Home / Romansa / Ketika Mafia Terjerat Janda / Bab 8. Keinginan Pria Aneh

Share

Bab 8. Keinginan Pria Aneh

Author: Hertibilkis
last update Last Updated: 2023-12-01 05:37:11

Bella sedang menghitung jumlah tabungan miliknya, dia memikirkan pengeluaran dan juga kebutuhan Aria yang semakin besar. Dia kebingungan harus mencari pekerjaan tambahan kemana lagi, sedangkan satu kerjaan saja belum ada yang membantunya. Seketika ingat masa di mana Rafa selalu tahu apa yang sedang dipikirkan Bella, dia melihat lagi ke arah putrinya yang sudah tidur pulas di atas tempat tidur kecil meski cukup untuk berdua, tapi itu jauh berbeda dari dulu. "Bagaimana aku bisa membuat ini lebih baik dari sebelumnya?" gumam Bella.

Merasa kesulitan menghadapi hari yang berat dengan pekerjaan yang sudah dia lalui. Menjadi pelayan cafe tidak sulit, tapi yang membuat dia berat ketika ada banyak tamu yang memperlakukannya dengan tidak baik. Terlebih lagi, dia juga takut jika putrinya tahu dan akan merasa malu jika ibunya bekerja sebagai pelayan di tempat hiburan.

Bella mengela nafas tidak tahu harus melakukan apalagi agar dia bisa dapat penghasilan yang sepadan dengan kebutuhannya. Sebuah ketukan dibalik pintu terdengar membuat Bella mengerutkan dahi, apalagi ada banyak aktivitas malam di luar. Dia tidak berpikir untuk keluar malam setelah berhenti mengambil shif malam di cafe.

Tapi ketukan itu berulang membuat Bella takut putrinya akan terbangun dan membuatnya harus membujuk anak gadis yang banyak pertanyaan itu.

Bella mengerutkan dahi melihat seorang pria berdiri tepat di depan pintu.

"Ada apa?" tanya Bella.

"Nyonya memanggil Anda."

Meski Bella tidak tahu apa tujuan Mona memanggilnya, dia mengangguk dan pergi setelah mengunci pintu berharap Aria ridak terbangun dari tidurnya. Langkah kakinya memasuki rumah setelah melewati orang-orang yang memperhatikannya, Bella duduk sambil melihat beberapa pria yang pernah dia lihat ada duduk di sana tanpa bicara padanya.

Bella duduk diam menunggu tantenya datang setelah tahu dia masih di dalam berbicara dengan seseorang dibalik telepon.

"Dia bicara dengan siapa, lama sekali?" gumam Bella mengerutkan dahi setelah lama duduk di sana.

Mona datang sambil tersenyum bersemangat sudah melihat Bella ada di sana menunggunya.

"Kau sudah tidak ambil shif malam lagi?" tanya Mona.

"Ada apa Kau memanggilku?" tanya Bella tanpa menanggapi pertanyaan Mona terlebih dahulu.

"Kau ini, selalu terburu-buru dalam banyak hal," gerutu Mona.

Bella terdiam menatap Mona tanpa bicara.

"Bekerja denganku Kau mau?

Bayarannya lebih dari tempat Kamu bekerja sekarang?" Mona langsung ke inti pembicaraan.

"Kau pikir menjadi wanita penghibur lebih baik dati bekerja di shif malam di cafe?" tatap Bella.

"Kau tidak akan banyak melakukan pekerjaan, hanya menemui klienku yang mau bertemu denganmu. Tapi dia memintamu ada setiap kali dia minta," jelas Mona.

"Oh, aku tidak mau," tegas Bella.

Mona tertegun mendengar jawaban Bella tanpa banyak bertanya padanya.

"Hei, ini kesempatan bagus bekerja tanpa lelah dan menguras waktu!" seru Mona.

"Waktu yang terbuang justru melelahkan, Tante," balas Bella.

Mona berpikir keras mencari cara agar Bella patuh padanya. "Bagaimana dengan Aria?"

Bella mengerutkan dahi mendengar Mona mengatakan tentang Aria. "Apa maksudmu dengan putriku?" tatap Bella.

"Dia sekolah dan sedang dalam masa pertumbuhan yang tidak boleh kekurangan apapun," jelas Mona.

"Jangan lupa, Aria justru tidak akan menyukainya jika aku menggunakan cara itu untuk mendapatkan kehidupan lebih baik," ucap Bella.

"Darimana Kau akan mendapatkan biaya semester dan juga alat peraga dia di sekolahnya?" tanya Mona lagi.

Bella terdiam, dia memang sedang kekurangan dana untuk permintaan Aria yang mengatakan akan ada banyak kebutuhan dan alat yang harus dia beli dan gunakan untuk kegiatan sekolahnya. Meski maaih punya simpanan tapi itu tidak akan cukup untuk Aria.

"Aku akan memikirkannya nanti," ucap Bella.

"Tidak ada waktu untuk berpikir La! Malam ini juga Kau harus menemuinya," tegas Mona.

"Kau terlalu memaksakan dan aku tidak akan melakukannya," tatap Bella.

"Apalagi yang Kamu pikirkan, biar aku yang mengatasi Aria!" tegas Mona.

"Cukup Mona, jangan melewati batas."

Penegasan Bella membuat Mona berhenti bicara, Bella sudah pergi sekarang tanpa memberikan jawaban yang pasti untuk Mona.

"Sialan, kenapa harus wanita ini sih yang dia mau?" rutuk Mona berbalik pergi masuk ke kamar dengan perasaan kesalnya.

Bella berjalan perlahan dengan banyak hal yang dipikirkannya. Apalagi perkataan Mona benar tentang kondisi keuangan dia untuk putrinya sangat tidak membaik jika dia terus seperti itu. Padahal ada begitu banyak orang yang melihat Bella berjalan mengabaikan mereka, tapi wanita itu kembali ke rumahnya tanpa menjawab seseorang bertanya padanya.

Pagi harinya seperti biasa Bella sudah menyiapkan sarapan dan melihat Aria sudah siap untuk berangkat sekolah. Dalam pikirnya jika Aria bersama ayahnya dan juga banyak hartanya mungkin mereka tidak akan kesulitan memikirkan seperti iuran sekolah. Tapi dia tersadar lagi mengingat mantan suaminya itu bahkan tidak mengingat dia memiliki anak dan istri tanpa harta peninggalan.

"Apa yang sedang dipikirkan Ibu?" tanya Aria.

"Apa yang diperlukan Aria di sekolah?"

"Mungkin belajar dengan baik," jawab Aria menahan diri untuk membahas tentang iuran yang selalu di tanyakan oleh wali kelas dan menambah beban sang ibu.

"Kalau begitu, sekolah yang baik dan lakukan apapun menurut Aria benar!" seru Bella dibalas anggukan Aria.

Aria sudah berniat membatalkan mengikuti kegiatan sekolah yang harus merogoh kantong ibunya dengan sangat kritis. Dia tidak berpikir ibunya memiliki uang sebanyak itu hanya untuk biaya sekolahnya.

"Jangan menahan diri jika mau mengikutinya, lakukan saja. Aku akan berusaha untukmu," tegas Bella.

Aria tertegun setiap kali memikirkan banyak hal dan ibunya mengetahui apa yang sedang dipikirkannya membuat Aria penasaran bagaimana Bella bisa tahu isi hatinya.

Setelah membiarkan Aria pergi sekolah, Bella keluar rumah berjalan-jalan. Rencana Mona pergi hari ini juga membuat dia kebingungan. Bella pergi ke cafe dengan pikiran yang kacau setiap kali mengingat Aria dan ucapan Mona.

"Apa yang terjadi, Bella?" tanya Manager.

"Saya mau ambil cuti sehari apa boleh?" tanya Bella.

"Pergilah, kalau ada hal yang harus Kamu kerjakan!"

"Apa Anda sungguhan mengizinkan saya?" Bella ingat dia masih baru bekerja di sana.

"Atau Kamu mau aku tidak mengizinkanmu?"

"Tidak, biar saya pergi!" seru Bella.

Si tengah Mona yang sibuk dengan anak buahnya dan juga berniat pergi kesibukan dan juga panggilan telepon dari seseorang membuatnya terlihat repot melakukannya. Mobil sidah siap begitupun dua anak buahnya dan juga beberapa gadis. Mona mengerutkan dahi melihat Bella berdiri di hadapannya.

"Kenapa?" tanya Mona.

"Aku akan pergi denganmu," tegas Bella.

"Astaga, itu baru benar! Cepat Kamu masuk jangan khawatir tentang Aria. Lisa akan menanganinya dan mengurusnya dengan baik!" Mona terlihat bersemangat kali ini, dia pikir hari akan suram karena dia tidak berhasil mengajak Bella untuk ikut pergi ke dermaga menuruti permintaan kliennya yang tidak masuk akal menginginkan seorang wanita yang sudah memiliki anak untuk melayaninya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ketika Mafia Terjerat Janda   Bab 28. Masa Sulit Hilang

    Sudah berapa hari Noah melakukan perjalanan yang melelahkan berhadapan dengan para tetua besar dengan segala ambisi mereka yang membuat kepalanya sakit. Malam hari ketika dia sampai rumah dengan badan yang lelah, masih seperti biasa. Para pelayan sudah berbaris siap menyambut kedatangannya, awalnya Noah mengabaikan hal itu. Namun seketika dia teringat kalau di kediamannya ada Bella yang juga ikut menyambut kedatangannya. Panik sambil tertegun, Noah ingat Bella tidak menyukai rutinitas itu apalagi harus ikut melakukannya. "Bubar!" Sontak mereka yang mendengar penegasan nyaring dari Noah saling pandang keheranan. "Apa aku perlu mengulangnya?" tatapan tajam Noah membuat semuanya ketakutan berlalu pergi setelah membungkuk mendahului Noah kecuali Bella. Melihat Noah berjalan ke arahnya, Bella mulai memperbaiki pakaiannya. "Kenapa dia tiba-tiba menyeramkan, malah mendekat kesini!" rutuk batin Bella. Senyum simpul di wajah Noah mengejutkan Leo yang masih penasaran alasan tuan m

  • Ketika Mafia Terjerat Janda   Bab 27. Cara Mendekat

    Sampai di depan mobil, Bella berjalan mendekat meihat Noah masih berwajah dingin acuh tak menghiraukannya. Duduk di samping Noah, Bella memikirkan cara agar bisa mengembalikan suasana antara dia dengan Noah. "Aku harus apa?" batin Bella kesulitan mengawali perbincangan. Akhirnya, sampai di rumahpun tidak ada perbincangan di antara Bella dan Noah. Padahal Noah berharap Bella akan membujuknya dengan baik. Tapi malah mengabaikannya seakan tindakannya adalah hal biasa dan tidak ada yang terjadi. "Wanita ini memang tidak berperasaan!" rutuk batin Noah. Disambut Aria ketika turun dari mobil, Bella tersenyum masam sambil berbalik melihat kepada Noah yang sudah pergi begitu saja masuk ke dalam rumah. Aria menarik tangan ibunya yang terdiam, Bella masih kebingungan harus mengatakan apa pada Noah. Langkah kakinya pelan berharap Noah berbalik dan mengajaknya bicara lagi seperti sebelumnya. Aria penasaran apa yang terjadi antara Noah dan ibunya. "Apa sesuatu terjadi, Bu?" tanya Aria. "Tidak

  • Ketika Mafia Terjerat Janda   Bab 26. Salah Orang

    Di suasana yang cukup tenang, Bella merasa dirinya jauh lebih baik setelah banyak bicara dengan Noah. Padahal selama ini, tidak pernah ada hal untuknya berbicara pada seseorang apalagi tentang kehidupannya. Terlebih Noah yang baru dia kenal. "Aku mau pergi ke suatu tempat dulu," pamit Bella setelah merasa harus segera ke toilet dengan perasaan yang dia tahan. "Apa mau aku temani?" sahut Noah. Pertanyaannya membuat Bella terkejut sambil menggelengkan kepala malu. Bella berbalik pergi membiarkan Noah melihatnya melangkah pergi ke arah toilet. Dia bergumam membicarakan pria yang tanpa ragu menawarkan diri untuk menemaninya hanya untuk pergi ke toilet. "Apa dia sedang mengujiku atau memang dia tidak tahu batasan antara wanita dan pria?" Di tengah perjalanan, Bella malah berpapasan dengan orang-orang yang tidak pernah dia harapkan untuk bisa bertemu apalagi sampai berbicara dengannya. Mereka saling menatap, Bella yang mencoba mengabaikan.

  • Ketika Mafia Terjerat Janda   Bab 25. Di luar Kendali

    Bella merasa heran bagaimana bisa Noah mengajaknya ke sebuah sekolah elit yang terkenal di kota besar, mereka masuk disambut dengan baik malah tanpa ada kesulitan apapun. "Apa Aria akan menyukainya?" Bella masih memperhatikan area sekolah termasuk deretan fasilitas yang kemungkinan jauh lebih memadai di sekolah itu. "Dia pasti menyukainya," balas Bella."Itu bagus." Pembicaraan Noah bersama pemimpin sekolah juga memperkenalkan Bella padanya tentang anak mereka yang akan sekolah di sana. Walau tanpa ragu Noah mengatakan kalau mereka keluarga, tapi Bella merasa itu jauh lebih baik dibanding harus menutupinya dengan banyak hal yang akannmempersulit mereka. Setelah dapat persetujuan dan juga mendapat kelas yang bagus untuk Aria, Noah dan Bella berencana kembali ke rumah sekarang. Namun, saat di perjalanan Noah sengaja mengurangu kecepatan mobil untuk mencari moment bicara pada Bella. "Jadi itu yang Kamu maksud sesuatu yang membuatku senang?" tanya Bella tiba-tiba. "Lalu bagaimana?"

  • Ketika Mafia Terjerat Janda   Bab 24. Dekati Anaknya Dulu

    Penegasan Noah tentang pekerjaannya, membuat Bella berpikir keras. Apalagi sudah ada perjanjian kontrak kerja di hadapan mereka sekarang. "Entah sejak kapan Leo membuatkan surat kerja sedetail itu? Apa hidupku akan jauh lebih baik dari penjara jika ada di sini?" geruru batin Bella. Bella berpikir lama sebelum dia menandatangani perjanjian kontrak kerja itu, apalagi tujuannya hanyalah kebaikan dan masa depan Aria yang sampai saat ini masih belum kembali sekolah. "Leo akan mengurus sekolah baru untuk Aria, tidak perlu memikirkan apapun lagi," ucap Noah lagi. "Bagaimana dengan sekolah yang sebelumnya?" tanya Bella. "Sudah aku bilang, Leo akan mengurusnya. Apa yang membuatmu khawatir sekarang?" balas Noah. "Aku ... Seharusnya Kamu tanyakan dulu padaku dan kita berbicra dengan putriku," ucap Bella ragu-ragu. "Bukankah ini sedang kita bicarakan?" balas Noah. Bella merasa tidak bisa banyak bicara lagi, dia membaca isi kontrak satu sama lain. Meski Noah tidak mengatakan apapun tentang

  • Ketika Mafia Terjerat Janda   Bab 23. Kesepakatan

    "Sayangnya wanita itu sama sekali tidak menyadari semua perkataanku, seharusnya dia mengerti tentang apa yang ku katakan bahwa dia adalah wanitaku tadi. Tapi ternyata wanita itu sangatlah tidak peka sampai membuat aku malah ingin menariknya dan menegaskan tentang keberadaannya di sini."Noah berbicara sendiri di dalam hati dan pikirannya, tanpa menghiraukan Leo yang sedari tadi memperhatikannya."Kalau saja aku tidak ditekan mungkin aku tidak akan mengikuti kencan buta yang dibuat oleh nenek," ucap Noah membuang nafas berat. Leo yang mendengarnya berpikir sejenak hingga Dia berbicara. "Bukankah Nona Bella sudah ada di sini Tuan! Kenapa anda tidak melakukan seperti rencana Anda sebelumnya?"Ucapan Leo sejenak membuat Noah berpikir keras, dia tidak tahu kalau pernah membicarakan tentang Bella yang akan menjadi wanita pura-pura di hadapan keluarganya."Bukankah itu akan jauh lebih baik jika itu sungguhan?" ucap Noah tersenyum menyeringai."Anda tidak perlu berlebihan Tuan, bukankah nona

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status