Share

Bab 8 Ulangi?

Penulis: Secret juju
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-17 16:44:18

Begitu Seline melangkah masuk ke dalam rumah, suasana terasa sedikit berbeda dari pagi tadi. Kali ini ada orang di ruang keluarga, Cassandra sedang duduk di sofa dengan ponselnya, sementara Mama Elang terlihat membaca majalah di seberang meja. Begitu melihat kedatangan mereka, Cassandra hanya melirik sekilas sebelum kembali fokus pada ponselnya, seolah tidak tertarik dengan keberadaan Seline.

Mama Elang menutup majalahnya dan berdiri. “Kalian sudah kembali?”

Elang hanya mengangguk dan langsung berjalan menuju tangga untuk naik ke lantai dua, meninggalkan Seline yang berdiri canggung di ruang tamu.

Mama Elang mengalihkan perhatiannya pada Seline. “Kau sudah bertemu dengan ibumu?”

Seline mengangguk. “Ya, Ma.”

“Bagus,” wanita itu menatapnya dari ujung kepala sampai kaki. “Mulai sekarang, kau sudah menjadi bagian dari keluarga ini. Aku harap kau bisa menyesuaikan diri dengan baik, dan tahu dirilah.”

Seline tersenyum tipis, meski ada kegugupan yang tidak bisa ia sembunyikan.

“Kalau begitu,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kesepakatan di Balik Gaun Pengantin   Bab 39 Obsesi

    Malam harinya, Elang kembali ke rumah itu.Lampu teras menyala temaram saat mobilnya berhenti di depan pagar besi hitam yang megah. Tidak lama setelah ia menekan bel, pintu utama terbuka. Sosok Arlena muncul di ambang pintu. Senyumnya menyambut dengan suka cita, seolah tak ada riak sedikit pun di antara mereka."Masuklah," ucap Arlena pelan, dengan suara yang dibuat selembut mungkin. Ia menyingkir sedikit memberi jalan, membiarkan Elang melangkah masuk ke dalam rumah.Interior rumah itu hangat dan berkelas. Warna-warna netral dan pencahayaan remang membuat suasana terasa nyaman, nyaris terlalu nyaman untuk kunjungan yang penuh ketegangan seperti malam ini.Arlena sudah mengenakan pakaian tidurnya. Satin lembut berwarna pucat yang dibalut jubah tidur panjang, menjadikan penampilannya tetap sopan. Tapi jelas tidak sembarang penampilan. Semuanya terasa dirancang. Terencana.“Kau datang juga akhirnya,” kata Arlena dengan senyum penuh arti. Ia menyodorkan secangkir teh hangat, tapi Elang t

  • Kesepakatan di Balik Gaun Pengantin   Bab 38 Melindungi

    Seline menatap keluar jendela pesawat, awan-awan putih melayang tenang di luar sana, kontras dengan pikirannya yang mulai penuh tanya. Ia menoleh ke arah Elang yang duduk di sebelahnya. Diam, menunduk, dengan rahang yang mengeras. Sejak mereka berangkat dari hotel tadi, Elang tak banyak bicara.Ada sesuatu. Seline bisa merasakannya. Tapi entah itu urusan pekerjaan, masalah pribadi, atau… sesuatu yang lain, dia tidak tahu pasti.Perlukah dia bertanya? Apa dia harus memaksa Elang bicara?Tapi mungkin, untuk saat ini, Elang hanya butuh diam. Bukan karena dia ingin menjauh, tapi karena dia sedang menyusun sesuatu dalam dirinya yang belum bisa dibagi. Dan Seline memilih untuk menghormati itu.Dia mengulurkan sebelah tangannya, perlahan menggenggam tangan Elang yang bebas di pangkuannya.Elang menoleh. Sorot matanya menyiratkan kelelahan, tapi juga kelegaan. Seolah tanpa kata, Seline sudah melakukan hal yang tepat.Elang membalas genggamannya. Erat.Dan dalam keheningan itu, tanpa percakapa

  • Kesepakatan di Balik Gaun Pengantin   Bab 37 Berita di Pagi Hari

    Setelah Seline menjawab dengan anggukan mantap, Elang kembali mencium bibirnya. lebih dalam, lebih yakin. Seline merespons dengan pelan tapi pasti, tangannya naik ke dada Elang, meraba kancing yang masih tersisa di kemejanya. Jemarinya sempat gemetar, berusaha membuka satu per satu, tapi gerakannya tak cukup cepat. Elang membiarkannya sebentar, sebelum akhirnya mengambil alih dengan cekatan. Beberapa detik kemudian, kancing-kancing itu terlepas, dan kemejanya meluncur ke lantai, dibiarkan begitu saja. Tubuh mereka makin dekat. Nafas makin berat. Tak ada kata-kata, hanya suara napas yang mengisi ruangan. Dengan gerakan lembut, Elang menggiring Seline untuk rebah di atas ranjang. Ia tidak tergesa. Tak sekalipun memaksa. Jari-jari Elang menyapu rambut Seline ke samping, lalu meraih resleting di punggung gaun yang Seline kenakan. Ia menurunkannya perlahan. Hanya cukup untuk mengekspos kulit bahu yang pucat dan hangat. Lalu bibirnya mendarat di sana, satu ciuman pelan yang terasa le

  • Kesepakatan di Balik Gaun Pengantin   Bab 36 Kejujuran

    Acara pernikahan usai dengan segala gemerlapnya, dan kini hanya keheningan yang menyelimuti kamar hotel mewah tempat mereka menginap.Seline berdiri di tengah ruangan, perlahan melepas jas milik Elang yang masih melingkupinya. Ia tidak langsung meletakkannya, melainkan menyampirkannya di lengannya, seperti memeluk sesuatu yang tak ingin dilepas terlalu cepat.Di sisi lain ruangan, Elang berdiri membelakangi Seline, tengah membuka kancing bajunya satu per satu. Namun gerakannya terhenti ketika sebuah suara lirih memanggil namanya.“Elang.”Nada itu bukan sekadar panggilan. Ada keberanian yang diselipkan di balik ragu. Keberanian untuk bertanya tentang sesuatu yang selama ini hanya ia simpan sendiri.Elang menoleh pelan, menatap Seline."Arlena itu... mantan kekasihmu?" tanya Seline akhirnya. Suaranya tenang, tapi ada getar yang sulit disembunyikan.Elang tak terlihat terkejut. Ia sudah menduga Seline tahu. Tapi yang tidak ia sangka, Seline memilih untuk menanyakannya secara langsung.“

  • Kesepakatan di Balik Gaun Pengantin   Bab 35 Tamu

    Begitu mereka sampai di kamar mandi, Karina menutup pintu dengan tenang.Dan seketika, topeng ramah yang tadi ia kenakan lenyap.Wajahnya berubah dingin. Sorot matanya tajam. Cara berdirinya, bersedekap di ambang pintu, menciptakan jarak yang terasa menekan.Seline berjalan ke wastafel tanpa banyak bicara. Ia membasahi tangannya, lalu mulai mengusap bagian bajunya yang terkena noda minuman. Gerakannya tenang, tapi ada kegelisahan tipis di matanya yang memantul lewat cermin.Sementara itu, Karina hanya berdiri diam. Mengamatinya terang-terangan.“Kau memang miskin,” ucapnya akhirnya, nadanya ringan tapi penuh sindiran. “Tapi aku yakin kau tidak sebodoh itu untuk tidak paham situasi... dan tahu siapa Arlena sebenarnya.”Seline terdiam. Tangannya berhenti bergerak sejenak. Ia menatap Karina dari pantulan kaca, wajahnya tetap tenang.“Aku tidak tahu kau sedang bicara apa,” balasnya datar.Karina tersenyum miring. “Aku hanya ingin memperingatkanmu.”Ia melangkah masuk perlahan, suaranya te

  • Kesepakatan di Balik Gaun Pengantin   Bab 34 Acara Pernikahan

    Arlena menatap punggung Elang yang kini menjauh, masih menggenggam tangan istrinya dengan sikap posesif yang sulit diabaikan.Sorot matanya tajam. Bibirnya mengatup rapat.Langkah Elang begitu cepat, seolah tak ingin memberi ruang apa pun untuk interaksi—apalagi nostalgia.“Maaf, aku telat,” ucap seseorang yang datang dengan tergesa-gesa dari arah belakang.Arlena menoleh, tatapannya langsung tertuju pada perempuan itu. Sorot matanya masih menyiratkan kekesalan yang belum reda.“Kau tidak bilang Elang datang bersama istrinya,” katanya dingin, penuh protes.Karina berdiri tenang di sampingnya. Ekspresinya datar, suaranya tenang seperti biasa. “Kau tidak bertanya tentang itu.”Jawabannya sederhana. Tanpa pembelaan. Tanpa nada bersalah.Karina memang menjawab setiap pertanyaan Arlena dengan jujur. Tapi selalu singkat, to the point, dan tidak lebih dari yang ditanyakan. Ia memberi informasi, ya. Tapi hanya sebatas yang dibayar.Dan informasi dari Karina… tidak murah.Arlena tahu itu. Tapi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status