu Cora ikut kompetisi?” tanya Eric dengan tidak percaya. Begitu terkejutnya, dia sampai bangkit dari duduknya dan menggebrak meja. Tidak mungkin Cora bisa ikut kompetisi tanpa memiliki sponsor! Apalagi dengan jangka waktu yang pendek, di mana dia mendapatkan sponsor dan bahkan bisa mempersiapkan segala sesuatunya? Persyaratan, dan bahkan karya yang akan dia tampilkan?! Tidak mungkin dia bisa melakukannya! “Aku pun tidak percaya! Kenapa kamu tidak lihat saja beritanya?” sergah Janet yang bertambah kesal karena Eric tidak mempercayainya. Melihat berita Cora mendaftar kompetisi saja sudah membuatnya senewen. Ditambah lagi Eric yang berbicara keras dan meragukan apa yang ia katakan! “Apa yang kamu tunggu? Cepat nyalakan televisi!” bentak Eric pada Edo, asistennya. “S-siap Bos!” jawab Edo sambil bergegas mencari remote televisi. Begitu televisi menyala, Edo langsung mencari siaran berita. “Eric, apa yang harus kita lakukan? Kenapa perempuan itu bisa ikut komp

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 45 Kompetisi IJD

    Cora duduk di dalam mobil Maybach berwarna hitam memasuki gedung kantor perwakilan Jewelry Confederation yang ada di pusat kota Fragrant Harbour. Beberapa hari sudah ia bekerja di Lumiere, mempersiapkan Passionate Love bersama Eva dan Oscar. Dan pagi ini, ia akan mendaftar untuk berpartisipasi dalam kompetisi International Jewelry Design.Ia menarik nafas dalam memandang gedung itu. “Kamu sudah siap?” Reno yang duduk di sebelah Cora bertanya. Cora menoleh dan menatap Reno. Ia pun mengangguk. “Ya, aku rasa ini waktunya.”Reno mengangguk. “Tidak perlu khawatir. Ini yang kamu inginkan, Cora,” ucap Reno sambil menatap kedua mata berbentuk foxy itu. Cora kembali mengangguk. Ia memang sudah menanti saat ini. Dengan dukungan dari Lumiere, ia bisa mendaftar kompetisi itu.“Heri telah mengatur beberapa wartawan untuk datang meliputmu. Tetapi jangan kuatir. Eva akan membantumu,” ucap Reno sambil ia menunjuk keluar dengan matanya.Di depan gedung itu, sudah menunggu Eva yang baru saja datan

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 44 Mirip Kita

    Reno menoleh dan menatap Cora dengan heran. “Serius? Kita sudah pernah menonton ini…”Dulu saat masih bersama, mereka berdua pernah menonton film itu. Dan sekarang, ternyata Cora ingin menontonnya lagi.Cora mengangguk. “Aku suka film ini.”Reno tersenyum miring menanggapinya dan menyindir Cora. “Bukankah tadi ada yang mengatakan… no romance?” Merasakan sindiran Reno, Cora membela diri. “Allied ini ada actionnya, bukan cuma cerita romance saja. Lagipula Brad Pit itu ganteng banget dan aktingnya juga bagus…”“Ganteng?” balas Reno sambil mencibir. Meski begitu diputarnya juga film pilihan Cora itu. Mereka berdua pun menonton film itu.Cora yang awalnya ingin menghindari film berbau romance, kali ini ia menontonnya sampai habis. Entah mengapa, kisah cinta yang tragis antara Max Vatan dan Marianne Beausejour menarik perhatiannya. Walaupun berakhir tragis, namun ia berempati pada cinta sejati yang Max dan Marianne miliki.Di ujung film itu, Cora terdiam dan merenung. Kisah cintanya dengan

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 43 No Romance

    Pandangan mata mereka bertemu sesaat sebelum Reno mengalihkannya.Cora berdeham. “Apa yang kamu lakukan di sini?” Apa kamu ingin—memakai meja ini?”Reno menggeleng. “Aku menunggumu,” jawabnya sambil ia merubah posisi dari duduk menjadi berbaring di sofa itu. Ia menekuk kakinya dengan lutut yang menghadap ke atas.“Untuk?” tanya Cora dengan sedikit heran.Untuk apa Reno menunggunya? Seingat Cora, mereka berdua tidak mempunyai rencana melakukan sesuatu bersama malam itu.“Cora, kita ini suami-istri. Dan aku—sedang berulang tahun hari ini. Bukankah sewajarnya kita menghabiskan waktu bersama?” jawab Reno sambil tersenyum miring, mengingatkan Cora akan sandiwara mereka.Cora menatap Reno dengan heran. “Apakah mereka akan mempermasalahkan hal seperti itu? Lagipula kita sudah makan malam di resto berdua. Apa masih kurang pertunjukannya?” “Detil itu bisa menjadi hal yang penting dan bisa menjadi sumber kecurigaan jika kita lengah,” jawab Reno tanpa menjelaskan lebih banyak.Cora mengerti m

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 42 Elemen Surprise

    “Ada yang bisa saya bantu Pak?” Seorang pelayan restoran yang sedang membersihkan ruangan itu menegurnya.Eric menyapu pandangan ke sekeliling ruangan VIP itu. Beberapa piring dan gelas bekas makanan dan minuman tampak sedang dibersihkan dari meja. Namun tidak ada siapa pun di ruangan itu selain pelayan yang bertanya padanya. “Saya sedang mencari seorang—teman. Perempuan berambut panjang, memakai baju hitam. Apakah mungkin dia menyewa ruangan ini?” Eric tidak yakin dengan pakaian yang dikenakan perempuan itu, karena ia hanya melihatnya sepintas lalu saja. “Maaf Pak, kebetulan saya baru saja datang untuk shift berikutnya, dan saya tidak melihat siapa orang yang menggunakan ruangan ini sebelumnya.”“Kamu tidak melihat siapa pun saat masuk ke sini?” tanya Eric dengan kecewa.“Maaf Pak,” ucap pelayan itu sambil menggeleng, kemudian ia meneruskan membersihkan meja.Eric tidak ada pilihan lain selain meninggalkan ruangan itu, kemudian berjalan keluar restoran.Sementara itu, Cora dan Ren

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status