Share

Part50

"Ada apa, Delima?" tanya Mas Deni kemudian. Aku kembali melirik Mama yang senyum-senyum sendiri. Sepertinya Mama memang sengaja ingin mengerjaiku.

"Itu, Mas. Anu."

"Anu lagi?" Mama menahan tawa mendengar ucapan Mas Deni.

Sudah kebiasaan bagiku dan juga sebagian orang mengucapkan kata itu disaat gugup. Mungkin terdengar lucu dan aneh bagi mereka. Tapi yang namanya kebiasaan, memang sulit untuk dihilangkan.

"Itu, Mas. Delima mau nanya, Pak pengacara ada ngubungin Mas, belum?" Aku sengaja mengalihkan pembicaraanku dengan Mama tadi.

"Dih, yang udah nggak sabar pengen cerai." Mama lagi-lagi meledekku. Padahal yang mau bercerai itu anaknya sendiri. Bukannya merasa prihatin, malah kelihatan senang sekali.

"Atau, jangan-jangan Delima pengen ngebatalin, Bulek." Mas Deni ikut-ikutan.

"Eh, enggak kok, Mas. Delima masih tetap mau lanjut kok." Aku merasa salah tingkah.

"Beneran?"

"Iya. Malah kalau bisa lebih cepat."

"Bisa kok."

"Nggak bisa, Mas. Delima udah periksa google tadi. Banyak sekali pros
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status