Share

Bab 6

Penulis: Soda Pop
Ivana tidak ingin melihat pemandangan bahagia itu lagi, jadi dia pun berjalan sendirian ke taman belakang.

Drrt.

Ponselnya bergetar.

Ivana menggeser layar ke atas. Sebuah pesan muncul.

[Penumpang yang terhormat, penerbangan Anda akan berangkat dalam 8 jam. Kami mohon agar semua penumpang naik pesawat tepat waktu.]

Ivana menunjukkan senyum tulus untuk pertamanya hari itu.

Dia menyimpan ponselnya dan bersiap naik ke atas untuk mengemasi barang bawaannya.

Baru saja berjalan beberapa langkah, dia sudah berpapasan dengan Greta.

Dia tersenyum dan menghalangi jalan Ivana.

"Nona Ivana, kamu adalah tuan rumah pesta ini. Mengapa kamu sendirian di sini?"

Ivana tahu Greta tidak sepolos penampilannya.

Jika tidak, Greta tidak akan bersusah payah menambahkan media sosialnya di hari pertamanya kembali ke tanah air dan juga tidak perlu repot-repot mengunggah foto dirinya bersama Jordi dan putranya di Instagram.

"Kalau Nona Greta ada perlu, katakan saja."

Greta menatapnya cukup lama. Setelah itu, dia tertawa pelan dan menyingkirkan topeng kepura-puraannya itu.

"Nona Ivana, kamu itu orang yang pintar."

"Saat itu, Jordi dan aku saling mencintai. Dia melamarku 100 kali. Kalau saja aku nggak mau nikah secepat itu, posisi Nyonya Leman nggak akan jadi milikmu."

"Kalau kamu tahu apa yang terbaik untukmu, lebih baik ajukan cerai secepatnya. Setidaknya, kamu bisa menyelamatkan harga dirimu."

Meski Ivana telah memutuskan untuk bercerai, bukan berarti dia bisa menoleransi provokasi dari orang ketiga.

Ekspresi Ivana langsung berubah dingin.

"Nona Greta, bukan tugas orang luar sepertimu untuk ikut campur soal pernikahanku dengan Jordi, 'kan?"

Greta dengan santai memainkan kukunya.

"Terus, kenapa? Meski aku menolaknya 100 kali, dia tetap nggak bisa melupakanku."

"Kamu juga lihat, 'kan? Jordi mencintaiku. Bahkan, putramu dekat denganku dan ingin aku menjadi ibunya."

"Aku bilang, asal kamu makan kastanye, aku sudah bisa jadi ibunya. Nggak kusangka, dia benar-benar melakukannya."

Selesai berbicara, dia menatap Ivana dari atas hingga ke bawah beberapa kali. Ada sindiran yang muncul di wajahnya.

"Nggak disangka, kamu akan seberuntung itu. Sayang sekali, nggak bisa bikin orang nggak diperlukan sepertimu menghilang lebih cepat."

Ivana menatap Greta dengan tidak percaya. Kukunya menancap di telapak tangannya. Dadanya dipenuhi emosi membara.

Ternyata, Marco memberinya kue kastanye karena perkataan Greta.

"Greta, bagaimana kamu bisa…"

"Siapa suruh kamu merebut posisiku?" Greta memotongnya dengan dingin. "Kalau nggak ada kamu, akulah yang akan menjadi Nyonya Leman."

Dari sudut matanya, Greta menyadari Jordi dan putranya sedang berjalan menuju taman. Dia segera mengubah raut wajahnya yang galak dan memasang tampang kasihan.

"Nona Ivana, Jordi dan aku sudah lama berpisah. Kenapa kamu begitu agresif?”

Matanya langsung memerah. Suaranya tercekat karena emosi.

Ivana mengerutkan kening. Dia tidak mengerti mengapa Greta tiba-tiba berubah.

Detik berikutnya, Greta telah merobek sendiri baju lengan pendek yang dipakainya. Sebelum Ivana sempat bereaksi, Greta sudah meraih pergelangan tangannya.

"Ah!"

Diikuti cipratan air, Ivana tiba-tiba diseret masuk ke kolam renang oleh Greta.

Dia pernah hampir tenggelam sewaktu kecil dulu dan trauma terhadap air.

Seketika air mengalir deras ke arahnya. Dia pun refleks menggerakkan anggota tubuhnya agar tidak tenggelam.

Byurr!

Jordi langsung melompat ke dalam air tanpa ragu-ragu.

Ivana dengan susah payah mengulurkan tangannya padanya.

"To… tolong aku."

Namun detik berikutnya, dia menyaksikan Jordi berenang cepat menuju Greta yang berada di sisi lain.

Pria itu sama sekali tidak meliriknya.

Saat itu, teriakan cemas terdengar dari tepi kolam.

"Ayah, Tante Greta ada di sana. Cepat selamatkan dia."

Di saat itu, Ivana bisa mendengar dengan jelas bahwa hatinya yang sudah berlubang, langsung Hancur lebur.

Bahkan saat menghadapi hidup dan mati, Greta masih saja menjadi satu-satunya orang yang ada dalam benak mereka.

Ivana sudah kehilangan tenaga.

Dia perlahan menutup matanya. Seluruh tubuhnya terbenam dalam kegelapan.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ketika Kabut Tersingkap, Hatinya Mengabur   Bab 22

    Hujan di musim kemarau datang tanpa diduga.Jordi dan Marco yang berdiri di luar pintu, basah kuyup oleh hujan deras."Ayah." Suara Marco dipenuhi kepanikan yang tak berujung. "Ibu sungguh nggak menginginkan kita lagi?"Jordi memejamkan matanya. Hatinya sudah berdarah sejak tadi.Dia tahu, dia tidak bisa menipu putranya lagi. Dia juga tidak bisa menipu dirinya sendiri.Ivana… benar-benar tidak menginginkan mereka lagi.…Keesokan paginya, Ivana sudah tiba di depan pintu rumah Kevin.Begitu pintu terbuka, Ririn langsung menghambur ke pelukannya. Gadis kecil itu memeluknya erat dan enggan melepaskannya."Ibu, akhirnya kamu datang juga."Kevin diam-diam menghela napas lega. Dia bersandar di kusen pintu sambil memperhatikan mereka."Dia sudah bangun jam lima pagi dan terus berjaga di depan pintu."Ivana mencium pipinya dan berkata dengan nada bersalah, "Maaf, Ririn. Pesta ulang tahunmu jadi hancur tadi malam.""Tapi kamu tenang saja. Ibu bakal bawa kamu ke taman hiburan hari ini biar kamu

  • Ketika Kabut Tersingkap, Hatinya Mengabur   Bab 21

    Mendengar itu, tangisan Marco makin menjadi-jadi. Wajahnya dibanjiri air mata.Hati Jordi makin tenggelam.Meski putranya menangis tersedu-sedu, Ivana sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda tersentuh. Apa dia masih mau kembali bersama mereka?Setelah sekian lama, akhirnya dia berbicara dengan susah payah. Nadanya penuh penyesalan."Ivana, aku nggak pernah berpikir untuk bercerai denganmu.""Greta hanyalah temanku. Setelah kamu pergi, aku baru tahu dia berbohong dan memfitnahmu selama ini. Aku sudah memutuskan hubungan dengannya. Dia nggak akan pernah muncul di hadapan kita lagi. Ikut kami pulang ke rumah ya?"Ivana menggelengkan kepalanya dengan tenang. Suaranya diwarnai nada dingin."Jordi, kamu tahu nggak, seperti apa kehidupan yang akan kujalani kalau aku nggak meninggalkan Keluarga Leman?""Putraku menginginkan wanita lain untuk jadi ibunya. Suamiku juga pilih kasih sama wanita lain. Aku sendirian di vila kosong itu. Kurasa, nggak lama lagi, aku bakal gila."Jordi membuka mulutn

  • Ketika Kabut Tersingkap, Hatinya Mengabur   Bab 20

    Mendengar itu, Marco memeluk Ivana lebih erat lagi. Air mata yang menggenang di kelopak matanya pun terjatuh.Hati Jordi juga bergetar."Ivana…"Mereka baru sekeluarga. Kenapa dia tidak mau ikut mereka pulang?Ivana tidak memandangnya. Dia hanya berkata dengan Ririn, "Ibu ada urusan hari ini. Ririn balik sama Ayah dulu ya?""Sebagai tebusannya, bagaimana kalau besok aku ajak Ririn ke taman hiburan karena ulang tahunmu diganggu malam ini?"Meski hati Ririn dipenuhi dengan kegelisahan, takut Ivana akan pergi jika dia melepaskannya, dia selalu patuh dan bijaksana, jadi dia pun mengangguk."Ibu nggak boleh bohongi aku."Kalau didengar secara saksama, suaranya sedikit bergetar.Hati Ivana luluh. Dia pun membuat janji kelingking dengannya."Ibu nggak bakal ingkar janji. Ririn sudah tenang sekarang, 'kan?"Ririn dengan enggan melepaskan lengan baju Ivana, lalu memeluk leher Kevin dan membenamkan kepalanya di dada pria itu. Dia berkata dengan suara teredam, "Kalau begitu, Ririn tunggu Ibu di r

  • Ketika Kabut Tersingkap, Hatinya Mengabur   Bab 19

    Setelah menerima ceramah panjang dari Tuan Besar Idrus.Jordi merenungkan tindakannya sejak Greta kembali ke tanah air.Di hari ulang tahun Ivana, mereka malah pergi menangkap kecoak untuk Greta. Mereka juga mengambil foto bersama dengan mengenakan baju pasangan...Saat ini, Jordi akhirnya menyadari kesalahan yang telah dilakukannya.Perkataan dan tindakannya-lah yang membuat Marco, yang baru berusia lima tahun itu, ingin Greta menjadi ibunya.Dia gagal memenuhi perannya sebagai suami dan gagal memberikan contoh yang baik sebagai ayah.Setelah Pak Samuel berhasil melacak keberadaan Ivana, dia langsung membawa Jordi bergegas ke sana.Ayah dan anak itu telah menyadari kesalahan mereka. Mereka juga ingin meminta maaf kepada Ivana.Saat berdiri di pintu masuk kafe, Jordi tampak sangat gugup.Marco mencengkeram lengan baju Jordi erat-erat. Wajahnya juga menampakkan kegelisahan."Ayah, apa Ibu mau memaafkan kita?"Jordi tidak tahu.Memikirkan surat perjanjian cerai yang telah ditandatangani

  • Ketika Kabut Tersingkap, Hatinya Mengabur   Bab 18

    Sejak itu, Ririn selalu datang ke kafe Ivana setiap hari.Ivana juga tahu kalau Kevin menjadi seorang guru sekarang. Pria itu sibuk mengajar di pagi harinya.Ririn dulu selalu sendirian di rumah.Sekarang, Ririn tidak perlu sendirian lagi karena dia sudah punya Ivana.Saat ada pelanggan datang ke kafe, Ririn tidak lagi berdiam diri di sudut seperti sebelumnya. Dia akan berinisiatif mengambilkan menu dan menanyakan apa yang ingin dipesan. Sementara, Ivana akan membuat kopi dan hidangan penutup di belakang.Kevin selesai bekerja bertepatan dengan saat kafe hendak tutup.Mereka akan mengajak Ririn berjalan-jalan di sepanjang sungai bersama.Di saat langit bersinar terang dengan warna matahari terbenam, Ivana pun berpamitan dengan mereka berdua dan mau pulang ke rumah. Namun, Ririn tiba-tiba menarik pakaiannya.Dia berkata dengan nada ragu-ragu, "Ibu, mau nggak…"Berbicara sampai setengah, Ririn pun menatap Kevin dengan mata memelas.Pria itu menggelengkan kepalanya."Ririn harus berani. A

  • Ketika Kabut Tersingkap, Hatinya Mengabur   Bab 17

    Ririn baru berusia empat tahun. Ini merupakan usia di mana dia paling bergantung pada orang tuanya.Oleh karena itu, meski mendengar Kevin mengatakan Ivana bukanlah ibunya, dia tetap ingin mendekatinya dan memanggilnya 'Ibu'.Ivana segera memeluknya dan menepuk punggung Ririn sambil membujuknya dengan lembut.Sejak Marco lahir, dialah yang merawatnya secara pribadi.Meski Marco telah beranjak dewasa, keterampilannya dalam membujuk anak-anak belumlah luntur.Ada ekspresi terkejut yang melintas di mata Kevin.Sejak orang tuanya Ririn meninggal dunia, dia menjadi pendiam dan tidak suka berinteraksi dengan orang asing.Ini pertama kalinya Ririn begitu dekat dengan seseorang.Setelah Ririn tertidur, Ivana khawatir menyerahkannya kepada Kevin akan membangunkannya, jadi dia menawarkan untuk menggendong Ririn kembali ke rumah mereka.Begitu sampai di depan pintu, dia baru menyadari bahwa mereka tinggal di kompleks yang sama dengannya.Setelah membaringkan Ririn di tempat tidur dengan hati-hati

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status