Share

Bab 24 Pagi dan Realita

Author: Secret juju
last update Last Updated: 2025-07-08 16:31:29

Pagi itu, Seline terbangun di atas ranjang Elang.

Cahaya matahari yang menerobos melalui celah tirai membuatnya menyipit. Tubuhnya terasa remuk, nyeri di tempat-tempat yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Pakaian mereka, yang berserakan di lantai, jejak samar dari apa yang terjadi semalam adalah bukti nyata.

Seline menarik napas dalam, mencoba memahami semua perasaan yang bercampur aduk di kepalanya. Pengalaman pertamanya… dan dia bahkan tak tahu bagaimana harus mendefinisikannya.

Di sisi ranjang, Elang terduduk di tepinya. Punggung pria itu sedikit membungkuk, tubuhnya tegap, tapi ada ketegangan yang jelas terlihat.

“Sel…” Suara Elang berat, seperti gumaman yang nyaris tenggelam. “Maaf. Seharusnya…”

Seline menoleh, matanya menatap punggung pria itu yang kokoh… tapi entah kenapa terasa begitu jauh.

"Maaf?" ulangnya pelan, suaranya nyaris tak terdengar.

Apakah itu… yang harus ia dengar setelah apa yang terjadi tadi malam? Setelah mereka menyerahkan diri sepenuhnya, tanpa penjelasan,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kesepakatan di Balik Gaun Pengantin   Bab 38 Melindungi

    Seline menatap keluar jendela pesawat, awan-awan putih melayang tenang di luar sana, kontras dengan pikirannya yang mulai penuh tanya. Ia menoleh ke arah Elang yang duduk di sebelahnya. Diam, menunduk, dengan rahang yang mengeras. Sejak mereka berangkat dari hotel tadi, Elang tak banyak bicara.Ada sesuatu. Seline bisa merasakannya. Tapi entah itu urusan pekerjaan, masalah pribadi, atau… sesuatu yang lain, dia tidak tahu pasti.Perlukah dia bertanya? Apa dia harus memaksa Elang bicara?Tapi mungkin, untuk saat ini, Elang hanya butuh diam. Bukan karena dia ingin menjauh, tapi karena dia sedang menyusun sesuatu dalam dirinya yang belum bisa dibagi. Dan Seline memilih untuk menghormati itu.Dia mengulurkan sebelah tangannya, perlahan menggenggam tangan Elang yang bebas di pangkuannya.Elang menoleh. Sorot matanya menyiratkan kelelahan, tapi juga kelegaan. Seolah tanpa kata, Seline sudah melakukan hal yang tepat.Elang membalas genggamannya. Erat.Dan dalam keheningan itu, tanpa percakapa

  • Kesepakatan di Balik Gaun Pengantin   Bab 37 Berita di Pagi Hari

    Setelah Seline menjawab dengan anggukan mantap, Elang kembali mencium bibirnya. lebih dalam, lebih yakin. Seline merespons dengan pelan tapi pasti, tangannya naik ke dada Elang, meraba kancing yang masih tersisa di kemejanya. Jemarinya sempat gemetar, berusaha membuka satu per satu, tapi gerakannya tak cukup cepat. Elang membiarkannya sebentar, sebelum akhirnya mengambil alih dengan cekatan. Beberapa detik kemudian, kancing-kancing itu terlepas, dan kemejanya meluncur ke lantai, dibiarkan begitu saja. Tubuh mereka makin dekat. Nafas makin berat. Tak ada kata-kata, hanya suara napas yang mengisi ruangan. Dengan gerakan lembut, Elang menggiring Seline untuk rebah di atas ranjang. Ia tidak tergesa. Tak sekalipun memaksa. Jari-jari Elang menyapu rambut Seline ke samping, lalu meraih resleting di punggung gaun yang Seline kenakan. Ia menurunkannya perlahan. Hanya cukup untuk mengekspos kulit bahu yang pucat dan hangat. Lalu bibirnya mendarat di sana, satu ciuman pelan yang terasa le

  • Kesepakatan di Balik Gaun Pengantin   Bab 36 Kejujuran

    Acara pernikahan usai dengan segala gemerlapnya, dan kini hanya keheningan yang menyelimuti kamar hotel mewah tempat mereka menginap.Seline berdiri di tengah ruangan, perlahan melepas jas milik Elang yang masih melingkupinya. Ia tidak langsung meletakkannya, melainkan menyampirkannya di lengannya, seperti memeluk sesuatu yang tak ingin dilepas terlalu cepat.Di sisi lain ruangan, Elang berdiri membelakangi Seline, tengah membuka kancing bajunya satu per satu. Namun gerakannya terhenti ketika sebuah suara lirih memanggil namanya.“Elang.”Nada itu bukan sekadar panggilan. Ada keberanian yang diselipkan di balik ragu. Keberanian untuk bertanya tentang sesuatu yang selama ini hanya ia simpan sendiri.Elang menoleh pelan, menatap Seline."Arlena itu... mantan kekasihmu?" tanya Seline akhirnya. Suaranya tenang, tapi ada getar yang sulit disembunyikan.Elang tak terlihat terkejut. Ia sudah menduga Seline tahu. Tapi yang tidak ia sangka, Seline memilih untuk menanyakannya secara langsung.“

  • Kesepakatan di Balik Gaun Pengantin   Bab 35 Tamu

    Begitu mereka sampai di kamar mandi, Karina menutup pintu dengan tenang.Dan seketika, topeng ramah yang tadi ia kenakan lenyap.Wajahnya berubah dingin. Sorot matanya tajam. Cara berdirinya, bersedekap di ambang pintu, menciptakan jarak yang terasa menekan.Seline berjalan ke wastafel tanpa banyak bicara. Ia membasahi tangannya, lalu mulai mengusap bagian bajunya yang terkena noda minuman. Gerakannya tenang, tapi ada kegelisahan tipis di matanya yang memantul lewat cermin.Sementara itu, Karina hanya berdiri diam. Mengamatinya terang-terangan.“Kau memang miskin,” ucapnya akhirnya, nadanya ringan tapi penuh sindiran. “Tapi aku yakin kau tidak sebodoh itu untuk tidak paham situasi... dan tahu siapa Arlena sebenarnya.”Seline terdiam. Tangannya berhenti bergerak sejenak. Ia menatap Karina dari pantulan kaca, wajahnya tetap tenang.“Aku tidak tahu kau sedang bicara apa,” balasnya datar.Karina tersenyum miring. “Aku hanya ingin memperingatkanmu.”Ia melangkah masuk perlahan, suaranya te

  • Kesepakatan di Balik Gaun Pengantin   Bab 34 Acara Pernikahan

    Arlena menatap punggung Elang yang kini menjauh, masih menggenggam tangan istrinya dengan sikap posesif yang sulit diabaikan.Sorot matanya tajam. Bibirnya mengatup rapat.Langkah Elang begitu cepat, seolah tak ingin memberi ruang apa pun untuk interaksi—apalagi nostalgia.“Maaf, aku telat,” ucap seseorang yang datang dengan tergesa-gesa dari arah belakang.Arlena menoleh, tatapannya langsung tertuju pada perempuan itu. Sorot matanya masih menyiratkan kekesalan yang belum reda.“Kau tidak bilang Elang datang bersama istrinya,” katanya dingin, penuh protes.Karina berdiri tenang di sampingnya. Ekspresinya datar, suaranya tenang seperti biasa. “Kau tidak bertanya tentang itu.”Jawabannya sederhana. Tanpa pembelaan. Tanpa nada bersalah.Karina memang menjawab setiap pertanyaan Arlena dengan jujur. Tapi selalu singkat, to the point, dan tidak lebih dari yang ditanyakan. Ia memberi informasi, ya. Tapi hanya sebatas yang dibayar.Dan informasi dari Karina… tidak murah.Arlena tahu itu. Tapi

  • Kesepakatan di Balik Gaun Pengantin   Bab 33 Pertemuan

    Hari keberangkatan ke Bali akhirnya tiba.Seline sudah menyiapkan semua sejak malam sebelumnya. Dua koper—satu untuknya, satu lagi milik Elang. Isinya tidak banyak, hanya pakaian secukupnya untuk perjalanan tiga hari dua malam. Bukan untuk liburan juga, pikirnya. Mereka ke sana hanya untuk menghadiri pernikahan, bukan bulan madu.Pagi itu, mereka diantar oleh sopir pribadi Elang. Saat sampai di bandara, Seline tidak perlu repot-repot menarik koper sendiri. Orang-orang Elang sudah mengurus semuanya, dari bagasi hingga akses masuk khusus.Tiket mereka kelas bisnis. Seline sempat mengernyit saat tahu detailnya. Elang memang tidak pernah setengah-setengah dalam hal kenyamanan.Dan saat mereka melangkah di area boarding, barulah Seline benar-benar merasa… ini seperti potongan adegan dari drama.Suaminya, Elang adalah CEO muda, sekaligus produser musik ternama, berjalan tenang di sampingnya. Dengan setelan kasual elegan, jam tangan mahal di pergelangan, dan kacamata hitam yang menggantung

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status