Home / Romansa / Ketika Keyla Menjadi Istri Kedua / [4] Bajigur! Keyla Kena Teror

Share

[4] Bajigur! Keyla Kena Teror

Author: qeynov
last update Last Updated: 2024-05-08 21:54:03

Keyla melepaskan tali shoulder bag dari tangannya, lalu.. Brak!! Melemparkan tas itu hingga berakhir mendarat ke atas meja kerjanya.

Tindakannya yang serampangan pun membuat teman-teman satu divisinya menggelengkan kepala.

Mereka ingin heran tapi ini Keyla— gadis yang terkenal mempunyai watak senggol bacok, tak terkecuali dengan atasannya sendiri.

“Buset dah Key, dateng-Dateng main cosplay jadi atlet lempar lembing aja lo. Matahari baru muncul nih, jangan ngereog dulu.” Cemooh Hans, teman ghibah sekaligus partner merusuh Keyla selama bekerja.

Eits, meskipun doyan berghibah, Hans ini merupakan laki-laki tulen. Tubuh kekar hasil nge-gym-nya bukan kamuflase belaka. Dibalik mulutnya yang nyinyir, Hans tetap lurus, tidak berbelok apalagi menjadi penyuka terong berkulit. Orientasinya masih selurus tol tanpa tikungan tajam pokoknya.

“Tunggu Pak Boss ngeselin aja, baru dah, sono luapin emosi lo.” Imbuh Hans, meminta Keyla menyalurkan emosinya ke tempat yang tepat, setepat pada bos mereka yang sukanya membuat tekanan darah melambung tinggi.

Bicit, Anying!! Udah dari semalem nih, nggak bisa dipending lagi emosi gue!” sembur Keyla diiringi curhat colongannya.

Tawa pun mengudara dengan bebasnya. “Santai dong Neng ceritanya. Jangan narik urat gitu. Anak perawan kok ngamuk-ngamuk bae sih kerjaannya. Ntar makin susah dapet jodoh loh.” tutur senior Keyla, Mbak Hardi.

Selain Hans, sebagai karyawan yang terbilang supel menuju tidak tahu diri, Keyla juga dekat dengan beberapa karyawan lama, salah satunya Mbak Hardi yang telah mengabdi 10 tahun lamanya di perusahaan.

Perempuan itu merupakan senior lama yang terbilang sangatlah ramah, meski itu kepada karyawan training sekali pun. Kalau menurut Keyla sih Mbak Hardi pantas mendapatkan bintang lima untuk keramahannya.

“Yee. Mbak nggak tau aja. Aku yang begini aja kepalanya mau pecah gara-gara diuber suami orang!! Gimana kalau aku jadi orang lempeng coba?! Wasalam udah! Selamat tinggal dunia, Keyla mau pindah ke surga!” Oceh Keyla sembari berdada-ria, seolah tengah berpamitan pada makhluk-makhluk bumi.

Tak percaya dengan kata-kata yang dianggapnya hanya bualan belaka, Hans pun melayangkan toyoran ke kepala Keyla. “Belajar halu dari mana sih lo Key? Ning Isya?” cibir Hans dengan kepala menggeleng berkali-kali.

“Kurang-kurangin deh scroll TokTok-nya. Miris gue kalau lo jadi tambah sableng. Dunia pertoktokan lagi nggak baik-baik aja soalnya.” timpal pria itu, memberikan saran untuk teman seperjuangannya.

Keyla yang tidak terima tentu saja ngegas, “Kampretos lo, Hans!! Gue nggak halu ya!! Real ini, bukan hoax! Semalem gue abis dilamar sama tetangga gue yang bininya ertong itu! Gue mau dijadiin bini ke-2 laki orang tau nggak!”

“Apaaa??!!”

Keyla dan kedua temannya tersentak. Pada ambang pintu kepala divisi, pria paruh baya yang tak mempunyai banyak rambut dikepalanya, tampak terkejut jika dilihat dari mimik wajahnya.

“Siapa yang mau nikung kamu dari Daddy, Keyla?! Berani banget dia nyerobot antrian.”

“Ya salam!” desah Keyla dramatis lengkap dengan telapak tangan menepuk mandiri keningnya. “Pak, jangan mulai deh! Bini udah tiga nggak usah ganjen. Saya lempar PC, tumbuh rambut loh ntar.”

 Orang-orang divisi human resource pun mencoba menahan tawa mereka. Keyla memang belum memiliki tandingan jika menyangkut keberanian. Mentalnya sangat kuat. Kepala divisi saja dibully, apalagi anak baru yang bersikap songong padanya. Tidak meminta resign saja sudah suatu keajaiban.

“Tambah pitak yang ada, Key! Kamu ini! Kerja, Kerja! Ayo pada siapin alat buat tes calon karyawan yang sudah saya ACC datanya.”

“Saya, Pak?” tanya Keyla, mengarahkan jari telunjuk pada dirinya sendiri.

“Kamu bagian wawancara aja sama Hardi. Cari yang nggak lembek ya, Key. Kita butuh karyawan yang tahan banting soalnya mau ada orang baru di manajemen atas.”

“Laaaah.. Kapan buka lowongannya, Pak? Kok saya nggak tau?”

“Emang kamu mau daftar?”

Keyla mengiyakan dengan nada naik satu oktaf. “Bosen saja kerja jadi staff ecek-ecek mulu!” Keyla lalu menyalahkan atasannya yang sebagai orang dalam tidak mau membagikan info penting padanya.

“Makanya jadi istri muda saya, Key. Kalau ada info begini, pasti saya bagi.”

“Wah!! Minta disambit PC semonitor-monitornya nih!!”

“Sadis kamu, Key.” Cicit sang atasan, menatap ngeri Keyla.

“Ya makanya jangan rusuh, Pak. Nggak kasihan apa ke bini kalau nambah lagi. Pusing kali Pak mereka, jatahnya kebagi-bagi mulu.”

“Waduh. Saya strong loh, Key.” Lontar Kepala HRD, menunjukkan bisep lengannya. Memamerkan otot-otot setipis tisunya demi untuk mendapatkan pengakuan Keyla.

“Jatah duit, Pak!! Duit!” Keyla kemudian menyeplos kalau di dunia ini, uang menjadi tahta tertinggi dibandingkan kebutuhan lain.

“..”

“Belom aja Bapak disantetin berjamaah sama tiga bini Bapak.”

Hans dengan sigap menarik lengan Keyla. Gawat-Gawat! Garangan Wati seperti Keyla harus segera diamankan. Jangan sampai moodnya yang buruk memporak-porandakan seluruh anak di divisi mereka.

 “Wah, Pak. Cacing-Cacing diperut nih anak kayaknya belom sarapan, Pak. Saya angkut ke kantin dulu ya, Pak.” Ucap Hans kemudian menyeret paksa tubuh Keyla.

“Keyangin perutnya, Hans! Nanti saya ganti uangnya!” teriak Pak Kepala Divisi.

*

“Haaaaah!”

Keyla mengangkat tinggi-tinggi tangannya, bermaksud melakukan peregangan untuk mengurangi pegal yang punggung dan pinggangnya rasakan.

“Gimana, Key? Udah nyampe mana bikin laporannya?”

“Bogor, Mbak.”

Pletak!

Keyla mengaduh. Ia menggosok bagian kiri kepalanya yang baru saja mendapatkan sentilan.

“Udah kok Mbak, udah. Tapi ya gitu.”

“Gitu gimana, Key?” tanya Mbak Hardi lagi.

Keyla menyilangkan kedua lengannya. “Zonk! Abis nyusun laporannya aku langsung jadi lemes, Mbak.” Jelas Keyla lalu mempertanyakan bagian Mbak Hardi yang juga mendapatkan tugas serupa dengannya.

“Duh, kok sama, Key.”

“Hah?! Serius nggak, Mbak? Masa di Mbak juga nggak ada yang menuhin permintaan si atasan baru sih?!”

Mbak Hardi menutup matanya sebagai jawaban.

Masing-masing dari mereka memegang 2 kandidat. Selain melakukan assesment, keduanya dituntut untuk mengorek kelemahan dan keahlian unggulan dari setiap kandidat yang lolos babak pertama perekrutan. Namun hasilnya ternyata nol besar. Tidak satu pun diantara keempatnya yang mampu menyentuh kriteria pesanan si calon atasan.

Anyinglah! ini mau ASPRI apa belahan jiwa sih, segala pake diminta free relationship selama kontrak! Mana wajib single sama bisa ngurus bocil lagi!”

Belum pernah Keyla mendapati request setidak berotak ini. Kepala Divisinya yang menyebalkan saja tahu mana ranah profesional dan tidak.

“Jangan-jangan Kepala kantor kita yang baru duda lagi, Mbak?”

Mbak Hardi mengedikkan bahunya. Ia juga belum mengantongi pasti identitas atasan baru mereka. Namun dari yang ia dengar, pria itu bergabung atas rekomendasi kantor pusat.

“Ck! Mau duda, mau perjaka kek, bodo amat!! Mbok ya kalau ngasih persyaratan kerja tuh yang masuk akal gitu loh!”

Keyla menggebrak papan keyboard di mejanya, lalu melanjutkan unek-uneknya. “Logika aja udah! Orang mana yang mau kerja multiple job gini?! Gaji gede kalau bikin pendek nyawa aku juga ogah!”

“Indo emang susah, Key. Orang berduit kan rata-rata pada unik karakternya.” balas Mbak Hardi yang tak sekali-dua kali mendapatkan pesanan karyawan dengan syarat memusingkan.

“Ini mah bukan unik human again, Mbak. NYUSAHIN!” gas Keyla, berapi-api.

Perbincangan keduanya mendadak terinterupsi oleh teriakan Hans yang memanggil-manggil nama Keyla. Pria itu tampak terengah ketika sampai dihadapan keduanya.

Code Blue, Key. Dibawah! Dibawah ada laki ngaku-ngaku jadi calon suami lo!!”

Awalnya Keyla tak percaya. Ia menganggap Hans hanya bercanda dan sekedar menjahilinya.

Suwer, Keyla! Orangnya dateng bareng Komut.

Baik Keyla dan Mbak Hardi, keduanya memasang tampang tak mengerti sampai Hans menjelaskan singkatan kata yang dirinya buat-buat seorang diri. “Komisaris Utama, Keyla. Masa begitu aja nggak ngerti lo!!”

Keyla pun terperangah. Perasaan ia tidak mempunyai kenalan yang mengenal petinggi perusahaan.

Kecuali..

“Bajigur!!” Pekiknya dengan tubuh yang reflek bangkit dari kursi kerjanya.

“Keyla.” Kepala Divisi pun muncul. “Kamu ikut saya ya. Ada panggilan dari atas.” Ucapnya, menginformasikan jika pihak atas menginstruksikan untuk Keyla agar segera menghadap.

“Pak, saya mules. Ah!! Saya keguguran, Pak!! Bayi-Bayi seblak saya mau brojol!!” Merepet Keyla lalu berlari kabur supaya tidak bertemu dengan manusia yang bertingkah layaknya hantu peneror dalam hidupnya.

“Key, Keylaaaa!! Saya harus bilang apa ke atasan, Key!!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ketika Keyla Menjadi Istri Kedua   [70] When Fathan Kena Mental

    Bruk!!Fathan mendudukkan Keyla ke atas ranjang.“Kamu..” “Keyla..” Sahut Keyla, membuat kalimat yang hendak Fathan lontarkan menguap hingga menyisakan kedutan di sudut teratas bibirnya. Suami yang Keyla terima secara terpaksa itu menyugar helaian rambutnya. “Key, jangan dikit-dikit pulang, bisa?” “Lah, perasaan baru sekali.” Gemas, Fathan tanpa sadar mengulurkan tangannya untuk mencomot bibir Keyla. “Eh, anjir! Jangan pegang-pegang. Bukan muh..” “Muhrim, Key!” pekik Fathan, berhasil membungkam Keyla. Sebagai manusia, Fathan juga memiliki batas kesabaran. Ia pikir dengan memberikan kelonggaran, istrinya itu akan belajar menerima pernikahan mereka. Namun sampai detik ini, Keyla justru melakukan hal-hal yang bertolak belakang dengan apa yang ia bayangkan.“Saya minta maaf, oke? Saya janji nggak akan nawar-nawarin diamond lagi ke kamu.”Di ambang pintu yang tak tertutup, rahang mami Fathan seakan ingin copot dari wajahnya. Ia tak menyangka jika pertengkaran anak dan menantunya it

  • Ketika Keyla Menjadi Istri Kedua   [69] Keyla Mengeliminasi Diri

    Tak membutuhkan waktu lama untuk Fathan dapat menemukan istri dan anak-anaknya. Pria tampan itu harus sekuat tenaga menahan tawa saat pertama kali mendapati tampang istri yang dinikahinya. “Kalau mau ngakak, ya, ngakak aja! Lama-lama kentut tau rasa kamu, Mas!”Kedua bahu Fathan hampir berguncang, karena saking tak kuatnya. “Ehem..” Untuk memperkuat pertahanannya, Fathan pun berdehem sebelum kemudian melontarkan tanya, “tapi abis itu saya disuruh transfer kan ya?”Sontak saja Keyla mendelik, tajam. ‘Wah, mentang-mentang udah bantuin gue, lupa dia sama kesalahannya!’ Ucap Keyla, tentunya hanya membatin. Keyla bukan jenis kacang yang lupa kulitnya. Kalau bukan karena Fathan yang membantu dirinya, ia sudah pasti harus menjual ginjalnya ke agen per-Kambojaan sekarang. Untuk itu, kali ini saja ia akan melepaskan Fathan dan godaannya yang terkesan mengolok-ngolok dirinya itu.“Sumpah ya, Mas.. Ginjalku masih poco-poco ini.”Bayangkan saja, uang 200 juta terbuang hanya dalam beberapa de

  • Ketika Keyla Menjadi Istri Kedua   [68] Apakah Ini yang Disebut Karma?

    Menjadi nyonya rumah kaya raya itu ternyata sangat menyenangkan. Dulu sebelum ia dipaksa menikah dan mendapatkan kenaikan jabatan, hari-harinya di divisi HR selalu diisi dengan berbagai macam perbudakkan atasannya— sekarang? ‘Nyuantaiii!!’ jerit dewi batin Keyla, membara. Jika dipikirkan kembali, Keyla sebenernya masuk ke dalam kategori wanita paling beruntung di muka bumi. Bagaimana tidak, ia yang tidak laku-laku itu dipersunting oleh laki-laki paket lengkap, yang semua keunggulan makhluknya diborong semua oleh Fathan.Paras, isi rekening, dan kedudukan, semuanya berada di atas rata-rata para lelaki yang Keyla kenal. Andai Fathan bukan pria beristri, Keyla pasti tak akan merasa terpaksa saat dipersunting. Toh, dulunya ia memang sempat menyukai Fathan.“Guys.. Kalian nggak bosen?”Mendengar pertanyaan Keyla, Dion dan Nakula pun mengalihkan perhatian mereka dari susunan Lego yang keduanya mainkan. “Mami bosen?” tanya Dion, sembari menatap Keyla. “Nggak sih. Mami kan tim megeran. Di

  • Ketika Keyla Menjadi Istri Kedua   [67] Cobaan yang Dicobain

    “K-Key..” Seperti seorang maling yang baru saja ketahuan mencuri BH tetangga, Fathan mencicit, ketakutan.Dari apa yang ia lihat, merahnya wajah Keyla menunjukkan tanda-tanda akan datangnya hari kiamat. Mungkin waktu kematiannya memang sudah dekat karena adanya malaikat maut di hadapannya.“Hi-Hiyaaakk!!”Buk.. Buk.. Buk..Disaat Fathan disibukkan dengan pikiran nyelenehnya, malaikat maut yang pria itu maksud sudah lebih dulu menjalankan tugasnya sebagai jagal hidup Fathan.Dengan media bantal, Keyla memukuli Fathan yang menurutnya telah menyalahi kontrak pernikahan mereka.“Dasar Duda cabul! Duda piktor! Argh!!”Buk.. Buk.. Buk..Berhubung Fathan masih sangat menyayangi nyawanya, pria yang menjerat Keyla dengan pernikahan kontrak itu pun, hanya diam, pasrah terhadap gelombang amarah yang tengah diekspresikan istrinya.Setelah puas melampiaskan kemarahannya, Keyla pun melompat turun dari ranjang.“Minggat nggak lo, Mas? Jangan sampe Mas Fathan, Keyla..” Pengusiran berisi ancaman itu Ke

  • Ketika Keyla Menjadi Istri Kedua   [66] One, two, three. Kabooooor!

    Keyla mengulum bergantian bibir atas dan bawahnya. Ia terbaring gelisah dengan jari-jari bertaut di dalam selimut yang membungkus tubuhnya. Sampai detik ini, ibu dua anak itu tak kunjung dapat menyusul kedua anak tirinya yang beberapa jam lalu sukses memasuki gerbang mimpi mereka dan semua terjadi berkat bergabungnya satu makhluk durjana yang Keyla yakini tengah berbahagia di atas penderitaan malamnya. Keyla memejamkan mata ketika sebuah pergerakan membuat jantungnya semakin berdetak kencang.Jangan salah tafsir. Jantung itu berdetak bukan karena degup kegembiraan, apalagi oleh perasaan meledak-ledak sebab dapat menghabiskan malam dengan orang terkasih. Big to the no ya Bestie!Alih-alih merasa bahagia, Keyla justru dendam kesumat. Ia memendam kekesalan karena Fathan nyatanya tak bisa diandalkan. Sudahlah! Berharap pada janji manusia memang tak ada gunanya. Salahnya sendiri. Sudah tahu Fathan sering ingkar dengan melewati batas perjanjian, kok ya bisa-bisanya ia selalu terjatuh di

  • Ketika Keyla Menjadi Istri Kedua   [65] Avah lagi ini, Suketiih?!

    Pulang dari restoran membawa bungkusan makanan?Tet-tot!Lantas apa yang Keyla bawa? Jawabannya adalah helaian rambut milik Hans yang dirinya rontokkan saat memberikan pelajaran.Sengaja Keyla mengumpulkannya. Ketika ia tiba di rumah, Keyla pun langsung membuka sesi ghibah, lengkap dengan serangkaian barang bukti berupa penampakan acak-acakkan si Impostor dan rambutnya.“Gila, Mbak. Ternyata selama ini kita ditipu.”Diseberang sana, Hardi tertawa. Alih-alih ikut emosi karena dikhianati Hans, perempuan itu justru terhibur melihat reaksi yang Keyla pertontonkan di layar ponselnya.“Bisa-bisanya kita ngegibahin anak-anak jalur ordal, didepan ketua Impostornya langsung, Mbak. Mana dia hebat banget lagi ngibulnya, pake sok-sokan ikut ngehujat kinerja abal-abal mereka.”[Tapi Hans kan kerjanya bener, Key]“Bener dari mananya, Mbak? Gara-gara dia kan kita sering kena omel si Botak.”Hardi lagi-lagi menyemburkan tawa. Bukan kasung yang disengaja aslinya. Keyla saja yang sial karena kepala HR s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status