Share

Bab 22

"Dia siapa, Mbok?" tanya wanita yang tampak tidak berbeda jauh usianya denganku.

"Dia--." Ucapan Mbok Sumi menggantung.

"Dia pengasuh Raisa," jawab tuan Raihan.

Tiba-tiba tuan Raihan datang. Menuang air putih dalam gelas, lalu meneguknya sampai tandas sambil duduk di kursi makan.

"Pengasuh Raisa? Gak salah, Kak?" Wanita itu menghampiri tuan Raihan yang dipanggilnya Kakak.

"Salah kenapa?" Tuan Raihan menatap wanita dengan rambut pirang sebahu itu.

"Dia kan masih kecil," jawab wanita itu.

"Iya, dia memang masih kecil. Tapi dia lagi butuh kerjaan. Gak punya tempat tinggal. Kakak kasian melihatnya. Gak tega ngebiarin dia di jalanan malam-malam. Kakak teringat sama kamu." Tuan Raihan mengacak rambut wanita itu.

"Rindu. Ini adikku. Namanya Riana. Sepertinya kalian seumuran," ucap tuan Raihan.

Aku mengangguk sambil sedikit membungkukkan badanku ke arah Riana. Wanita bermata bulat itu tersenyum sekilas. Duh, kayaknya jutek gitu.

"Usia kamu berapa, Rindu?" tanya tuan Raihan.

"Lima belas tahun,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status