Home / Romansa / Ketika Keyla Menjadi Istri Kedua / [5] Gue Makin Nggak Mau Nikah Sama Lo!

Share

[5] Gue Makin Nggak Mau Nikah Sama Lo!

Author: qeynov
last update Last Updated: 2024-05-09 18:15:57

Keyla menyentuh bagian bawah tulang selangka kirinya dan melakukan beberapa kali pijatan disana. Gadis yang tengah menyembunyikan dirinya ke dalam pantry itu tampak berlomba menghisap udara di sekitarnya.

Ia sungguh menyesal karena selama menjalani kehidupan bermalas-malasannya, ia hampir tidak pernah memasukkan olahraga ke dalam rutinitas bulannya. Bayangkan saja lah! Ia berlari dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari ruang kerjanya, tapi paru-parunya yang terlanjur menjompo berlagak lebay, seakan ia mengajak sepasang alat vital itu sprint mengelilingi enam benua.

“Gue nggak obbess, tapi kenapa ngik-ngikkan gini sih? Padahal kan cuman pindah lantai doang!” Monolognya, mengomentari respon tubuhnya yang begitu lemah.

Keyla lalu menyandarkan pinggulnya pada kabinet.

“Bukan dia kan?”

‘Dia,’ yang Keyla maksud tentu saja Fathan. Hanya pria itu satu-satunya manusia yang Keyla kenal dan mempunyai akses dengan petinggi perusahaannya.

Argh! Sumpah! Tau gini gue nggak pake jalur ordal, Cuk!”

Tak ingin menjadi human yang munafuck, dibalik skillnya yang mumpuni sebagai beban kepala divisi— bercanda-bercanda!

Selain karena kemampuan kerjanya yang teruji klinis dan non klinis, sejatinya ia tidak mungkin bisa bergabung jika bukan karena bantuan dari sahabat bundanya. Dengan begitu, ia pasti masih menyandang 2 gelar sekaligus.

Gelar pertama, sudah jelas sebagai predikat jomblowati. Ke dua, pengangguran sejati.

Yah, gimana ya. Mempunyai skill saja tidak cukup untuk menembus satu lowongan pekerjaan. Tanpa adanya orang dalam, paling mujur fresh graduate seperti dirinya dulu hanya akan lolos tahap verifikasi data. Ya, kalau tidak, terkena PHP after wawancara kerja, lalu ujung-ujung ditolak.

Begitulah realitanya! Kebanyakan orang yang memiliki koneksi lebih cepat mendapatkan pekerjaan, meski tidak dipungkiri jika ada orang-orang yang juga beruntung dalam kehidupannya. Namun itu pastilah 1 dibandingkan 1000 kepala.

Berani deh Keyla pasang taruhan kalau statementnya asbun alias asal bunyi.

Padahal nih ya, suami bundanya yang tidak lain merupakan ayah kandungnya sendiri, mempunyai jabatan yang cukup mentereng ditempatnya mengucurkan keringat. Pria itu menduduki Kepala Divisi Human Resource pada perusahaan berskala internasional di Indonesia.

Sayangnya, laki-laki yang tidak lebih mencintainya daripada cintanya kepada sang bunda, menolak melakukan nepotisme dan mempertahankan profesionalisme kerjanya. Alhasil, jalur semulus jalan tol itu Keyla dapatkan dari tangan orang lain.

Hasilnya, ‘ancur pemirsah!! ini gue nggak disuruh bales budi kan? Gue aja kerja siang malem bagai quda nggak jadi kaya-kaya masalahnya!’

Kalau begini ceritanya, cita-cita menjadi crazy rich sih paling hanya mampu menyabet crazy-nya saja! Richnya terbang ke Antartika, tenggelam bersama para anjing laut disana.

“Eh, copot-copot!!” Pekik Keyla, latah dadakan. Ponsel di dalam saku celana kerjanya berdering, membuatnya yang tengah dalam mode tegang terkejut bukan main.

“Ngapain nih bocah telepon gue?!” Ceracau Keyla usai melihat nama Hans tertera pada layar ponsel. “Moshi-Moshi?!” Keyla menyambut telepon Hans dengan ketenangan sejati.

‘Eh, Nying! Masih bisa lo ngangkat telepon gue pake nada biasa aja?’

Keyla menyerngitkan keningnya. Lah kok emosi?! Masa iya gue harus nangis-nangis ngejawabnya!

‘Posisi, Posisi?! Lo sekarang ada dimana?!’ tanya Hans, terdengar terburu-buru.

“Hadeh! Kan gue udah bilang gue mau ngelahirin anak-anak seblak gue.” jawab Keyla, berhati-hati. Ia tak boleh sampai keceplosan dengan membongkar tempat persembunyiannya. Hans dan orang-orang HR pasti akan menariknya demi untuk menyelamatkan diri masing-masing.

‘Nggak usah ngelawak lo, Key!’ Hans lalu meneruskan jika divisi tercinta mereka mendadak terkena grebek para atasan.

Wappah?! Siapa yang ena-ena?! Lo ada ngerekam nggak?”

‘Pengen gue geplak, sumpah! Kegrebek gara-gara pada nyariin lo, Sat!!’

Gendang telinga Keyla berdengung nyaring. Teriakkan yang membuktikan betapa chaos ruang divisinya itu semakin membuat Keyla enggan menampakkan batang hidungnya kesana.

‘Maaf, bisa saya pinjam sebentar ponsel kamu? Saya ingin berbicara dengan Keyla.”

Eh, loh!

Kok sepertinya ia familiar dengan suara pria yang baru saja terdengar. Suara itu seperti milik... “Mas Fathan.” Cicit Keyla pelan.

Kala Hans hendak menyetujui permintaan Fathan, Keyla pun memotongnya dengan jeritan yang luar biasa keras.“No!!” Ia menolak berbicara, terlebih itu kepada Fathan, si manusia yang telah memusingkan kepalanya sejak semalam.

“Nggak lucu ya, Mas!! Aku kan udah kasih jawaban kalau nggak mau kawin sama Mas! Mas cari aja tuh ikan teri disitu. Banyak anak HR yang masih single. Kasih 5 M juga pasti pada mau dikawinin!”

Persetan Fathan mendengarnya atau tidak, yang penting ia sudah mengeluarkan unek-unek di dalam hati dan pikirannya.

‘Saudari Keyla. Kamu sedang membahas apa ya? Saya hanya ingin bertanya terkait pencarian ASPRI untuk saya. Masalah pribadi seperti yang kamu bicarakan, sebaiknya tidak kamu bawa ke tempat kerja. Ada waktu sendiri untuk membahasnya dan itu bukan di kantor.’

Blush

Wajah Keyla kontan memerah. Even ia begajulan, kalau judulnya miss komunikasi begini, ia pun bisa merasakan rasa malu layaknya orang normal lainnya.

“Oh, em, ah. Ya-a. Ta-tanya tuh ke karyawan yang namanya Mbak Hardi. Dia juga kebagian tugas assesment kok.” Ucap Keyla, gelagapan karena rasa malunya.

‘Key. Sebelum kamu meminta saya, saya tentu sudah melakukannya. Saya tidak perlu digurui staff seperti kamu. Karena yang ingin saya tanyakan adalah peserta dibawah naungan kamu. Bu Hardi yang tidak menangani tentu tidak mengetahui detail hasil assessment kamu kan?!’

“Bac-Baca monitor aku!! Datanya disitu!”

‘Pak Komisaris.’ Fathan terdengar sedang berbicara dengan orang lain disana. ‘Karyawan yang mangkir dalam tugasnya seperti Keyla ini, selain mendapatkan surat teguran apakah akan ada pemotongan salary?

‘Fatal-Fatal mungkin akan dirumahkan.’

“Mas Fathan, iiiih! Calon atasan Fir’aun! Makin nggak mau kawin gue sama lo!!” Umpat Keyla, sekeras-kerasnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ketika Keyla Menjadi Istri Kedua   [66] One, two, three. Kabooooor!

    Keyla mengulum bergantian bibir atas dan bawahnya. Ia terbaring gelisah dengan jari-jari bertaut di dalam selimut yang membungkus tubuhnya. Sampai detik ini, ibu dua anak itu tak kunjung dapat menyusul kedua anak tirinya yang beberapa jam lalu sukses memasuki gerbang mimpi mereka dan semua terjadi berkat bergabungnya satu makhluk durjana yang Keyla yakini tengah berbahagia di atas penderitaan malamnya. Keyla memejamkan mata ketika sebuah pergerakan membuat jantungnya semakin berdetak kencang.Jangan salah tafsir. Jantung itu berdetak bukan karena degup kegembiraan, apalagi oleh perasaan meledak-ledak sebab dapat menghabiskan malam dengan orang terkasih. Big to the no ya Bestie!Alih-alih merasa bahagia, Keyla justru dendam kesumat. Ia memendam kekesalan karena Fathan nyatanya tak bisa diandalkan. Sudahlah! Berharap pada janji manusia memang tak ada gunanya. Salahnya sendiri. Sudah tahu Fathan sering ingkar dengan melewati batas perjanjian, kok ya bisa-bisanya ia selalu terjatuh di

  • Ketika Keyla Menjadi Istri Kedua   [65] Avah lagi ini, Suketiih?!

    Pulang dari restoran membawa bungkusan makanan?Tet-tot!Lantas apa yang Keyla bawa? Jawabannya adalah helaian rambut milik Hans yang dirinya rontokkan saat memberikan pelajaran.Sengaja Keyla mengumpulkannya. Ketika ia tiba di rumah, Keyla pun langsung membuka sesi ghibah, lengkap dengan serangkaian barang bukti berupa penampakan acak-acakkan si Impostor dan rambutnya.“Gila, Mbak. Ternyata selama ini kita ditipu.”Diseberang sana, Hardi tertawa. Alih-alih ikut emosi karena dikhianati Hans, perempuan itu justru terhibur melihat reaksi yang Keyla pertontonkan di layar ponselnya.“Bisa-bisanya kita ngegibahin anak-anak jalur ordal, didepan ketua Impostornya langsung, Mbak. Mana dia hebat banget lagi ngibulnya, pake sok-sokan ikut ngehujat kinerja abal-abal mereka.”[Tapi Hans kan kerjanya bener, Key]“Bener dari mananya, Mbak? Gara-gara dia kan kita sering kena omel si Botak.”Hardi lagi-lagi menyemburkan tawa. Bukan kasung yang disengaja aslinya. Keyla saja yang sial karena kepala HR s

  • Ketika Keyla Menjadi Istri Kedua   [64] The Real Impostor Has Been Caught

    “Oh, gini toh rasanya nepotisme? Sedep bener ya. Tahu langsung dapet room VVIP, lo keluarnya lebih cepet dong.”Pantas negara Wahkanda ini pejabatnya terlenakan oleh KKN. Orang baru nepotismenya saja, kesulitan hidup seketika menjadi begitu mudah berkat bantuan si donatur gelap.Kacau! Tak heran rakyat sampai lebih percaya dengan pihak keamanan Bank Central. Dibayar UMR-pun, para satpam itu tetap melayani sepenuh hati tanpa menerima amplop selipan di dalam kantong saku seragam kerjanya.“Pasti kalau pejabat yang kesini, nggak bakalan lo suruh nunggu kayak kita-kita kan?”Hans tersedak.Kampret sekali memang Keyla.Mulutnya itu loh, seperti tidak pernah makan bangku sekolahan. Tahu sih kalau sebuah kursi tidak bisa dimakan. Minimal sewaktu berangkat, otaknya ikut lah. Jangan ditinggal di rumah.Hans mendelik. Sahabat yang dulunya berada di dalam satu ruang kerja dengan Keyla itu mengucapkan terima kasih kala Dion mengulurkan selembar tisu ke arahnya. Ia lalu mengembalikkan atensinya pad

  • Ketika Keyla Menjadi Istri Kedua   [63] Pertemuan Dengan Orang Tak Terduga

    “Why?”“Gila ya, Mas. Mas mau jadi bahan gosip Kang Sate sama warga komplek?” Keyla menyipitkan matanya, memandang tajam Fathan yang bisa-bisanya masih bertanya kenapa ia tidak menyetujui usulan pria itu.“Astaga, Key. Siapa yang mau gosipin kita, heum? yang artis kan udah ke Amerika.”“Nggak, nggak! yang lain aja.” Keukeuh, Keyla.Ia malas kalau harus menjadi topik perbincangan orang. Apalagi kalau sampai bertemu dengan si kembar yang salah satunya tukang nyinyir. Jiwa dan raganya terlalu lemah sekarang. Ia saja masih belum bisa menerima kenyataan kalau dirinya terusir dari rumah ayahnya.“Ya udah. Kamu maunya apa?” “Mau balik ke rumah Ayah, huwaaaa.” Alamak! Ternyata drama si anak terusir masih berlanjut. “Minta makan ke rumah Ayah nih jadinya?” “Nah, iya! Ayo-ayo. Masakan Bunda jauh lebih enak daripada beli.” Sayangnya ketika Keyla hendak membuka gerbang rumahnya, gerbang itu terkunci dengan gembok besar yang belum pernah Keyla lihat sebelumnya.“A-AYAAAAAAH!!!”“Dad..” Dion me

  • Ketika Keyla Menjadi Istri Kedua   [62] Keyla Si Tukang Drama VS Mertua Tsundere

    “Bye-bye rumah. Mianhae..” Keyla meletakkan ujung tisu pada sudut mata kanannya. Wanita itu berkata tidak sanggup, lalu terisak setelah melirihkan kata ‘no,’ sembari mengulurkan tangan untuk menggenggam rumahnya.Keyla kalah berperang melawan sang ayah. Usai tak dapat mempertahankan kedudukannya, kini Keyla pun harus meninggalkan rumah yang dalam proses pembuatannya, Keyla kalah dalam peperangan. Usai tak dapat mempertahankan posisinya, kini ia harus berpisah dari rumah yang dalam proses pembangunannya, tak menguras satu angka di rekeningnya.Ya, Pemirsa yang Budiman. Keyla tidak menyumbang apapun, baik itu batu bata begitu pula dengan pasir dan tumpukan semen pengikat bangunan. Ia hanya bermodalkan udara yang keluar masuk dari paru-parunya, kemudian bisa tinggal sampai beberapa detik lalu, tepatnya sebelum dirinya benar-benar terusir.“Hiks, rumahku. Jangan lupain aku ya.”Ayah Keyla berdecak menyaksikan betapa berlebihannya tingkah putrinya. Ngidam apa dulu istrinya sampai anak tung

  • Ketika Keyla Menjadi Istri Kedua   [61] Ubur-Ubur Ikan Lele.. Kok Jadi Gini Ceritanya, Le?!

    Sudah jatuh, tertimpa menara Eiffel pula, begitulah perumpamaan yang saat ini menggambarkan kondisi Keyla. Mengapa tidak— Dikarenakan guyonan papi mertuanya, baby sepolos Nakula justru menginginkan adik. Tak tanggung-tanggung, langsung lima sekaligus seolah dirinya ini seekor kucing yang dapat melahirkan dalam jumlah banyak.“Hahaha, maaf ya Key. Papi tadi cuman asal ngucap loh. Nggak maksud buat ngomporin. Sumpah.”Hah! Mau marah pun percuma. Waktu tidak bisa diputar kembali dan Nakula sudah terlanjur excited menantikan adik-adiknya. Padahal perihal adik sudah sempat ia amankan ketika mereka berada di Bandung. Siapa sangka tema itu diangkat lagi ke permukaan.“Ehem.. Kalau dipikir-pikir, Ayah sama Bunda juga nggak masalah kalau punya cucu cepet. Daripada makin tua. Nanti malah nggak kuat gendongnya.”Jedduar!Soundtrack sinema azab tiba-tiba saja terdengar di indera pendengaran Keyla. Apa ini? Kenapa ayahnya justru ikut-ikutan begini? “Kamu nggak masalah kan Than kalau nambah tanggu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status