Share

Bab 22. Sengatan Listrik di Tubuh Mawar

Bab 22. Sengatan Listrik di Tubuh Mawar

“Saya yang minta maaf, Bu,” sahut Fajar buru-buru meraih selimut dan menutupi tubuh sang majikan.

“Terima kasih,” ucap Mawar pelan sambil memejamkan mata.

Wanita itu masih merasa pening yang amat sangat. Pening bukan pening biasa. Tapi pening karena menahan hasrat yang bertahun-tahun tak pernah tersalur. Andai tak dirangsang, mungkin dia bisa saja menahan. Tetapi nyatanya bukan seperti itu. Rahman selalu mengobarkan api asmara di tubuhnya. Namun tak pernah bertanggung jawab sampai akhir.

Pria yang sudah menikahinya sejak dua tahun yang lalu itu selalu duluan, menyudahi tanpa mendinginkan. Ibarat menahan larva panas yang sedang mencari saluran. Kawah itu menggelegak di dalam, tetapi lahar tak pernah bisa dia muntahkan.

“Saya keluar dulu, Bu. Kalau ada apa-apa pangggil saja saya!” pamit Fajar, menatap wajah Mawar yang terlihat masih meringis.

“Terima kasih, Fajar!” ucap Mawar membuka kelopak mata. Wanita itu tak sadar kembali melirik ke bagi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status