Share

Bab 7

'Atau jangan-jangan mas Seno mengetahui sesuatu tentang akun tersebut. Atau bahkan mungkin dia mengenalnya. Apa dia sengaja baru memberitahuku sekarang, karena dia takut kalau aku akan tersinggung. Tapi kenapa dia berani menjelek-jelekkan sepupunya sendiri kepada aku? aku kan suaminya.

Yang jelas aku sangat yakin istriku bukan tipe orang seperti itu. Aku sudah melihat sendiri di aplikasi itu, Ria tidak menanggapi komentar akun [R. Ardiansyah] dan tidak berbalas pesan dengannya. Itu sudah cukup bagiku untuk mempercayai Ria. Menendengarkan mas Seno malah bikin pusing.' Batin Hamid setelah mentelaah cerita dari mas Seno.

Hamid tidak mau ambil pusing dengan omongan mas Seno. Dia lebih percaya dengan istrinya. karena kesetiaannya sudah tidak usah diragukan lagi. Kalau memang istrinya itu suka main belakang, pasti sejak lama Hamid sudah berstatus du*a.

"Sudahlah mas, jangan bahas itu aku tidak mau memikirkan hal yang aneh-aneh. Sekarang sudah waktunya kerja mas. Aku duluan."

Hamid meninggalkan Seno begitu saja. Dia bergegas menuju tempat kerja. Sedangkan Seno tetap di tempat sambil marah-marah atas sikap Hamid kepadanya.

"Woooo.. das*r bocah kurang *j*r susah banget kalau dikasih tahu." Sambil menunjuk Hamid menggunakan jari telunjuknya. Dia berasa gagal telah memberitahu Hamid atau lebih tepatnya menghasut Hamid.

Karena pembangunan proyek yang dikerjakan Hamid sedang di kejar deadline. Untuk mempercepat pembangunan proyek tersebut, semua pekerja diminta untuk lembur. Kali ini Hamid mengambil lembur karena badannya sudah benar-benar sehat. Selain itu dia bisa mendapatkan upah yang lumayan banyak dari jam kerja normal.

------

Kali ini Ria masuk kerja shift sore. Berangkat jam 3 pulang jam 10 malam. 

Karena malam ini adalah minggu. Rumah makan tersebut sangat ramai penuh dengan pengunjung.

Dari sekian banyak pengunjung, Ria menangkap seorang laki-laki yang wajahnya yang sudah tidak asing lagi. Sedang duduk tidak jauh dari meja kasir.

'Loh... itu kan Pak Cipto, suami Bik Murti. Tapi itu siapa yang duduk di sebelahnya? masak itu Bik Murti tapi kok cantik banget, kelihatan mesra.'

Laki-laki itu berusia sekitar setengah abad, berambut jarang bisa dibilang botak karena faktor usia, mempunyai kumis agak tebal, dan perutnya sedikit mengembang maju ke depan.

Namun kali ini berbeda laki-laki itu datang dengan seorang wanita yang belum pernah Ria kenal. Wanita yang sedang duduk di sebelahnya itu terlihat lebih muda dan cantik berkulit putih berbadan ramping rambutnya panjang sebahu dan senyumnya sangat manis sekali.

Ada sedikit rasa penasaran menghampiri Ria.

Disela-sela melayani pelanggan, Ria melihat dengan lebih seksama dan ternyata benar memang wanita itu bukan Bik Murti. 

'Astagfirullah.. dia bukan Bik Murti, karena Bik Murti tidak secantik itu. Kalau anaknya pun juga bukan, kan anaknya laki-laki semua. Ya Allah semoga pikiranku ini salah. Mudah-mudahan wanita itu saudaranya yang belum aku kenal.'

Tidak lama kemudian, pak Cipto dan wanita tersebut menghampiri Ria untuk membayar makanan mereka. Ria pura-pura tidak tahu takutnya nanti malu atau merasa tidak enak kalau di sapa. 

"Kayaknya saya kenal, ini mbak Ria istri mas Hamid kan?" 

"Eemmm iya pak." Ria sedikit ragu untuk menjawab pertanyaan pak Cipto takut nanti ada masalah dengannya.

"Oh.. jadi sekarang mba Ria kerja di sini."

"Iya pak Cipto." 

"Saya duluan ya mbak Ria." Pak Cipto berpamitan dengan Ria. 

"Baik pak silakan." Jawabnya dengan ramah.

'Ya Allah rasanya lega sekali mereka sudah pergi.'

"Mbak Ria kenal dengan Pak Cipto mbk?" tanya salah satu rekan kerjanya, Desi.

"Iya kenal. Kenapa Des?" 

"Dia adalah salah satu pelanggan tetap di sini loh mbk, beliau sering banget makan malam ke sini bareng istrinya. Kapan lalu juga kesini tapi mbak Ria pas ke kamar mandi. Istrinya cantik dan masih muda ya mbak. Pasti seneng banget punya istri secantik itu."

Ria hanya melongo mendengar cerita dari Desi.

Tak lama kemudian Pak Cipto kembali masuk ke rumah makan dan mendatangi Ria. Dia memberikan sebuah amplop berwarna coklat dan disodorkan kepada Ria.

Dengan membisikkan sesuatu kepadanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status