Share

Bab 7

Penulis: Soda Pop
Saat Ivana terbangun, bau desinfektan yang menyengat memenuhi hidungnya.

Begitu melihatnya terbangun, Jordi menatapnya dengan dingin, lalu berkata dengan suara dalam, "Nanti kalau Greta sudah bangun, kamu harus minta maaf sama dia."

Dada Ivana terasa sesak. Hawa dingin menjalar ke seluruh tubuhnya.

Dia baru saja terbangun, tetapi Jordi tidak menunjukkan kekhawatiran sedikit pun. Sebaliknya, pria itu menyuruhnya untuk minta maaf kepada Greta.

"Dia yang menyeretku jatuh ke air bersamanya, mengapa aku harus minta maaf?"

Jordi mengerutkan kening. Wajahnya jelas menunjukkan ekspresi tidak percaya.

"Kamu masih bohong. Jelas-jelas, kamu cemburu karena Greta memberi baju pasangan buat Marco, jadi kamu sengaja mendorongnya ke air. Tapi karena nggak hati-hati, kamu pun ikut terjatuh ke air."

Ivana menatap tajam pria yang dicintainya selama separuh hidupnya. Wajah pria itu sama sekali tidak menunjukkan kekhawatiran padanya. Yang ada hanya amarah dan tuduhan.

Ternyata, kebersamaan selama enam tahun ini tidak mampu memberinya sedikit pun rasa percaya.

Ivana tiba-tiba tertawa. Nadanya sangat tenang.

"Kalau kamu nggak percaya, kamu boleh periksa CCTV."

Dia sudah lama tidak ingin menjadi istrinya Jordi dan juga ibunya Marco. Jadi, mengapa dia harus cemburu dengan baju pasangan itu?

Jordi makin mengerutkan kening. Pria itu menatapnya tajam, seolah mencoba mencari kebenaran dalam kata-katanya.

Dia merasa Ivana tampak berbeda akhir-akhir ini.

"Kamu…"

Dia baru saja membuka mulutnya, tetapi ponselnya tiba-tiba berdering dan memotong pembicaraannya.

Suara Marco yang tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya itu terdengar melalui ponsel.

"Ayah, Tante Greta sudah bangun!"

Kebekuan di wajah Jordi segera memudar, digantikan oleh kegembiraan yang memenuhi matanya.

"Aku segera ke sana."

Setelah menutup telepon, dia melirik Ivana yang terbaring di ranjang rumah sakit. Suaranya berubah dingin lagi.

"Lebih baik kamu introspeksi diri. Aku nggak ingin istriku menjadi wanita pecemburu yang nggak rasional. Marco juga nggak menginginkan ibu seperti itu."

Selesai berbicara, pria itu berbalik dan melangkah pergi, tanpa ragu sedikit pun.

Ivana memperhatikan kepergiannya. Tatapannya setenang air.

Kebetulan, tidak lama lagi, dia sudah bukan Nyonya Leman atau ibunya Marco.

Sebuah notifikasi pesan menyadarkannya dari lamunannya.

[Penumpang yang terhormat, penerbangan Anda akan berangkat dalam tiga jam.]

Ivana segera menyelesaikan prosedur keluar rumah sakit.

Saat keluar, dia melewati sebuah kamar. Di dalamnya ada sosok yang dikenalnya, yang membuatnya tanpa sadar menghentikan langkahnya.

Jordi tengah menyuapi Greta bubur dengan sabar. Saat menatap Greta, kelembutan di matanya seakan hampir meluap keluar.

"Kamu nggak boleh dekat-dekat Tante Greta! Kalau bukan karena kamu, Tante Greta nggak akan sakit dan dirawat di rumah sakit. Kamu ibu yang jahat!"

Marco tiba-tiba muncul entah dari mana. Dia merentangkan tangannya untuk menghalangi pintu masuk bangsal dan memandangnya dengan tatapan tidak bersahabat.

Ini pertama kalinya Marco mengungkapkan rasa jijiknya terhadap Ivana secara langsung.

Sepertinya, Greta punya tempat yang sangat penting dalam hatinya.

Ujung jari Ivana sedikit gemetar, tetapi pada akhirnya, dia tidak bergerak. Dia hanya berjongkok dan memandangi anak yang telah dikandungnya selama sepuluh bulan itu.

"Kamu harus membuka hadiah ulang tahun itu. Anggap saja... hadiah terakhir yang kusiapkan untukmu yang bisa membuatmu bahagia."

Saat ini, pikiran Marco hanya tertuju pada Greta. Dia sama sekali tidak peduli dengan apa yang dikatakannya.

Marco memalingkan kepalanya dan mendengus dingin.

"Hadiah bobrok apaan? Aku nggak butuh."

"Hadiah terbaik yang bisa kamu berikan padaku adalah menjauh dari Tante Greta!"

Ivana tertawa pelan dan tidak menjawab.

Keinginannya akan segera terkabul.

Satu jam kemudian, Ivana tiba di bandara sambil menenteng koper.

[Paman Leo, tolong ambil rekaman CCTV dari tepi kolam renang hari ini dan kirim salinannya kepada Jordi.]

Dia mengirim pesan terakhir kepada kepala pelayan, Paman Leo. Setelah itu, Ivana mengeluarkan kartu SIM-nya, lalu mematahkannya menjadi dua, dan membuangnya ke tempat sampah.

Saat pesawat terbang ke angkasa, cahaya matahari keemasan menenggalamkannya ke dalam lingkaran cahaya lembut.

Ivana memperlihatkan senyum tulus.

Aku nggak menginginkan Jordi, Marco, posisi Nyonya Leman, dan posisi ibunya Marco lagi.

Aku akan menjalani kehidupan yang seharusnya menjadi milik Ivana.

Kita tidak akan pernah bertemu lagi.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ketika Kabut Tersingkap, Hatinya Mengabur   Bab 22

    Hujan di musim kemarau datang tanpa diduga.Jordi dan Marco yang berdiri di luar pintu, basah kuyup oleh hujan deras."Ayah." Suara Marco dipenuhi kepanikan yang tak berujung. "Ibu sungguh nggak menginginkan kita lagi?"Jordi memejamkan matanya. Hatinya sudah berdarah sejak tadi.Dia tahu, dia tidak bisa menipu putranya lagi. Dia juga tidak bisa menipu dirinya sendiri.Ivana… benar-benar tidak menginginkan mereka lagi.…Keesokan paginya, Ivana sudah tiba di depan pintu rumah Kevin.Begitu pintu terbuka, Ririn langsung menghambur ke pelukannya. Gadis kecil itu memeluknya erat dan enggan melepaskannya."Ibu, akhirnya kamu datang juga."Kevin diam-diam menghela napas lega. Dia bersandar di kusen pintu sambil memperhatikan mereka."Dia sudah bangun jam lima pagi dan terus berjaga di depan pintu."Ivana mencium pipinya dan berkata dengan nada bersalah, "Maaf, Ririn. Pesta ulang tahunmu jadi hancur tadi malam.""Tapi kamu tenang saja. Ibu bakal bawa kamu ke taman hiburan hari ini biar kamu

  • Ketika Kabut Tersingkap, Hatinya Mengabur   Bab 21

    Mendengar itu, tangisan Marco makin menjadi-jadi. Wajahnya dibanjiri air mata.Hati Jordi makin tenggelam.Meski putranya menangis tersedu-sedu, Ivana sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda tersentuh. Apa dia masih mau kembali bersama mereka?Setelah sekian lama, akhirnya dia berbicara dengan susah payah. Nadanya penuh penyesalan."Ivana, aku nggak pernah berpikir untuk bercerai denganmu.""Greta hanyalah temanku. Setelah kamu pergi, aku baru tahu dia berbohong dan memfitnahmu selama ini. Aku sudah memutuskan hubungan dengannya. Dia nggak akan pernah muncul di hadapan kita lagi. Ikut kami pulang ke rumah ya?"Ivana menggelengkan kepalanya dengan tenang. Suaranya diwarnai nada dingin."Jordi, kamu tahu nggak, seperti apa kehidupan yang akan kujalani kalau aku nggak meninggalkan Keluarga Leman?""Putraku menginginkan wanita lain untuk jadi ibunya. Suamiku juga pilih kasih sama wanita lain. Aku sendirian di vila kosong itu. Kurasa, nggak lama lagi, aku bakal gila."Jordi membuka mulutn

  • Ketika Kabut Tersingkap, Hatinya Mengabur   Bab 20

    Mendengar itu, Marco memeluk Ivana lebih erat lagi. Air mata yang menggenang di kelopak matanya pun terjatuh.Hati Jordi juga bergetar."Ivana…"Mereka baru sekeluarga. Kenapa dia tidak mau ikut mereka pulang?Ivana tidak memandangnya. Dia hanya berkata dengan Ririn, "Ibu ada urusan hari ini. Ririn balik sama Ayah dulu ya?""Sebagai tebusannya, bagaimana kalau besok aku ajak Ririn ke taman hiburan karena ulang tahunmu diganggu malam ini?"Meski hati Ririn dipenuhi dengan kegelisahan, takut Ivana akan pergi jika dia melepaskannya, dia selalu patuh dan bijaksana, jadi dia pun mengangguk."Ibu nggak boleh bohongi aku."Kalau didengar secara saksama, suaranya sedikit bergetar.Hati Ivana luluh. Dia pun membuat janji kelingking dengannya."Ibu nggak bakal ingkar janji. Ririn sudah tenang sekarang, 'kan?"Ririn dengan enggan melepaskan lengan baju Ivana, lalu memeluk leher Kevin dan membenamkan kepalanya di dada pria itu. Dia berkata dengan suara teredam, "Kalau begitu, Ririn tunggu Ibu di r

  • Ketika Kabut Tersingkap, Hatinya Mengabur   Bab 19

    Setelah menerima ceramah panjang dari Tuan Besar Idrus.Jordi merenungkan tindakannya sejak Greta kembali ke tanah air.Di hari ulang tahun Ivana, mereka malah pergi menangkap kecoak untuk Greta. Mereka juga mengambil foto bersama dengan mengenakan baju pasangan...Saat ini, Jordi akhirnya menyadari kesalahan yang telah dilakukannya.Perkataan dan tindakannya-lah yang membuat Marco, yang baru berusia lima tahun itu, ingin Greta menjadi ibunya.Dia gagal memenuhi perannya sebagai suami dan gagal memberikan contoh yang baik sebagai ayah.Setelah Pak Samuel berhasil melacak keberadaan Ivana, dia langsung membawa Jordi bergegas ke sana.Ayah dan anak itu telah menyadari kesalahan mereka. Mereka juga ingin meminta maaf kepada Ivana.Saat berdiri di pintu masuk kafe, Jordi tampak sangat gugup.Marco mencengkeram lengan baju Jordi erat-erat. Wajahnya juga menampakkan kegelisahan."Ayah, apa Ibu mau memaafkan kita?"Jordi tidak tahu.Memikirkan surat perjanjian cerai yang telah ditandatangani

  • Ketika Kabut Tersingkap, Hatinya Mengabur   Bab 18

    Sejak itu, Ririn selalu datang ke kafe Ivana setiap hari.Ivana juga tahu kalau Kevin menjadi seorang guru sekarang. Pria itu sibuk mengajar di pagi harinya.Ririn dulu selalu sendirian di rumah.Sekarang, Ririn tidak perlu sendirian lagi karena dia sudah punya Ivana.Saat ada pelanggan datang ke kafe, Ririn tidak lagi berdiam diri di sudut seperti sebelumnya. Dia akan berinisiatif mengambilkan menu dan menanyakan apa yang ingin dipesan. Sementara, Ivana akan membuat kopi dan hidangan penutup di belakang.Kevin selesai bekerja bertepatan dengan saat kafe hendak tutup.Mereka akan mengajak Ririn berjalan-jalan di sepanjang sungai bersama.Di saat langit bersinar terang dengan warna matahari terbenam, Ivana pun berpamitan dengan mereka berdua dan mau pulang ke rumah. Namun, Ririn tiba-tiba menarik pakaiannya.Dia berkata dengan nada ragu-ragu, "Ibu, mau nggak…"Berbicara sampai setengah, Ririn pun menatap Kevin dengan mata memelas.Pria itu menggelengkan kepalanya."Ririn harus berani. A

  • Ketika Kabut Tersingkap, Hatinya Mengabur   Bab 17

    Ririn baru berusia empat tahun. Ini merupakan usia di mana dia paling bergantung pada orang tuanya.Oleh karena itu, meski mendengar Kevin mengatakan Ivana bukanlah ibunya, dia tetap ingin mendekatinya dan memanggilnya 'Ibu'.Ivana segera memeluknya dan menepuk punggung Ririn sambil membujuknya dengan lembut.Sejak Marco lahir, dialah yang merawatnya secara pribadi.Meski Marco telah beranjak dewasa, keterampilannya dalam membujuk anak-anak belumlah luntur.Ada ekspresi terkejut yang melintas di mata Kevin.Sejak orang tuanya Ririn meninggal dunia, dia menjadi pendiam dan tidak suka berinteraksi dengan orang asing.Ini pertama kalinya Ririn begitu dekat dengan seseorang.Setelah Ririn tertidur, Ivana khawatir menyerahkannya kepada Kevin akan membangunkannya, jadi dia menawarkan untuk menggendong Ririn kembali ke rumah mereka.Begitu sampai di depan pintu, dia baru menyadari bahwa mereka tinggal di kompleks yang sama dengannya.Setelah membaringkan Ririn di tempat tidur dengan hati-hati

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status