Home / Romansa / Ketika Mantan Menjadi Ibu Susu / 156. Akhirnya Memeluk Manja

Share

156. Akhirnya Memeluk Manja

Author: desafrida
last update Last Updated: 2025-05-31 12:06:05

Setelah dari balkon, Kay masuk. Dia ingin menuju ruanag kerjanya. Tapi, sebelum itu, dia lebih dulu melihat istrinya yang sudah tertidur lelap di kamar mereka. Bibirnya merekah. Tersenyum saat kembali mengingat kalau beberapa bulan lagi, rumah akan semakin ramai. Albern akan memiliki adik.

Setelah cukup melihat Livy yang memunggungi pintu, barulah Kay melangkah ke ruanag kerjanya tepat di sebelah kamarnya.

Malam itu, Kay duduk di ruang kerja dengan laptop di hadapannya. Saat ingin membuka laporan untuk dikerjakan, fokusnya justru beurbah. Terbersit di kepalanya untuk melakukan hal lain terlebih dahulu.

Bukannya mengerjakan laporan atau mengecek email kantor, dia justru membuka tab pencarian: “cara menghadapi istri hamil yang sensitif,” “suami siaga saat istri mual dan menolak disentuh,” “hormon kehamilan trimester pertama.”

Setiap artikel yang ia baca membuatnya tersenyum kecut. Ada yang

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ketika Mantan Menjadi Ibu Susu   159. Pria Biasa di Pinggiran Kota

    Kay menarik napas dalam, mencoba menetralisir suasana. Ia tahu Livy belum sepenuhnya percaya. Tatapan perempuan itu masih menyelidik, meskipun tidak diucapkan dengan gamblang. Namun, Kay juga tidak mau membebani Livy yang sedang mengandung. Ia harus menyusun cara untuk mengalihkan perhatian tanpa menumbuhkan lebih banyak kecurigaan.“Kenapa kamu curigaan sih Sayang?” gumamnya sambil mengusap lembut punggung Livy. “Apa kita harus liburan? Atau butuh hiburan?” tanyanya. Sambil membawa Livy melangkah kembali masuk ke dalam ruangan.Livy menatapnya bingung. “Liburan? Hiburan apa?”Kay tersenyum kecil dan melirik ke arah Albern yang sudah sibuk menyusun puzzle kecil di lantai. “Ayo kita main-main saja,”“Ke mana?”“Ke kamar,” jawab Kay, mengalihkan perhatian Livy. Ia membawa istrinya itu mendekati dinding kamuflase yang menjadi pintu menuju kamar rahasia di ruangan Kay.Penerangan lembut dari lampu gantung bercahaya kekuningan menyinari ranjang luas dan empuk. “Ke sini. Sudah lama ya kita

  • Ketika Mantan Menjadi Ibu Susu   158. Hasil Pengamatan

    Setelah Kay mengirim pesan perintah tersebut pada anak buahnya, dia pun tetap bersikap biasa di hadapan istri dan anaknya. Walaupun di kantor itu sebenarnya suasana berbeda dari biasanya. Kalau bukan karena kehadiran Livy dan Albern, pasti Kaay sudah sangat tegang sekarang.Albern duduk di sofa yang biasa dipakai tamu, dengan krayon dan kertas gambar. Sementara Livy duduk di kursi kerja Kay, yang untuk hari itu sengaja dia relakan untuk istrinya. Kay sendiri berdiri di dekat jendela, memperhatikan dua manusia yang membuat hidupnya lebih berarti.“Wah! Kursinya enak sekali. Cocok untuk ibu hamil yang mau bersandar,” ucap Livy.Kay terkekeh. Sambil melirik layar handphone-nya. Menunggu notifikasi dari anak buahnya. “Kamu suka? Oke, kita langsung beli kursi seperti ini untuk di kamar,” jelasnya.Livy terkekeh. “Ah tidak usah, Kay. Kan sudah ada juga di ruang kerjamu. Aku baru sadar aja, ternyata enak pakai kursi kerja seperti ini,” jelas Livy.“Tidak apa-apa, Sayang. Kalau kamu mau, kita

  • Ketika Mantan Menjadi Ibu Susu   157. Pria di Balik Pohon

    Kay meletakkan Livy di atas tempat tidur dengan lembut dana tatapan yang tidak putus. Dia tersenyum saat sengaja menyentuhjan ujung hidungnya ke hidung Livy. “Hm… aku senang karena akhirnya kamu mau dekat denganku lagi.”“Terima kasih anak Papa!” Kay membelai perut Livy dan mengecupnya.Livy mengelus kepala Kay yang mendarat di perutnya. “Malam ini Papa mau tidak mengelus-elus kami?” tanya Livy manja.“Ha? Ya tentu saja mau! Papa akan elus sampai pagi…” jawab Kay senang, tak keberatan sama sekali. Dia langsung melompat dan merebahkan diri di sebelah istrinya. Tangannya mulai mengelus punggung dana perut Livy dari belakang.Malam itu udara terasa lebih hangat dari biasanya. Livy punmembalik badana. Dia mendekap tubuh Kay erat—lebih erat dari malam-malam sebelumnya. Ia menyelipkan dirinya ke dalam dekapan Kay seperti anak kecil mencari kehangatan ibunya. Piyamanya longgar, aromanya masih se

  • Ketika Mantan Menjadi Ibu Susu   156. Akhirnya Memeluk Manja

    Setelah dari balkon, Kay masuk. Dia ingin menuju ruanag kerjanya. Tapi, sebelum itu, dia lebih dulu melihat istrinya yang sudah tertidur lelap di kamar mereka. Bibirnya merekah. Tersenyum saat kembali mengingat kalau beberapa bulan lagi, rumah akan semakin ramai. Albern akan memiliki adik.Setelah cukup melihat Livy yang memunggungi pintu, barulah Kay melangkah ke ruanag kerjanya tepat di sebelah kamarnya.Malam itu, Kay duduk di ruang kerja dengan laptop di hadapannya. Saat ingin membuka laporan untuk dikerjakan, fokusnya justru beurbah. Terbersit di kepalanya untuk melakukan hal lain terlebih dahulu.Bukannya mengerjakan laporan atau mengecek email kantor, dia justru membuka tab pencarian: “cara menghadapi istri hamil yang sensitif,” “suami siaga saat istri mual dan menolak disentuh,” “hormon kehamilan trimester pertama.”Setiap artikel yang ia baca membuatnya tersenyum kecut. Ada yang

  • Ketika Mantan Menjadi Ibu Susu   155. Harga Kebahagiaan

    Kay tiba-tiba seperti tersadar sesuatu. “Oke oke… hari ini Sayang duduk dulu. Tidak boleh m mengerjakan apapun.” Ia mengarahkan istrinya itu untuk duduk di tempat tidur.Livy pun bingung.“Dan aku tidak akan ke kantor hari ini,” jelasnya.Livy semakin bingung. Namun, bibirnya tersenyum. “Hah? Kenapa?”Kay mencubit hidungnya pelan. “Karena aku mau temani kamu ke dokter. Kita harus pastikan semuanya baik-baik saja. Kita harus lihat seberapa kuat benih yang kutanam yang sekarang tumbuh dalam dirimu.”Wajah Livy memerah. “Kamu yakin tidak mau kerja dulu sebentar? Cek laporan pagi, misalnya?”“Aku kerja nanti malam. Sekarang aku mau jadi suami dan ayah penuh waktu.” Kay mencium pelipis Livy dengan lembut, lalu melangkah ke luar kamar.Livy terkekeh dan menggeleng melihat suaminya yang pergi keluar kamar. Entah kejutan apa lagi yang ingin suaminya itu lakukan setelah kabar bahagia pagi ini.Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur terseb

  • Ketika Mantan Menjadi Ibu Susu   154. Kabar Bahagia

    Namun, kejadian itu dan perasaan itu tidak pernah terasa lagi. Tidak ada firasat yang aneh lagi. Kay pun mulai lupa. Atau memang sebenarnya tidak ada yang perlu dia curigai dan ambil pusing. Hanya laki-laki yang kebetulan dia lihat. Tidak kenal dan bisa jadi memang tidak ada tujuan apa-apa. Hanya kebetulan?Beberapa kali Kay sengaja mengawasi jalan setiap kali pulang atau keluar rumah, namun tidak ada lagi mobil mencurigakan, tidak ada sosok asing yang membayangi mereka. Semuanya berjalan normal, bahkan terlalu tenang.Ia juga sudah sempat memeriksa rekaman CCTV yang berada di gerbang rumah, tapi mobil itu, pria itu benar-benar hanya melintas, tidak sempat berhenti. Walaupun dia memang terlihat lewat dua kali.Ditambah kesibukan pekerjaan dan keceriaan Livy dan Albern membuatnya lupa. Firasat itu perlahan memudar. Kay pun mulai meyakinkan diri—mungkin memang hanya kelelahan atau paranoia pasca kehilangan Richard. Mungkin hanya bayang-bayang yang diciptakan oleh pikirannya sendiri. Dan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status