Share

Part22

"Atau jangan-jangan, kamu mandinya pagi-pagi banget, ya?" Ledeknya lagi. "Kamu malu sama Mbak?" Belum lagi terjawab pertanyaanku tentang Mas Raka tadi, Mbak Silvi kembali bertanya.

"Eh, enggak, kok. Delima bahkan belum mandi sama sekali. Nanti aja sekalian, kalau sudah selesai beres-beres rumah." Aku menahan diri untuk tak mengatakan apa yang terjadi.

"Tapi kan...."

Belum selesai Mbak Silvi meneruskan kata-katanya Mas Raka muncul. Sempat kulirik wajahnya yang terlihat lelah. Mungkin kurang tidur. Tak ada senyuman seperti pagi-pagi sebelumnya.

Dia sudah berpakaian rapi hendak pergi ke kantor. Pasti saat Mbak Silvi turun, dia langsung naik ke kamar untuk mandi dan berpakaian.

"Sarapan dulu, Mas. Delima udah buatin coklat panas, sama roti bakar selai kacang." Mbak Silvi merapikan dasi suaminya.

"Nggak usah. Mas sarapan di kantor aja."

Aku kembali melirik ke arahnya. Sepertinya dia sedang merasa tak enak karena ada aku. Tak disangka, ternyata dia juga melirikku, hingga pandangan kami seki
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status