Share

Bab 60

Aku menarik napas panjang. Kemudian mengembuskannya perlahan. Berusaha mengurangi debaran dalam dada yang semakin tidak beraturan.

Petir masih sesekali menggelegar memekakkan telinga di kesunyian malam. Membuat Raisa yang sejak semula sudah sering merengek semakin menjadi. Anak berusia empat tahun itu sama dengan tantenya, sama-sama takut pada suara petir.

"Icha bobo sama Bibi Rindu di kamar ya. Ayah temenin di sini," bujuk Tuan Raihan pada putrinya itu.

"Yuk." Aku mengulurkan kedua tangan. Bersiap untuk memangku Raisa yang masih dalam dekapan ayahnya.

"Gak mau. Raisa takut." Anak itu menggeleng.

"Kalau gitu, bobo sama ayah, yah, di atas." Lagi Tuan Raihan memberi pilihan.

"Gak mau. Kasian Bibi Rindu bobo sendirian." Raisa tetep keukeuh pada pendiriannya.

Aku bingung bagaimana harus menyikapinya. Kalau dituruti, rasanya tidak mungkin mengingat aku dan Tuan Raihan sama sekali bukan mahram. Tapi jika tidak dituruti, bisa-bisa Raisa mengamuk semalaman.

Tuan Raihan juga nampak berpikir. B
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status