Share

POV Radit

Di saat seperti ini aku kangen Desti.

Biasanya perempuan itu akan berusaha menenangkan hatiku yang sedang gundah dengan caranya sendiri. Dia wanita yang sangat pandai mengembalikan moodku.

Sayang, aku tidak bisa segera pulang ke sana karena Ibu sedang sakit seperti ini. Ah, sebaiknya aku telepon saja sekarang.

[Assalamu'alaikum, De. Lagi apa, Sayang?] Aku tersenyum saat mendengar suaranya

[Waalaikummussallam, Bang. Alhamdulillah Adek di sini sehat. Gimana kabarnya Ibu, Sayang?]

Suaranya yang mendayu membuatku rindu.

[Ibu, Mungkin besok sudah bisa dibawa pulang. De, nggak papa Abang di sini agak lama sedikit?] Aku takut perempuan itu marah kalau diri ini kelamaan di sini.

[Ya nggak papalah, Bang. Kan di situ ada Ibu yang sedang membutuhkan. Sebagai anak lelaki satu-satunya Abang bertanggung jawab terhadap Ibu.] Inilah yang selalu aku suka dari Desti. Selalu menyenangkan dan menenangkan.

[Bang, kok pesan WhatsAppku tidak dibalas?] Aku tepuk jidat seketika.

[Maaf, Sayang. Handphone A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
GOBLOOOOOOOOOOK
goodnovel comment avatar
Diahsartika Sari
iiiicch pengen ku ludahi tu jantan, gak sadar diri betol...
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Eh kunyuk punya kaca ndak situ siapa yg selingkuh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status