Share

Ketika Istriku, Tidak Minta Jatah Bulanan
Ketika Istriku, Tidak Minta Jatah Bulanan
Penulis: Senja Piana

Bab 1

[Klunting] 

Terdengar pesan dari aplikasi berwarna hijau di HP Hamid.

Pesan itu dari istrinya, Ria. Dengan secepat kilat dia mengambil HPnya dan segera membaca pesan dari istrinya itu. 

Biasanya setiap akhir bulan Ria menanyakan jatah bulanannya, namun ini berbeda baru tengah bulan dia sudah menanyakan kepada Hamid, lantaran sisa uang bulanan yang Hamid berikan hanya separohnya saja, dan dia berjanji untuk memberikan sisanya hari ini.

[Mas, hari ini jangan lupa transfer ya, SPP  Fahmi sudah nunggak 3 bulan dan harus segera dilunasi. Kalau tidak dibayar nanti Fahmi tidak bisa ikut ujian sekolah.]

[Iya dek, aku usahakan hari ini uangnya aku transfer. Maafin mas ya dek, selama ini uang yang mas kirim belum bisa memenuhi semua kebutuhan kalian dan bahkan sering telat.]

[Iya mas, aku tunggu yaa!]

Setelah membaca pesan dari istrinya tak terasa air mata Hamid menetes juga, rasa sedih berkecamuk di dalam hati Hamid. Dia merasa bersalah karena masih belum bisa memenuhi semua kebutuhan keluarganya.

Sudah 4 bulan terakhir uang yang di kirimkan Hamid kepada Ria kurang dan bahkan sering telat, bukan karena Hamid pelit, atau punya wanita idaman lain. Namun karena dia 4 bulan ini dia sering sakit, jadi beberapa hari tidak bisa bekerja. Pekerjaan Hamid adalah sebagai kuli bangunan. Upahnya sangatlah minim. Selama 6 hari kerja dia mendapatkan upah 450.000. Upah itu belum dikurangi dengan pengeluaran makan dan lain-lain. Demi bisa mengirimkan uang belanja ke istrinya, Hamid rela setiap pagi hanya sarapan 1 buah gorengan dan secangkir kopi, kalau siang dia jarang makan, dia biasanya baru makan kalau malam hari.

Sedangkan kalau untuk tidur, Hamid tidur di bedeng proyek jadi lumayan bisa menghemat pengeluaran.

Hamid sudah hampir 2 tahun bekerja di luar kota diajak sepupu Ria, karena usaha yang selama ini dia kelola sudah gulung tikar. Untuk menyambung hidup dia memutuskan bekerja di luar kota, ya meski hanya sebagai kuli bangunan dengan upah minim tetap dia syukuri apapun pekerjaannya yang penting halal.

Sebelum menikah dengan Ria, Hamid bekerja di luar negeri sebagai TKI, dan bisa dibilang sukses. Dari hasil kerja kerasnya di luar negeri, dia bisa membeli rumah dan membuka usaha bengkel, serta rumah orangtuanya juga dia renovasi. Karena kesuksesannya itulah Hamid bisa memperistri Ria.

Ria dan Hamid sudah menikah 15 tahun lamanya, mereka menikah karena dijodohkan. Dari hasil pernikahan mereka, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang tampan yang kini duduk di kelas VII.

Ria di desanya, bisa disebut sebagai kembang desa. Sampai sekarang wajah cantiknya masih belum luntur dan bahkan lebih kelihatan awet muda dibandingkan dengan teman-teman seumurannya. Karena wajah cantiknya itulah banyak laki-laki yang jatuh cinta padanya.

Bahkan ada seorang laki-laki dimasa lalunya sampai sekarang masih belum menikah, entahlah mungkin saking cintanya dia kepada Ria hingga dia rela membujang.

Sampai sekarang lelaki itu masih sering mencari tahu keberadaan Ria dan bahkan dia pernah mengirim pesan di aplikasi berwarna biru ke Ria hanya untuk menanyakan kabar.

Lelaki tersebut adalah mantan pacar Ria, Rizal namanya.

Hubungan mereka tidak berlanjut ke pelaminan karena tidak direstui ibu Ria.

----------

Di sore itu setelah selesai kerja, Hamid cepat-cepat membersihkan diri, dan segera pergi ke ATM untuk mentransfer uang ke istrinya.

Ketika dia membuka dompet untuk mengambil ATM, ternyata barang pipih yang dia cari tidak dia temukan di tempatnya. Segera dia langsung telp ke call center untuk segera memblokir ATMnya supaya tidak disalahgunakan orang lain.

'Apa mungkin jatuh. Kenapa aku bisa teledor seperti ini, padahal aku sudah janji dengan Ria untuk segera mentrasfernya, tapi mana mungkin aku bisa transfer kalau tidak ada ATM.'

Dengan berat hati Hamid berjalan pulang, sambil dia ingat-ingat dimana dia telah menaruh barang berharganya itu.

Setelah sampai di bedeng Hamid segera menelpon istrinya, Ria. Untuk memberi tahu kalau hari ini belum bisa transfer.

"Dek, maafin mas ya, ATM mas hilang, jadi hari ini belum bisa transfer, insya Allah hari senin mas ke bank untuk mengurusnya. Setelah selesai uangnya langsung aku transfer ke kamu ya dek."

Namun dari seberang tidak ada jawaban sama sekali dari Ria, Ria hanya diam.

"Dek... dek... kamu dengar mas bicara kan?"

-

-

-

"Iya mas aku dengar, baik mas."

Setelah selesai diurus ke bank, Hamid tak lupa mentransfer uang kepada Ria. 

Dan segera dia mengirimkan pesan ke Ria kalau uangnya sudah dia transfer.

[Dek, uangnya sudah aku transfer ya.]

----

Sore itu setelah Hamid pulang bekerja,  Hamid menyempatkan untuk telfon Ria. Namun telpon dari Hamid tidak Ria angkat. Setelah dia cek chatnya tadi pagi belum centang biru, tanda kalau belum dibaca Ria. Dia coba menelfonnya kembali tapi tetap tidak diangkat. Biasanya kalau Ria pergi selalu ijin dulu ke Hamid. Namun kali ini tidak ada kabar sama sekali.

Jam menunjukkan pukul 20:00 namun belum ada kabar dari Ria. Hamid mencoba menelfon Ria berulang kali namun tetap tidak diangkat.

Hamid terlihat sangat gelisah karena khawatir dengan keadaan Ria, Hamid segera menelpon Tya, adik iparnya.

"Assalamu'alaikum Tya, mas mau tanya kak Ria apa ada di sana? soalnya aku telfon gak diangkat, dichat juga belum dibuka." 

"Mbk Ria tidak ada disini mas Hamid."

"Kalau begitu mas mintak tolong, Tya ke rumah kak Ria ya, nanti kalau sudah di sana, tolong mas kabari, nanti aku telfon."

"Baik mas."

"Asslamu'alaikum. Mas Hamid kak Ria tidak ada di rumah, Mas. Di rumah hanya ada Fahmi. Aku tanyain dia juga tidak mengerti keberadaan kak Ria, katanya dari pulang sekolah Fahmi sudah tidak mendapati kak Ria di rumah."

'Ya Allah dimanakah Ria?'

Bersambung

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status