Share

Bab 4

Setelah selesai mengantarkan makanan ke rumah Fahmi, Tya langsung pulang ke rumah. Sesampainya di rumah. Tya segera memarkirkan sepeda motornya di garasi dan bergegas masuk ke dalam rumah.

"Barusan ada tamu, Bu?" Ria mendapati Ibunya yang sedang membersihkan gelas dan merapikan meja.

"Iya, barusan pulang."

"Tamunya sia...?" belum selesai berbicara. Pertanyaan Tya dipotong ibunya.

"Tya, kakakmu tadi ada di rumah gak?"

"Gak ada Bu. Kata Fahmi dia sedang pergi, lagi ada urusan."

"Kemaren pas Hamid telfon dia servis HP, sekarang sedang ada perlu. Jangan-jangan benar apa yang dikatakan ....."

"Jangan-jangan apa Bu?  barusan Ibu bilang apa? kalimat terakhir Tya gak dengar."

" Enggak, Ibu gak bilang apa-apa. Disana ada Irsyad temannya Fahmi, kan? Irsyad itu tidur di sana, nemenin Fahmi, Ria sudah 3 hari ini tidak ada di rumah. Aku sudah tahu semua mengenai masalah Ria."

"Memangnya kak Ria pergi kemana, Bu? yang ibu maksud sumber terpercaya itu siapa?" 

"Ibu masih belum tahu pasti kemana perginya Ria, tapi yang jelas dia sedang ada masalah dengan Hamid. Kamu gak perlu tahu siapa yang sudah memberitahu Ibu."

'Yang dimaksud Ibu sebagi orang kepercayaan ini siapa? tega sekali orang yang memberikan informasi ini kepada Ibu. Rasanya ini memang di sengaja. Aku sebetulnya dari awal sudah curiga kak Ria jarang sekali keluar malam karena dia tidak tahan dingin. kecurigaanku bertambah ketika ada Bik Murti datang nagih hutang. Tapi aku berusaha untuk diam pura-pura tidak tahu. Karena aku tak ingin mencampuri urusan rumah tangga mereka. Semoga semua baik-baik saja.'

"Heh... kok malah bengong, sana cepat tidur ini sudah malam." titah Ibunya dengan nada naik 1 oktaf.

"Iya Bu."

Bu Rahmi memang tergolong orang yang keras. Sifat keras Bu Rahmi terbentuk semenjak Bu Rahmi memutuskan untuk bercerai. Karena suami yang dicintainya menikah lagi. Bahkan istri barunya saat menikah sudah hamil 2 bulan. Saat itu Ria masih berumur 5 tahun dan Tya berusia 1 tahun. 

Setelah bercerai, Bu Rahmi dan ke dua anaknya hidup sebatang kara. Bu Rahmi angkat kaki dari rumah dan memilih untuk mengontrak. Meski kontrakan Bu Rahmi sangat sederhana, tapi dengan mengontrak itulah membuat batin Bu Rahmi malah lebih tenang. 

Untuk menyambung hidup dan memenuhi kebutuhan kedua putrinya Bu Rahmi rela banting tulang. Karena hanya punya modal sedikit dan tidak punya ketrampilan selain memasak, Bu Rahmi berjualan nasi bungkus dan aneka kue yang di titipkan di toko-toko dan warung. Karena keuletan dan di sisi lain rasa masakan Bu Murni enak, dagangan Bu Rahmi aku keras, sampai sekarang usaha yang dilakoninya terus berlanjut dan semakin besar bahkan sekarang sudah mempunyai beberapa karyawan. Dalam hati Bu Rahmi berjanji akan menikahkan kedua anaknya dengan orang kaya dan setia. Supaya tidak mengalami nasib seperti dirinya.

--------

"Fahmi ini ibu kamu telfon." Irsyad memberikan HPnya ke pada Fahmi.

"Bu, kapan pulang?"

"Besok pagi nak, kamu sementara bareng Irsyad dulu ya, uang yang Ibu berikan masih ada kan?

"Masih Bu, insya Allah cukup. Yang buat ibu telfon ni nomornya siapa?."

"Ini nomor Ibu yang baru, HP ibu hilang nak, untung kemarin ketemu sama tante Sari dia nolong ibu. Ini Ibu dikasih HP sama tante Sari. Tante Sari kenal juga loh sama mamanya Irsyad, ternyata mama Irsyad adalah teman SMA-nya tante Sari, makanya Ibu bisa telfon kamu ya dari tante Sari. Kalau ada perlu dengan Ibu, kamu telfon ke nomor ini saja ya!"

"Baik, Bu. Lah terus Ibu apa sudah dapat pekerjaan?"

"Ahamdulillah Ibu sudah dapat pekerjaan nak, semua ini karena bantuan tante Sari, kemaren Ibu di kenalkan tante Sari ke temannya. Ternyata temannya itu adalah bos dari rumah makan yang terkenal di kota kita. Tadi Ibu datang ke kantornya untuk tes interview, alhamdulillah langsung di terima. Nanti ibu akan ditempatkan di rumah makan yang ada kota kita nak, jadi Ibu bisa pulang setiap hari. Sekarang kita gak usah nungguin uang dari ayah. Ibu sudah bisa cari uang sendiri nak, nanti hasil dari ibu bekerja dan jualan baju insya Allah cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk membayar biaya sekolahmu nak. Tahu gak bosnya Ibu royal tadi ibu di kasih uang 1 juta katanya buat ongkos pulang dan tadi diajak makan siang bareng."

"Loh belum kerja kok sudah dikasih uang Bu, kok aneh?."

"Katanya sih karena Ibu ini teman tante Sari."

"Fahmi kok jadi punya firasat tidak enak sih Bu, soalnya dimana-mana kerja dulu baru dikasih uang"

"Ah sudahlah gak usah terlalu dipikirin semoga semuanya baik-baik saja. Kamu ingat ya jangan kasih tau tante Tya dan nenek kalau ibu pergi dari rumah cari kerja."

"Baik Bu."

"Ibu tutup telfonnya ya nak."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status