Home / Romansa / Ketika Keyla Menjadi Istri Kedua / [6] Ketika Keyla Dihadapkan Pada Penyalahgunaan Kekuasaan

Share

[6] Ketika Keyla Dihadapkan Pada Penyalahgunaan Kekuasaan

Author: qeynov
last update Last Updated: 2024-05-31 11:22:04

Keyla menghadap Fathan dan Komisaris Utama dengan wajah yang sekaku balok papan cucian, benar-benar tidak ada senyuman yang gadis itu suguhkan pada para atasannya. Ekspresinya begitu datar bersama tatapan berani seakan dirinya tidak mempunyai rasa takut.

“Than, Om perlu keluar?”                                               

“Nggak usah, Pak.” Seloroh Keyla, mendahului Fathan.

Tak mengapa kalau dirinya terkena PHK. Ia akan memviralkan kekejaman perusahaan ke sosial media jika hal itu sampai benar terjadi. Biar saja semua masyarakat tahu kalau dirinya yang baik hati ini dianiaya hanya karena menolak pinangan keponakan Komisaris Utama perusahaannya.

Melihat mimik wajah Keyla, Fathan pun tak bisa menahan kekehannya.

“Nggak perlu, Om. Saudari Keyla sepertinya takut saya melakukan pelecehan kalau ditinggalkan hanya berdua.”

‘Iya lah! Lo kan ngebet pengen ngawinin gue, Mas!’ dumel Keyla, membatin.

“Begini Keyla, kamu salah paham. Mas cari kamu bukan untuk maksa nikah kok. Berhubung Mas tau kamu yang pegang bagian wawancara calon asistennya Mas, Mas mau tanya hasilnya secara terperinci. Kalau cuman baca laporannya dari paper kan kurang ya. Mas jadi nggak tau mana-mana aja yang sebenernya bisa dipertimbangin.”

“Nggak ada. Mereka pada nggak mau job yang nggak jelas gitu!”

“Nggak jelasnya dimana ya?! Untuk job tambahan kan saya berikan terpisah dengan salary dari perusahaan.”

“Mas.” Keyla melipat kedua tangannya. Ia menatap tajam Fathan dan berkata, “mereka pas pada kuliah tuh nggak ada materi ngasuh anak! yang kayak begitu itu adanya di pelatihan buat jadi babysitter! Bukan asisten pribadi Kepala Cabang! Situ yang bener aja dong jadi human!” ngegasnya tak peduli jika Komisaris Utama tengah memperhatikannya.

“Ya kamu kan tahu Key, saya harus bawa anak kemana-mana. Mama mereka sibuk shooting. Kalau ditinggal di Bandung juga kasihan.”

‘Urusan gue gitu?’ Nyatanya, Keyla tidak setega itu untuk mengungkapkan kalimatnya.

“Nyari terpisah kan bisa, Mas.”

“Kurang efisien, Key. Toh saya butuhnya cuman waktu siang sampe sore aja. Pulang kerja kan ada Mbok di rumah.”

Gigi-gigi Keyla bergemeletuk. Jari-jarinya tangannya mengepal, efek dirinya yang begitu geram pada sikap keras kepala Fathan.

Ujian orang mencari sesuap nasi memang ada-ada saja. Kalau bukan diuji dengan teman yang muka dua, ya atasan yang tingkahnya sekelas penjajah.

“Dari pelamar yang kamu assessment. satu pun nggak ada yang mendekati permintaan saya?”

“Nggak.”

“80%-nya aja, nggak ada?”

“Mereka siap nerima syarat lainnya asal bukan ngasuh anak, Mas Fathan!”

Keyla mengerjapkan matanya. Kalau dipikirkan kembali, hanya satu aspek yang tidak dapat dipenuhi— itu tandanya, para pelamar telah memenuhi setidaknya 80% persen persyaratan yang Fathan ajukan.

“Bisa dong mereka, Mas. Kan cuman satu syarat doang yang mereka nggak bisa penuhin.”

“Justru itu yang buat mereka gagal. Urusan anak-anak bobotnya 50% persen sendiri.”

“Fuck!” Umpat Keyla, kelepasan.

Setelah semalam dirinya dipusingkan dengan lamaran, sekarang ia juga dipusingkan dengan pencarian asisten untuk orang yang sama.

Tuhan?

Apa dosa saya?!

Perasaan ia sudah menjadi anak baik yang tidak durhaka pada kedua orang tuanya.

Sebenernya untuk hidup tenang di dunia syaratnya apa ya? Mengapa hidupnya selalu saja belangak!

“Ah, begini saja.” Seru Komisaris Utama yang tidak lain merupakan paman Fathan dari pihak papinya.

“Untuk sementara sampai ditemukannya asisten yang cocok untuk Fathan, bagaimana kalau kamu saja yang mengisi kekosongan itu, Keyla?”

“Bapak kidding ya?”

“Nggak tuh. Saya serius. Cucu-cucu saya kan juga sudah mengenal kamu. Saya rasa tidak akan sulit untuk kamu menghandle pekerjaan dan anak-anaknya Fathan.”

“Memang enggak kok, Om. Anak-anak kan nurut kalau sama Keyla.” Nimbrung Fathan yang kontak tampak seperti menjatuhkan bom ke atas kepala Keyla.

“Nah, begitu saja. Sembari tim HR bisa nyari orang untuk Fathan, kamu bantulah dia, Key. Kasihan calon duda yang satu ini. Katanya kamu juga nolak lamaran dia kan. Masa bantu begitu saja nggak mau?”

“ini penyalahgunaan kekuasaan namanya, Pak!”

“Bukan begitu. Kami hanya meminta bantuan. Masalah gaji bisa kita bicarakan biar kamu ikhlas menjalani pekerjaannya. Bagaimana?”

“Kalau saya menolak, Pak?”

“Ya kamu nikah sama saya. Anak-anak kan jadi punya mami yang bisa ngurusin mereka di rumah.” Celetuk Fathan, tak bersensor.

“SINTING!”

qeynov

Hi, Guys.. Mulai besok upnya jam 7 malam ya

| Like
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ketika Keyla Menjadi Istri Kedua   [65] Avah lagi ini, Suketiih?!

    Pulang dari restoran membawa bungkusan makanan?Tet-tot!Lantas apa yang Keyla bawa? Jawabannya adalah helaian rambut milik Hans yang dirinya rontokkan saat memberikan pelajaran.Sengaja Keyla mengumpulkannya. Ketika ia tiba di rumah, Keyla pun langsung membuka sesi ghibah, lengkap dengan serangkaian barang bukti berupa penampakan acak-acakkan si Impostor dan rambutnya.“Gila, Mbak. Ternyata selama ini kita ditipu.”Diseberang sana, Hardi tertawa. Alih-alih ikut emosi karena dikhianati Hans, perempuan itu justru terhibur melihat reaksi yang Keyla pertontonkan di layar ponselnya.“Bisa-bisanya kita ngegibahin anak-anak jalur ordal, didepan ketua Impostornya langsung, Mbak. Mana dia hebat banget lagi ngibulnya, pake sok-sokan ikut ngehujat kinerja abal-abal mereka.”[Tapi Hans kan kerjanya bener, Key]“Bener dari mananya, Mbak? Gara-gara dia kan kita sering kena omel si Botak.”Hardi lagi-lagi menyemburkan tawa. Bukan kasung yang disengaja aslinya. Keyla saja yang sial karena kepala HR s

  • Ketika Keyla Menjadi Istri Kedua   [64] The Real Impostor Has Been Caught

    “Oh, gini toh rasanya nepotisme? Sedep bener ya. Tahu langsung dapet room VVIP, lo keluarnya lebih cepet dong.”Pantas negara Wahkanda ini pejabatnya terlenakan oleh KKN. Orang baru nepotismenya saja, kesulitan hidup seketika menjadi begitu mudah berkat bantuan si donatur gelap.Kacau! Tak heran rakyat sampai lebih percaya dengan pihak keamanan Bank Central. Dibayar UMR-pun, para satpam itu tetap melayani sepenuh hati tanpa menerima amplop selipan di dalam kantong saku seragam kerjanya.“Pasti kalau pejabat yang kesini, nggak bakalan lo suruh nunggu kayak kita-kita kan?”Hans tersedak.Kampret sekali memang Keyla.Mulutnya itu loh, seperti tidak pernah makan bangku sekolahan. Tahu sih kalau sebuah kursi tidak bisa dimakan. Minimal sewaktu berangkat, otaknya ikut lah. Jangan ditinggal di rumah.Hans mendelik. Sahabat yang dulunya berada di dalam satu ruang kerja dengan Keyla itu mengucapkan terima kasih kala Dion mengulurkan selembar tisu ke arahnya. Ia lalu mengembalikkan atensinya pad

  • Ketika Keyla Menjadi Istri Kedua   [63] Pertemuan Dengan Orang Tak Terduga

    “Why?”“Gila ya, Mas. Mas mau jadi bahan gosip Kang Sate sama warga komplek?” Keyla menyipitkan matanya, memandang tajam Fathan yang bisa-bisanya masih bertanya kenapa ia tidak menyetujui usulan pria itu.“Astaga, Key. Siapa yang mau gosipin kita, heum? yang artis kan udah ke Amerika.”“Nggak, nggak! yang lain aja.” Keukeuh, Keyla.Ia malas kalau harus menjadi topik perbincangan orang. Apalagi kalau sampai bertemu dengan si kembar yang salah satunya tukang nyinyir. Jiwa dan raganya terlalu lemah sekarang. Ia saja masih belum bisa menerima kenyataan kalau dirinya terusir dari rumah ayahnya.“Ya udah. Kamu maunya apa?” “Mau balik ke rumah Ayah, huwaaaa.” Alamak! Ternyata drama si anak terusir masih berlanjut. “Minta makan ke rumah Ayah nih jadinya?” “Nah, iya! Ayo-ayo. Masakan Bunda jauh lebih enak daripada beli.” Sayangnya ketika Keyla hendak membuka gerbang rumahnya, gerbang itu terkunci dengan gembok besar yang belum pernah Keyla lihat sebelumnya.“A-AYAAAAAAH!!!”“Dad..” Dion me

  • Ketika Keyla Menjadi Istri Kedua   [62] Keyla Si Tukang Drama VS Mertua Tsundere

    “Bye-bye rumah. Mianhae..” Keyla meletakkan ujung tisu pada sudut mata kanannya. Wanita itu berkata tidak sanggup, lalu terisak setelah melirihkan kata ‘no,’ sembari mengulurkan tangan untuk menggenggam rumahnya.Keyla kalah berperang melawan sang ayah. Usai tak dapat mempertahankan kedudukannya, kini Keyla pun harus meninggalkan rumah yang dalam proses pembuatannya, Keyla kalah dalam peperangan. Usai tak dapat mempertahankan posisinya, kini ia harus berpisah dari rumah yang dalam proses pembangunannya, tak menguras satu angka di rekeningnya.Ya, Pemirsa yang Budiman. Keyla tidak menyumbang apapun, baik itu batu bata begitu pula dengan pasir dan tumpukan semen pengikat bangunan. Ia hanya bermodalkan udara yang keluar masuk dari paru-parunya, kemudian bisa tinggal sampai beberapa detik lalu, tepatnya sebelum dirinya benar-benar terusir.“Hiks, rumahku. Jangan lupain aku ya.”Ayah Keyla berdecak menyaksikan betapa berlebihannya tingkah putrinya. Ngidam apa dulu istrinya sampai anak tung

  • Ketika Keyla Menjadi Istri Kedua   [61] Ubur-Ubur Ikan Lele.. Kok Jadi Gini Ceritanya, Le?!

    Sudah jatuh, tertimpa menara Eiffel pula, begitulah perumpamaan yang saat ini menggambarkan kondisi Keyla. Mengapa tidak— Dikarenakan guyonan papi mertuanya, baby sepolos Nakula justru menginginkan adik. Tak tanggung-tanggung, langsung lima sekaligus seolah dirinya ini seekor kucing yang dapat melahirkan dalam jumlah banyak.“Hahaha, maaf ya Key. Papi tadi cuman asal ngucap loh. Nggak maksud buat ngomporin. Sumpah.”Hah! Mau marah pun percuma. Waktu tidak bisa diputar kembali dan Nakula sudah terlanjur excited menantikan adik-adiknya. Padahal perihal adik sudah sempat ia amankan ketika mereka berada di Bandung. Siapa sangka tema itu diangkat lagi ke permukaan.“Ehem.. Kalau dipikir-pikir, Ayah sama Bunda juga nggak masalah kalau punya cucu cepet. Daripada makin tua. Nanti malah nggak kuat gendongnya.”Jedduar!Soundtrack sinema azab tiba-tiba saja terdengar di indera pendengaran Keyla. Apa ini? Kenapa ayahnya justru ikut-ikutan begini? “Kamu nggak masalah kan Than kalau nambah tanggu

  • Ketika Keyla Menjadi Istri Kedua   [60] Pingsan Part Two Judulnya

    Keyla masih dalam keadaan shock hebat setelah tanpa sengaja melihat aset berharga berupa burung perkutut seorang pria. Penampakan perkutut serupa belalai gajah itu membayang-bayangi ingatannya hingga ia hanya bisa diam melongo dengan tatapan lurus ke depan. Tak ada yang Keyla perhatikan. Pandangannya kosong, sekosong isi otaknya yang terisekai ke dunia lain. Tepatnya dunia permanukkan. Sekilas ingatan pun menyapa, membuat tubuh Keyla bergidik. “Key, maaf. Saya nggak tau kalau kamu nyariin saya.”Bukan salah Fathan memang. Ia bertelanjang di area pribadinya. Pun tidak akan ada orang yang berani menerobos masuk sebelum ia persilakan. Kecuali, Keyla.Ah, harusnya ada satu pengecualian tetap, yaitu Dion. Namun mengingat putra sulungnya itu tengah berada di kediaman ayah mertuanya, seharusnya kamarnya aman tak terjamah oleh siapapun. “Key..” Tak ada sahutan. Keyla masih dengan wajah kosongnya seakan tak menganggap eksistensi Fathan dan Nakula. ‘Se-shock itu ya dia?’ batin Fathan, mu

  • Ketika Keyla Menjadi Istri Kedua   [59] Hayoloh Fathan

    “Eng, aku pikir-pikir dulu deh. Nggak harus sekarang juga kan ngasih jawabannya?” Fathan pun tersentak. Ternyata jalannya masih panjang. Kecewa? Sudah pasti. Namun Fathan yakin benar Keyla akan memikirkan seluruh kata-katanya karena itu menyangkut kesejahteraan orang tuanya.“Iya, Key. Kamu pikirin baik-baik ya. Mas berharap kamu bisa ngertiin Mas yang nggak pengen ngerepotin ayah kamu.”“Oke, Oke. Udah kan? Capek banget aku, Mas. Pengen reb..”Brak-Brak-Brak! Kalimat yang seharusnya menjadi rebahan ketika terpenuhi itu terhenti tatkala seseorang menggebrak kaca mobil tepat dimana Keyla duduk.“Buka!” Sosok dibalik anarkis penggebrak kaca mobil adalah ayah Keyla. Sejak ia tiba, ia sudah mencurigai kendaraan menantunya karena melihat mesin yang masih menyala. Ia berdiam diri didalam mobil, memantau dua orang yang tampaknya tak menyadari kepulangannya.Bak tengah tertangkap basah selingkuh dengan suami wanita lain, Keyla pun dilanda kegugupan. Jari-jarinya bergetar. Terasa kelu hingg

  • Ketika Keyla Menjadi Istri Kedua   [58] Let's Go to War

    “Guys, kalian ke rumah Mami dulu ya. Mami sama Daddy mau ngobrol bentar.”“Nggak berantem kan?” “Nggak.” Balas Keyla, menjawab pertanyaan Nakula. “Janji ya, Mami?”Nakula mengulurkan jari kelingkingnya dan Keyla menyambutnya sekalipun ia akan mengingkari janji jari kelingking mereka.Sudah jelas kan?! Ya kali mereka tidak ribut. Mana bisa sih perang dunia tidak pecah ketika Fathan kembali menyalahi aturan yang telah mereka sepakati di awal pernikahan. Memangnya Keyla sebaik hati itu ya? Jawabannya sih enggak dong. “Yon, jagain adeknya ya.” Pinta Keyla. Si sulung pasti mengerti maksudnya. Anak itu hanya perlu memastikan jika adiknya tidak berlari keluar dan mengganggu war keduanya.“Siap, Mi.”“Wait. Daddy bantuin turunnya.” Ujar Fathan lalu secepat kilat membuka pintu mobilnya. Dari dalam kabin Keyla memperhatikan aksi Fathan. Pria itu memang ayah yang baik untuk anak-anaknya. Sayang saja dunia tidak memihaknya dalam urusan percintaan. ‘Lah?! Kan gue juga!’ Pekik Keyla, membatin.

  • Ketika Keyla Menjadi Istri Kedua   [57] Bedanya Apa Mas Fathan?!

    Fathan menyerngit tatkala melihat tampang kecut bertahan awet pada wajah istri ke dua-nya. “Kenapa sih, Key? Perasaan dari tadi manyun mulu bibirnya.” Keyla memutar kepala. Satu detik. Setelah itu ia kembali membuang wajah, kernyitan pada kening Fathan kian mendalam. “Habis ngapain sih kamu sama temen-temen kamu itu? Aneh deh. Nggak ada angin, nggak ada ujan kok saya diketusin gini.” “Mereka bukan temen aku ya!” Nyalak Keyla. Kembali kepalanya berputar untuk bersitatap dengan Fathan. “Daddy, Mami.. Don't fight please.” Di kursi penumpang, Nakula yang takut melihat pertengkaran kedua orang tuanya, bersuara. Mata anak itu berkaca-kaca seolah sebentar lagi ia akan menumpahkan tangisnya jika Keyla dan Fathan terus bersitegang.“Mami sama Daddy nggak berantem kok. Suwer.” Ucap Keyla, kini menatap si kecil yang duduk tepat disamping sulung Fathan. “Beneran? Tapi kok Mami ngomongnya bentak-bentak Daddy?” Pertanyaan cerdas Nakula tak ayal menerbitkan ringisan. ‘Dimakanin apa sih sama

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status