“Baiklah Pak saya akan bicara, sebetulnya saya merupakan tulang punggung keluarga. Saat saya di minta untuk membunuh Pak Harry, laki-laki itu akan memberikan uang senilai sepuluh miliar dan menjanjikan setiap bulannya memberikan uang kepada saya sepuluh juta. Karena fikiran saya kalut tentang biaya operasi Mama saya, akhirnya saya menyetujui tawaran tersebut. Dan syarat yang di berikan waktu itu hanya menutup rapat rahasia tersebut dan menyuruh saya keluar dari kantor Pak Harry dan bersembunyi,” jelas Alex yang masih takut dengan Pak Dhanu.
“Terlalu murah untuk harga sekelas Harry,” ucap Pak Dhanu tersenyum sinis.
“Lalu siapa pria yang menyuruhmu membunuh Harry?” tanya Pak Dhanu lagi.
Alex diam sejenak untuk mengatur nafasnya lalu berani mengatakannya,” pria itu adalah pemimpin perusahaan PT. Mahendra Sejahtera saat ini,”
Mendengar fakta baru tentang kematian Pak Harry, entah apa fikiran Pak
Pak Dhanu yang sedari tadi sabar akhirnya meluapkan emosi nya dengan menggebrak meja. Gebrakan tersebut membuat orang yang berada di ruangan tersebut terkejut termasuk Arka. Kemarahan orang sabar memang lebih mengerikan dan itu yang terjadi saat ini pada Papa nya. Umpatan demi umpatan yang keluar dari mulut Pak Dhanu tidak terkontrol. Pak Dhanu semakin di rundung rasa bersalah karena sampai saat ini, beliau tidak kunjung menemukan keberadaan istri dan anak Pak Harry. Pak Dhanu yakin mereka hidup susah karena kepergian Harry dan mereka tidak punya harta untuk kehidupan nya usai semua harta di sita. “Seharus nya tidak semudah itu Baskoro mengambil alih semua nya. Terlihat konyol dengan penjelasan mu itu Alex, namun semua nya terjadi seperti itu,” “Dan kamu tahu Alex di mana keberadaan istri dan anak Harry?” tanya Pak Dhanu pada Alex yang mungkin mengetahui keberadaan mereka. “Maaf Pak saya tida
Karena telfon nya tidak Dila angkat, Arka mengirimkan pesan pada Dila. Dengan pesan yang ia kirim, mungkin Dila akan membaca nya. “Dila maafkan aku karena tadi aku tidak sempat menghubungimu. Aku tahu jika kamu marah, tolong maafkan aku. Jika kamu tidak membalas atau mengangkat telfon ku, aku akan segera datang ke rumah mu,” kira-kira itu lah bunyi pesan yang di krimkan Arka pada Dila. Beberapa menit menunggu, Dila tidak kunjung membalas pesan meskipun saat ini Dila masih online di sosmed nya. “Aku bahkan baru tahu jika menghadapi wanita serumit ini,” lirih Arka yang nampak frustasi karena Dila marah pada nya. Arka yang masih awam menghadapi wanita terus mengirim pesan dan menelfon Dila untuk sekian kalinya. Arka yang sudah lelah karena sikap Dila, ia berniat untuk datang ke rumah Dila. Namun keberuntungan datang pada Arka, sebelum langkah kaki nya keluar kamar, Dila mengangkat telfon Arka na
Pagi itu Dila sarapan bersama sang Ibu. Menu rumahan yang sederhana menemani sarapan mereka. pernyataan Arka tadi malam soal niat nya melamar Dila, mau tidak mau Dila harus membicarakan niat itu dengan Ibu nya. Setelah sarapan mereka selesai, Dila baru berani berbicara dengan Ibu. Hal itu karena Dila ingin leluasa pembicaraan mereka. “Buk bisa bicara sebentar?” tanya Dila sebelum Ibu nya membersihkan piring sehabis mereka makan. “Tentu, bicara apa sayang?” tanya Bu Nella penasaran karena tidak seperti biasa nya Dila meminta ijin untuk bicara. “Hmm Kak Arka bilang sama aku tadi malam kalau besok dia bersama Papa dan Mama nya datang ke rumah,” ujar Dila yang tampak senyum-senyum. “Benarkah Dil. Bagus dong, Ibu senang mendengar nya. Alhamdulilah kamu langsung di beri jodoh yang srek di hati Ibu. Memang Arka laki-laki yang baik dari dulu, sudah tampan, sholeh, dia anak orang kaya namun tidak somb
“Astaga tega sekali orang itu Pa. Mengapa mereka melakukan itu terhadap laki-laki yang sangat baik seperti Harry?” Bu Rosa terus bertanya-tanya bagaimana mungkin laki-laki baik seperti Harry mempunyai musuh. “Karena Bakoro sudah gelap mata dengan harta. Semua aset milik Harry jatuh ke tangan nya melalui cara yang licik, seperti menfitnah Harry korupsi di kantor nya,” jawab Pak Dhanu seperti keterangan Alex pada nya. “Mengapa laki-laki itu hanya memikirkan dunia melulu, harta bisa di cari dengan cara yang halal. Tidak punya hati nurani sekali orang itu melakukan hal keji seperti itu. Tidak sadarkah ia jika nanti hukuman dari Tuhan sangat pedih,” ucap Bu Rosa yang terlihat terpukul mengetahui alasan Pak Harry terbunuh. “Dia tidak memikirkan itu karena yang ada di fikiran nya hanya harta Ma,” sambung Pak Dhanu. “Astaga Mama masih tidak percaya dengan ini Pa. langkah selanjut nya yang Papa lakuka
“Pa jangan aneh-aneh. Hubungan aku dengan Dila sudah sampai sejauh ini,” protes Arka yang tidak mau hubungan nya dengan Dila berakhir karena perjodohan. “Sejak kapan Papa berniat menjodohkan Arka dengan anak Harry? Mengapa Papa tidak bicara dengan Mama?” cecar Bu Rosa karena suami nya tidak pernah membahas masalah perjodohan tersebut. “Niat Papa memang seperti itu karena Papa ingin hubungan dengan keluarga Harry bisa terikat. Dulu saat kamu lahir dan dua tahun setelah nya, anak Harry perempuan lahir. Terbesit niat Papa untuk menjodohkan kalian,” ucap Pak Dhanu sambil fikiran nya menerawang ke masa lalu. “Namun karena kesibukan Papa maupun Harry, saat itu. Papa hanya bertemu dua kali dengan putri nya yang cantik itu. Kartika adalah nama yang Papa ingat pada putri Harry. Hingga kejadian yang menimpa Harry, Papa belum pernah melihat bagaimana tumbuh dewasa nya Kartika,” tambah Pak Dhanu dengan raut wajah yang kembali
Aktifitas hari itu sehabis sarapan, Arka langsung mengemudikan mobil mewah nya menuju rumah Faldo. Hari itu, ia khusus kan tidak berangkat ke kantor untuk mengumpulkan bukti terkait pembunuhan Pak Harry. Sebelum berangkat Arka sempatkan memberi kabar pada Dila tentang kegiatan nya hari ini, dan niat nya menghubungi Dila agar Arka tidak kena amuk lagi. Mungkin jika Arka dan Dila sudah menikah tidak perlu lagi melakukan hal semacam ini. Karena ia akan meminta ijin langsung saat sarapan bersama. Membayangkan hal itu, membuat Arka senyum geli. Setelah beberapa menit menerjang jalanan kota Jakarta, mobil yang di kendarai Arka sudah memasuki halaman rumah Faldo yang luas dan tumbuh banyak pohon di pinggir jalan pintu masuk. Rumah berlantai dua, namun tidak terlalu besar itu memiliki kesan sebagai rumah mafia. Tidak banyak orang tahu, jika rumah Faldo memiliki ruangan bawah tanah untuk menjalankan misi detektif nya. Arka
Setelah pembahasan mereka selesai, ketiga pria itu terlihat seperti orang stress yang sedang menunggu seseorang. Seseorang itu untuk membantu dalam penyelidikan mobil milik Pak Harry. Kasus pembunuhan ini memang membuat ketiga pria itu seperti orang stress baru. Bagaimana tidak stress, jika masing-masing otak mereka di paksa bekerja meskipun jawaban nya sama yaitu mustahil. Mustahil mendapatkan barang bukti dari tangan Baskoro karena mereka tidak tahu di mana Baskoro menyimpan nya dan penjagaan di rumah itu sangat ketat. Dan mungkin saja Baskoro tidak menyimpan bukti itu dalam rumah nya. Lama mereka berfikir akhirnya, Rendi rekan Faldo yang ahli nya dalam bidang otomotif datang, setelah anak buah Faldo memberi tahu dan menyuruh nya untuk masuk ke dalam ruangan tersebut. “Hey Ren, gimana kabar? Sudah lama kita tidak bertemu,” ucap Faldo yang menyambut Rendi sambil bersalaman adu tangan seperti anak gaul. “Baik Do, k
Perjuangan tidak akan berakhir dengan sia-sia. Itulah yang saat ini mereka rasakan, rasa bangga dan bahagia seketika menular pada Arka, Faldo, Rendi dan anak buah Faldo, setelah Alex berhasil menemukan mobil sedan milik Pak Harry. Mereka segera menghampiri Alex dengan senyum yang tampak dari bibir mereka. keadaan mobil tersebut memang seperti dengan apa yang mereka bayangkan. Mobil yang ringsek bagian depan kemudi dan keadaan nya sudah berkarat. Dan banyak rerumputan yang tumbuh tinggi sedikit menghalangi penyelidikan mereka. Rendi yang sudah siap dengan alat-alat pendukung, segera ia menyelidiki mobil itu. Rendi mengalami sedikit masalah karena ringsek dan kabel di mobil tersebut sudah sangat berkarat sehingga sangat kaku untuk di selidiki. Arka, Faldo, Alex dan anak buah Faldo menyaksikan penyelidikan itu dengan tegang. Senyum yang semula mereka tampilkan, kini sudah berganti dengan wajah cemas. Rasa cemas itu be