Keyla menghadap Fathan dan Komisaris Utama dengan wajah yang sekaku balok papan cucian, benar-benar tidak ada senyuman yang gadis itu suguhkan pada para atasannya. Ekspresinya begitu datar bersama tatapan berani seakan dirinya tidak mempunyai rasa takut.
“Than, Om perlu keluar?”
“Nggak usah, Pak.” Seloroh Keyla, mendahului Fathan.
Tak mengapa kalau dirinya terkena PHK. Ia akan memviralkan kekejaman perusahaan ke sosial media jika hal itu sampai benar terjadi. Biar saja semua masyarakat tahu kalau dirinya yang baik hati ini dianiaya hanya karena menolak pinangan keponakan Komisaris Utama perusahaannya.
Melihat mimik wajah Keyla, Fathan pun tak bisa menahan kekehannya.
“Nggak perlu, Om. Saudari Keyla sepertinya takut saya melakukan pelecehan kalau ditinggalkan hanya berdua.”
‘Iya lah! Lo kan ngebet pengen ngawinin gue, Mas!’ dumel Keyla, membatin.
“Begini Keyla, kamu salah paham. Mas cari kamu bukan untuk maksa nikah kok. Berhubung Mas tau kamu yang pegang bagian wawancara calon asistennya Mas, Mas mau tanya hasilnya secara terperinci. Kalau cuman baca laporannya dari paper kan kurang ya. Mas jadi nggak tau mana-mana aja yang sebenernya bisa dipertimbangin.”
“Nggak ada. Mereka pada nggak mau job yang nggak jelas gitu!”
“Nggak jelasnya dimana ya?! Untuk job tambahan kan saya berikan terpisah dengan salary dari perusahaan.”
“Mas.” Keyla melipat kedua tangannya. Ia menatap tajam Fathan dan berkata, “mereka pas pada kuliah tuh nggak ada materi ngasuh anak! yang kayak begitu itu adanya di pelatihan buat jadi babysitter! Bukan asisten pribadi Kepala Cabang! Situ yang bener aja dong jadi human!” ngegasnya tak peduli jika Komisaris Utama tengah memperhatikannya.
“Ya kamu kan tahu Key, saya harus bawa anak kemana-mana. Mama mereka sibuk shooting. Kalau ditinggal di Bandung juga kasihan.”
‘Urusan gue gitu?’ Nyatanya, Keyla tidak setega itu untuk mengungkapkan kalimatnya.
“Nyari terpisah kan bisa, Mas.”
“Kurang efisien, Key. Toh saya butuhnya cuman waktu siang sampe sore aja. Pulang kerja kan ada Mbok di rumah.”
Gigi-gigi Keyla bergemeletuk. Jari-jarinya tangannya mengepal, efek dirinya yang begitu geram pada sikap keras kepala Fathan.
Ujian orang mencari sesuap nasi memang ada-ada saja. Kalau bukan diuji dengan teman yang muka dua, ya atasan yang tingkahnya sekelas penjajah.
“Dari pelamar yang kamu assessment. satu pun nggak ada yang mendekati permintaan saya?”
“Nggak.”
“80%-nya aja, nggak ada?”
“Mereka siap nerima syarat lainnya asal bukan ngasuh anak, Mas Fathan!”
Keyla mengerjapkan matanya. Kalau dipikirkan kembali, hanya satu aspek yang tidak dapat dipenuhi— itu tandanya, para pelamar telah memenuhi setidaknya 80% persen persyaratan yang Fathan ajukan.
“Bisa dong mereka, Mas. Kan cuman satu syarat doang yang mereka nggak bisa penuhin.”
“Justru itu yang buat mereka gagal. Urusan anak-anak bobotnya 50% persen sendiri.”
“Fuck!” Umpat Keyla, kelepasan.
Setelah semalam dirinya dipusingkan dengan lamaran, sekarang ia juga dipusingkan dengan pencarian asisten untuk orang yang sama.
Tuhan?
Apa dosa saya?!
Perasaan ia sudah menjadi anak baik yang tidak durhaka pada kedua orang tuanya.
Sebenernya untuk hidup tenang di dunia syaratnya apa ya? Mengapa hidupnya selalu saja belangak!
“Ah, begini saja.” Seru Komisaris Utama yang tidak lain merupakan paman Fathan dari pihak papinya.
“Untuk sementara sampai ditemukannya asisten yang cocok untuk Fathan, bagaimana kalau kamu saja yang mengisi kekosongan itu, Keyla?”
“Bapak kidding ya?”
“Nggak tuh. Saya serius. Cucu-cucu saya kan juga sudah mengenal kamu. Saya rasa tidak akan sulit untuk kamu menghandle pekerjaan dan anak-anaknya Fathan.”
“Memang enggak kok, Om. Anak-anak kan nurut kalau sama Keyla.” Nimbrung Fathan yang kontak tampak seperti menjatuhkan bom ke atas kepala Keyla.
“Nah, begitu saja. Sembari tim HR bisa nyari orang untuk Fathan, kamu bantulah dia, Key. Kasihan calon duda yang satu ini. Katanya kamu juga nolak lamaran dia kan. Masa bantu begitu saja nggak mau?”
“ini penyalahgunaan kekuasaan namanya, Pak!”
“Bukan begitu. Kami hanya meminta bantuan. Masalah gaji bisa kita bicarakan biar kamu ikhlas menjalani pekerjaannya. Bagaimana?”
“Kalau saya menolak, Pak?”
“Ya kamu nikah sama saya. Anak-anak kan jadi punya mami yang bisa ngurusin mereka di rumah.” Celetuk Fathan, tak bersensor.
“SINTING!”
Hi, Guys.. Mulai besok upnya jam 7 malam ya
Bruk!!Fathan mendudukkan Keyla ke atas ranjang.“Kamu..” “Keyla..” Sahut Keyla, membuat kalimat yang hendak Fathan lontarkan menguap hingga menyisakan kedutan di sudut teratas bibirnya. Suami yang Keyla terima secara terpaksa itu menyugar helaian rambutnya. “Key, jangan dikit-dikit pulang, bisa?” “Lah, perasaan baru sekali.” Gemas, Fathan tanpa sadar mengulurkan tangannya untuk mencomot bibir Keyla. “Eh, anjir! Jangan pegang-pegang. Bukan muh..” “Muhrim, Key!” pekik Fathan, berhasil membungkam Keyla. Sebagai manusia, Fathan juga memiliki batas kesabaran. Ia pikir dengan memberikan kelonggaran, istrinya itu akan belajar menerima pernikahan mereka. Namun sampai detik ini, Keyla justru melakukan hal-hal yang bertolak belakang dengan apa yang ia bayangkan.“Saya minta maaf, oke? Saya janji nggak akan nawar-nawarin diamond lagi ke kamu.”Di ambang pintu yang tak tertutup, rahang mami Fathan seakan ingin copot dari wajahnya. Ia tak menyangka jika pertengkaran anak dan menantunya it
Tak membutuhkan waktu lama untuk Fathan dapat menemukan istri dan anak-anaknya. Pria tampan itu harus sekuat tenaga menahan tawa saat pertama kali mendapati tampang istri yang dinikahinya. “Kalau mau ngakak, ya, ngakak aja! Lama-lama kentut tau rasa kamu, Mas!”Kedua bahu Fathan hampir berguncang, karena saking tak kuatnya. “Ehem..” Untuk memperkuat pertahanannya, Fathan pun berdehem sebelum kemudian melontarkan tanya, “tapi abis itu saya disuruh transfer kan ya?”Sontak saja Keyla mendelik, tajam. ‘Wah, mentang-mentang udah bantuin gue, lupa dia sama kesalahannya!’ Ucap Keyla, tentunya hanya membatin. Keyla bukan jenis kacang yang lupa kulitnya. Kalau bukan karena Fathan yang membantu dirinya, ia sudah pasti harus menjual ginjalnya ke agen per-Kambojaan sekarang. Untuk itu, kali ini saja ia akan melepaskan Fathan dan godaannya yang terkesan mengolok-ngolok dirinya itu.“Sumpah ya, Mas.. Ginjalku masih poco-poco ini.”Bayangkan saja, uang 200 juta terbuang hanya dalam beberapa de
Menjadi nyonya rumah kaya raya itu ternyata sangat menyenangkan. Dulu sebelum ia dipaksa menikah dan mendapatkan kenaikan jabatan, hari-harinya di divisi HR selalu diisi dengan berbagai macam perbudakkan atasannya— sekarang? ‘Nyuantaiii!!’ jerit dewi batin Keyla, membara. Jika dipikirkan kembali, Keyla sebenernya masuk ke dalam kategori wanita paling beruntung di muka bumi. Bagaimana tidak, ia yang tidak laku-laku itu dipersunting oleh laki-laki paket lengkap, yang semua keunggulan makhluknya diborong semua oleh Fathan.Paras, isi rekening, dan kedudukan, semuanya berada di atas rata-rata para lelaki yang Keyla kenal. Andai Fathan bukan pria beristri, Keyla pasti tak akan merasa terpaksa saat dipersunting. Toh, dulunya ia memang sempat menyukai Fathan.“Guys.. Kalian nggak bosen?”Mendengar pertanyaan Keyla, Dion dan Nakula pun mengalihkan perhatian mereka dari susunan Lego yang keduanya mainkan. “Mami bosen?” tanya Dion, sembari menatap Keyla. “Nggak sih. Mami kan tim megeran. Di
“K-Key..” Seperti seorang maling yang baru saja ketahuan mencuri BH tetangga, Fathan mencicit, ketakutan.Dari apa yang ia lihat, merahnya wajah Keyla menunjukkan tanda-tanda akan datangnya hari kiamat. Mungkin waktu kematiannya memang sudah dekat karena adanya malaikat maut di hadapannya.“Hi-Hiyaaakk!!”Buk.. Buk.. Buk..Disaat Fathan disibukkan dengan pikiran nyelenehnya, malaikat maut yang pria itu maksud sudah lebih dulu menjalankan tugasnya sebagai jagal hidup Fathan.Dengan media bantal, Keyla memukuli Fathan yang menurutnya telah menyalahi kontrak pernikahan mereka.“Dasar Duda cabul! Duda piktor! Argh!!”Buk.. Buk.. Buk..Berhubung Fathan masih sangat menyayangi nyawanya, pria yang menjerat Keyla dengan pernikahan kontrak itu pun, hanya diam, pasrah terhadap gelombang amarah yang tengah diekspresikan istrinya.Setelah puas melampiaskan kemarahannya, Keyla pun melompat turun dari ranjang.“Minggat nggak lo, Mas? Jangan sampe Mas Fathan, Keyla..” Pengusiran berisi ancaman itu Ke
Keyla mengulum bergantian bibir atas dan bawahnya. Ia terbaring gelisah dengan jari-jari bertaut di dalam selimut yang membungkus tubuhnya. Sampai detik ini, ibu dua anak itu tak kunjung dapat menyusul kedua anak tirinya yang beberapa jam lalu sukses memasuki gerbang mimpi mereka dan semua terjadi berkat bergabungnya satu makhluk durjana yang Keyla yakini tengah berbahagia di atas penderitaan malamnya. Keyla memejamkan mata ketika sebuah pergerakan membuat jantungnya semakin berdetak kencang.Jangan salah tafsir. Jantung itu berdetak bukan karena degup kegembiraan, apalagi oleh perasaan meledak-ledak sebab dapat menghabiskan malam dengan orang terkasih. Big to the no ya Bestie!Alih-alih merasa bahagia, Keyla justru dendam kesumat. Ia memendam kekesalan karena Fathan nyatanya tak bisa diandalkan. Sudahlah! Berharap pada janji manusia memang tak ada gunanya. Salahnya sendiri. Sudah tahu Fathan sering ingkar dengan melewati batas perjanjian, kok ya bisa-bisanya ia selalu terjatuh di
Pulang dari restoran membawa bungkusan makanan?Tet-tot!Lantas apa yang Keyla bawa? Jawabannya adalah helaian rambut milik Hans yang dirinya rontokkan saat memberikan pelajaran.Sengaja Keyla mengumpulkannya. Ketika ia tiba di rumah, Keyla pun langsung membuka sesi ghibah, lengkap dengan serangkaian barang bukti berupa penampakan acak-acakkan si Impostor dan rambutnya.“Gila, Mbak. Ternyata selama ini kita ditipu.”Diseberang sana, Hardi tertawa. Alih-alih ikut emosi karena dikhianati Hans, perempuan itu justru terhibur melihat reaksi yang Keyla pertontonkan di layar ponselnya.“Bisa-bisanya kita ngegibahin anak-anak jalur ordal, didepan ketua Impostornya langsung, Mbak. Mana dia hebat banget lagi ngibulnya, pake sok-sokan ikut ngehujat kinerja abal-abal mereka.”[Tapi Hans kan kerjanya bener, Key]“Bener dari mananya, Mbak? Gara-gara dia kan kita sering kena omel si Botak.”Hardi lagi-lagi menyemburkan tawa. Bukan kasung yang disengaja aslinya. Keyla saja yang sial karena kepala HR s