Akhir bulan ini Kenzo berada di bandara untuk menjemput kedua orang tuanya. Ia sangat merindukan mereka. Selang beberapa saat menunggu, akhirnya ia bertemu kedua orang tuanya. Ia segera menyapa keduanya. Vika yang sangat merindukan sang putra langsung memeluknya dan menciumi pipi sang putra, dirinya tidak peduli berpasang mata melihat ke arah mereka. Tante cantik sedang menciumi berondong tampan mungkin itu pemikiran mereka. Padahal di sebelahnya ada pria paruh baya yang tak kalah tampannya dengan sang putra yang hanya tersenyum nyengir melihat kelakuan sang istri, bahkan Devan tidak bisa menolak maupun membantah apa yang dikatakan dan diingini sang istri. Kenzo sedikit risih dan malu saat tersadar banyak pasang mata yang melihat horor.
Kenzo segera menyeret koper sang mama sedangkan Devan menarik kopernya sendiri.
"Sayang, kata Amran kamu sedang dekat sama seorang cewek ya?" tanya mamanya saat mobil sudah melaju. Kenzo belum mau menceritakannya pada orang tuanya, tapi
Setelah Kenzo menceritakan semua tentang Amirah. Vika masih kepikiran dengan sang sahabat bagaimana kondisi Ambar? Bagaimana keadaanya? Betapa kecewa dan malunya Ambar pada keluarga Amirah. Vika sangat tahu Ambar sebelas dua belas dengannya tidak pernah tega melihat orang tersakiti, terdzolimi atau pun menderita di depan mata mereka. Vika dan Ambar akan membantu orang-orang yang kesusahan meskipun tanpa diminta.Tiba di rumah Ambar, Vika segera menekan bel. Tidak lama Bik Na membukakan pintu. Bik Na terlihat heboh saat mengetahui Vika yang menjadi tamu.Seketika Ambar menoleh ke arah bik Na yang di sampingnya sudah ada Vika berdiri sambil tersenyum. Ambar lalu berdiri dan memeluk sang sahabat yang sudah satu tahun tidak bertemu. Setelah melepas kerinduan Ambar menceritakan masalahnya pada sang sahabat.Ambar mulai bercerita dengan berurai air mata, membuat Vika tidak tega melihat Ambar menangis pilu, Vika pun ikut meneteskan air mata.Ambar mencerit
Sebelum akhir pekan Kenzo sudah bolak balik Jakarta-Bandung untuk menyiapkan acara tujuh bulanan Amirah."Terima kasih banyak Nak Kenzo sudah membantu menyiapkan semua. Bahkan Nak Kenzo harus bolak balik Jakarta-Bandung demi menyiapkan acara ini.""Saya sangat senang, Abah. Bisa ikut andil dalam mensukseskan acara ini, lagian minggu-minggu ini jadwal saya banyak yang kosong, mama dan tante Ambar juga sudah menyerahkan semua urusan ini pada saya." Abah tersenyum mendengar penuturan Kenzo."Nak Kenzo bisa kita bicara di sana," ucap Abah Syaifuddin sambil menunjuk bangku panjang di halaman rumah, di bawah pohon mangga."Iya, mari, Abah!""Nak Kenzo, sebelumnya Abah minta maaf, Abah lancang menanyakan ini pada Nak Kenzo.""Maaf maksud Abah apa ya? Abah tidak perlu minta maaf, Abah mau bertanya apa?""Sebelumnya bagaimana perasaan Nak Kenzo pada putri saya Amirah," tanya Abah sambil melihat wajah Kenzo. Memastikan bagaimana r
***Cinta sejati itu selalu sederhana. Pengorbanan yang sederhana, sesederhana cinta ini padanya. Yang tak akan pudar dimakan waktu. Kesetiaan yang tak menuntut apapun. Ketulusan untuk memberi tanpa harus meminta. Melakukan apapun tanpa mengharapkan imbalan dan keindahan yang selalu apa adanya.***Kenzo melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Meskipun jalan tol terlihat lenggang. Namun dirinya tidak mau terburu-buru dalam berkendara. Dirinya masih ingin meresapi apa yang dikatakan abah Syaifuddin padanya. Lega!! itulah yang dirasakan Kenzo saat ini. Dirinya begitu lega rasanya seperti terbebas dari tumpukan balok es yang sudah menindih dadanya dan membuatnya sesak. Perasaan tidak enak hati pada abah karena menyimpan perasaan pada Amirah kini sudah terbebaskan.Senyum Kenzo semakin mengembang saat abah bilang merestui hubungan mereka, namun setelah itu senyum itu sedikit redup
Kumemilih ketulusan untuk merangkulmu. Kumemilih kesetiaan untuk mencintaimu. Kumemilih pengorbanan untuk merasakan sakitmu. Agar kebahagiaan tak kan pernah lari lagi darimu. Kumemilih hatimu dengan pasti. Kesungguhanku yang akan membuktikan semua itu. Agar keabadian tak pernah pergi darimu. Akan terus kukepakkan sayap cinta untukmu, membawamu meninggi dan terus mengibas sampai akhirnya sampai pada tujuan kebahagiaan hakiki. Senyummu yang tak pernah pudar di wajah cantikmu.(Kenzo - Ketulusan Hati Amirah)***Amirah dan abah Syaifuddin juga ummi Rianti menyambut kedatangan mereka dengan senyum tulus yang mengembang di wajah mereka."Siapa ini, Bu Ambar, Bu Vika? Sebelumnya saya belum pernah melihat mereka?" tanya abah sambil menunjuk dengan jempolnya ke arah Amran dan Revi."Perkenalkan ini anak angkat saya, Abah. Namanya Amran, kakaknya Kenzo, dan ini istrinya Revi," ucap Vika memperkenalkan Amran dan Revi."Assalamualaikum, Abah. Saya Amra
*** Cinta adalah pengorbanan, karena untuk mendapatkan cinta, rinai ujian harus dihadapi dengan tangguh dan sabar. Semua itu tak semata agar pada saatnya nanti kebahagiaan menanti diakhir keikhlasan. *** Kenzo dan Amran melangkahkan kaki mereka masuk kedalam rumah Amirah. Kenzo menghampiri sang mama dan tante Ambar yang duduk selonjoran disamping Revi. "Kenapa ma, tan, capek ya?" "Nggak capek," ucap keduanya serentak. "Tante dan mamamu hanya menikmati semilir angin yang sejuk disore hari ini," ucap tante Ambar jujur. Memang mereka sedang menikmati hembusan angin dari pintu samping yang sejuk banget karena ada hamparan kebun abah yang tertata rapi. Kenzo melihat kearah pintu kamar Amirah yang tertutup. "Amirah sedang apa ya didalam? kenapa hati ini sangat merinduka
***Suara adzan shubuh berkumandang.setelah mengerjakan sholat shubuh berjamaah mereka kembali melakukan aktivitasnya. Mereka semua sibuk menyiapkan persiapan acara hari ini.Pukul 07.30. Berbagai hidangan makanan, bermacam buah-buahan dan beraneka macam minuman tersedia disana. Semua sudah siap untuk acara ini. Tikar sudah digelar untuk tamu undangan pengajian yang akan dihadiri kurang lebih 200 anak yatim dari panti asuhan Vika dan selebihnya anak yatim yang ada didaerah tempat tinggal Amirah juga kaum dhu'afa.Amirah sangat bahagia hari ini. Kini dirinya memakai gamis putih senada dengan kerudungnya, gamis yang dibelikan Ambar untuknya ternyata sama dengan Ambar maupun Vika juga ummi Rianti dan uwak Anisah serta kak Revi. Ternyata mereka berenam sarimbitan. Sedangkan Niken dengan gamis kecil yang lucu dan membuatnya semakin gemes.Dari arah pintu samping sosok dua laki-laki tampa
***Ummi dan Abah segera meminta Amirah untuk memberikan ASI Pertamanya pada bayi mungil itu. Amirah menerimanya dengan senyuman yang mengembang di wajah cantiknya."Ummi, sedikit geli Umm," ucap Amirah saat pertama kali sang bayi menggapai putingnya."Mungkin belum terbiasa, nanti kalau terbiasa teteh nggak akan merasa geli, kok."Setelah memberikan bayi mungil itu pada Amirah. Abah berusaha menelpon Ambar untuk mengabarkan kalau puterinya sudah melahirkan dengan selamat.Detik berikutnya Ambar mengangkat telpon dari Abah.[Assalamualaikum, iya Abah ada apa?][Wa'alaikumussalam, ini cuma mau ngabarin bu Ambar kalau Amirah sudah melahirkan][Alhamdulillah ya Allah, bagaimana keadaannya sekarang? Amirah juga bayinya?][Alhamdulillah, semuanya sehat]
Hari ini ini Amirah menghadiri persidangan terakhir. Sidang putusan yang akan mengubah statusnya, memberi dirinya status baru di mata masyarakat dan negara, "janda"Amirah sedikit nervous. Namun, abah selalu memberinya semangat. Saat ini Amirah sedang ditemani abah dan pengacaranya, sedangkan ummi di rumah menjaga Rayyan. Tanpa Amirah dan abah duga Ambar, Vika, dan Kenzo datang ikut memberi dukungan pada Amirah. Mereka bertiga memberikan senyum tulus mereka pada Amirah yang dibalas Amirah dengan senyuman."Terima kasih Mama, Tante Vika, dan Kak Kenzo sudah mau datang.""Iya, Sayang. Kamu harus semangat kami selalu ada untukmu," ucap Ambar sambil mengusap-usap bahu Amirah.Tidak berapa lama, Abizar datang bersama Amanda dan juga pengacaranya. Ambar melihat kedatangan mereka. Ambar diam saja pura-pura acuh. Abizar melihat Ambar, ingin rasanya ia menghampiri sang mama. Namun, tidak ia lakukan. Kenzo melihat Abizar, ia tersenyum pada sahabatnya itu, tapi Abiz