Ketiganya mengobrol dengan santai dan Rizal memberi tahu Delia semua kepribadian Rian dari detail yang terkecil.
"Ceo dan Wakil Ceo sungguh Tuan Muda Rian pria yang sangat baik dan rendah hati. Walau mempunyai kartu bank senilai Triliunan saldo di Rekening Bank nya namun Tuan Muda Rian masih bekerja sebagai karyawan biasa, bahkan kendaraan Tuan Muda hanya sepeda motor matik."
"Sungguh aku sangat mengagumi ke sederhanaan Tuan Muda."
Rizal lalu mengambil foto Rian di laci mejanya dan menunjukkan foto tersebut pada Delia.
"Lihat lah foto Rian dan simpan sebagai kenangan, agar kau bisa mengingat wajah Rian."
Saat menerima dan melihat foto Rian, Delia tersenyum dan wajahnya memerah seperti tomat.
"Sungguh pria yang sangat tampan, wajah Tuan Muda persis seperti Tuan Besar Burhan."
Burhan dan Rizal saling pandang dengan tingkah malu-malu Delia, dan keduanya tak sanggup menahan tawa penuh bahagia.
Hahahaha..
"Kau sungguh sangat
Saat Delia berada di dalam apartemen barunya, Delia melihat foto keluarga dari pemilik Sky Dragon yang tergantung tepat di atas televisi 82 inci di ruangan tersebut. Delia memandangi lukisan tersebut dan mulai menanam kan di ingatanya wajah keluarga agung pemilik Sky Dragon yang slalu di sanjung orang banyak namun slalu bersifat rahasia untuk umum. Keluarga terkaya di negeri ini namun tak banyak yang mengetahui identitas asli mereka. Saat Delia menatap foto Rian, Delia tersenyum dan bergumam dalam hati. "Rian Prayoga.." "Tuan muda Rian kau sungguh sangat tampan dan mempunyai sifat yang rendah hati. Kau sosok pria yang sangat sempurna dan impian dari setiap wanita." Delia langsung membawa beberapa koper dan tasnya ke kamar. Saat tiba di kamar Delia meletakkan kopernya dan mengambil foto Rian dari salah satu koper yang di bawa nya lalu meletakkan foto tersebut di meja dekat tempat tidur nya. Saat Delia membuka lemari yang ada di kamar ny
Delia menghela nafas setelahnya dan menatap layar televisi yang kini memutar drama Korea yang dia tonton. "Televisi ini membuat ku kaget saja, untung jantungk ku buatan Tuhan, jika saja buatan manusia mungkin jantung ku sudah copot." Delia segera meraih tablet dan mematikan televisi tersebut dan ruangan kini kembali seperti semula. Delia menatap dokumen yang baru ia terima dan segera membawa ke meja kerja yang berada di kamarnya. Delia melihat 2 dokumen, yang satu detail pribadi Rian dan yang satunya proyek pembangunan hotel serta restoran di kota Pesisir. Delia melihat data pribadi Rian dan mulai melihat Detail orang yang berada di sekitar Rian. Saat melihat bahwa Rian mempunyai pacar yang bernama Niza, Delia tersenyum pahit belum lagi selama ini yang menyiapkan semua pakaian Rian adalah adik angkatnya Syahrina, Wajah Delia semakin buruk. Delia menatap ke dua foto gadis tersebut yang berada di dalam dokumen. "Ke
Rian tak menghiraukan perkataan Anggi lalu masuk ke bangku penumpang mobil Porsche Panamera berwarna merah tersebut. Setelah Rian masuk ke dalam mobil, Delia menutup pintu mobil dan beralih melirik Anggi yang arogan pada awalnya. "Benar beliau adalah CEO dan aku adalah sekertaris CEO Rian. Apa kamu ada masalah disini.?" "Ti-Tidak ada." "Baguslah jika tidak ada, lebih baik jangan membuang-buang waktu CEO untuk hal yang tidak penting." Delia memakai kaca mata hitamnya kembali dan pergi meninggalkan Anggi dengan acuh tak acuh. Anggi hanya menatap mobil Porsche Panamera berwarna merah yang kini mulai menghilang dari pandangannya. "Tidak mungkin si gembel itu adalah seorang CEO, jika dia seorang CEO mana mungkin dia mau bekerja sebagai staf biasa di perusahaan Indo Logistik ini." Anggi merenungi semua hal dan dia mulai tersenyum melihat mobil Porsche Panamera yang kini mulai hilang dari pandangannya. "Pasti si gembel
Semua orang yang hadir bergosip saat melihat Rian yang turun dengan mengenakan pakaian kerja yang serba biasa. Berbeda dengan Delia yang penuh dengan kharismatik seorang konglomerat.Ilham juga melirik Rian penuh dengan tanda tanya. Bagaimana mungkin wanita yang sangat cantik dan terlihat sangat eksklusif menjadi supir.Saat Delia dan Rian menuju ke arah Cafe Apa Adanya, mereka langsung di sambut oleh Ilham sang pemilik Cafe penuh dengan kesopanan."Selamat datang Nona cantik dan tuan, AQ adalah pemilik Cafe dan perkenalkan namaku adalah Ilham.""Apa anda berdua saja atau ada janji dengan orang lain?""Kami sudah ada janji dengan Tuan Rizal dan kebetulan dia mengendarai mobil BMW X6 hitam yang terparkir tepat di sebelah mobil ku.""Oh tuan Rizal yang mengendarai mobil BMW X6 hitam itu. Tuan Rizal sudah menunggu kalian dari tadi.""Bolehkah saya tau nama anda nona?""Nama ku Delia""Dan tuan yang berada di belakang anda i
Setelah selesai mendiskusikan pekerjaan mereka, mereka memutuskan untuk memesan makanan. Karna Cafe Apa Adanya terkenal dengan menu nasi goreng kampung di padu dengan ayam bakar serta telur gulung nya. Mereka bertiga memesan makanan yang menjadi ciri khas Cafe tersebut. Sementara untuk minuman nya Delia memesan pokat kocok spesial. Tak lama kemudian makanan di hidangkan di hadapan mereka. Saat menikmati makanan, instrumen musik yang tadinya sedang berhenti istirahat kini mulai memainkan musiknya di ikuti dengan vocalis yang mulai bernyanyi. Delia tersenyum melihat musik yang indah di mainkan saat mereka makan. Hati kecil Delia meronta karena musik dan bernyanyi adalah salah satu hobinya. Saat asik menikmati hidangan tanpa sadar Delia menoleh ke arah sudut dinding kaca yang memperlihatkan keadaan di luar. Delia memperhatikan tiga kakak beradik yang dari tadi melihati pengunjung yang makan dari balik jendela kaca. Ketiganya hampir meneteskan air
Saat Delia sedang asik mengobrol dengan ke tiga gadis kecil yang berada di luar. Rizal menjelaskan pada Rian latar belakang Delia yang sangat mulia dan kepribadian Delia yang menjadi alasan utama Delia di pilih menjadi sekertaris Rian. Selain sangat baik Delia juga sangat pintar, mempunyai wawasan yang begitu luas. Rian tersenyum mendengar penjelasan pamannya. Wajar saja Papanya memilih Delia. Delia adalah sosok wanita sederhana, baik, pintar dan juga suka membantu orang lain. Delia menghampiri meja yang tepat di sebelah rombongan mereka untuk mengajak ketiga gadis kecil itu duduk. Setelahnya Delia segera memesan makanan spesial Cafe tersebut dan juga orange jus untuk ketiganya. Para tamu yang hadir mengerutkan alis mereka melihat Delia membawa ke tiga pengemis tersebut masuk untuk makan. Namun tak ada satupun yang mampu menegor Delia. Semua tamu yang hadir tidak berani membuat Delia gadis cantik yang di anggap super kaya dari tamu yang
Fitri yang awalnya ingin mempermalukan Delia kini menelan pahit niatnya. Delia terus bernyanyi tanpa memikirkan penonton yang hadir. Sesekali Delia melihat CEO tampannya saat bernyanyi. Dan saat kedua pandangan mata mereka bertemu, wajah Delia memerah karna CEO tampan yang ia kagumi tersenyum melihatnya bernyanyi. Rian bergumam di hati kecilnya. "Lagu yang Delia nyanyikan sangat bagus, Delia membawakan lagu ini seperti menceritakan tentang dirinya yang slalu di sanjung dan di cintai banyak orang." Sumi dan kedua adiknya bertepuk tangan bahagia mendengar keindahan suara Delia. "Kakak cantik, suara kakak cantik sangat bagus. Jika aku besar nanti aku ingin mempunyai suara indah seperti kakak cantik." Adik yang paling kecil Sumi terus mengoceh saat mendengar Delia bernyanyi. Sosial media Ilham semakin di banjiri penonton dan banyak yang menanyakan alamat Cafe Apa Adanya pada Ilham saat menayangkan siaran langsung. Ilham men
Annisa menepuk bahu Ilham yang sedang asik menikmati suara indah Delia dan menikmati suasana Cafenya yang kini menjadi sangat ramai pengunjung. Ilham kaget dan menoleh kearah Annisa berada. "Waaahh tidak di sangka bahkan pemilik Annisa Cafe yang cantik juga hadir di Cafe ku yang sangat sederhana ini." "Hahahaha, Ilham aku hanya penasaran dengan para pengunjung yang awalnya ada di Cafe ku tiba-tiba segera pergi." "Aku mendengar dari tamu yang ada di Cafe ku bahwa ada wanita yang sangat cantik dan mempunyai suara yang sangat indah berada di Cafe mu. Karena itu aku segera mengikuti mereka datang kemari untuk memastikan kebenaran ucapan mereka." "Ternyata gadis yang sedang bernyanyi ini sangat cantik, aku saja tidak dapat di bandingkan dengan kecantikan nya. Apalagi gadis ini mempunyai suara yang sangat indah." "Hahahaha, Annisa ku rasa hari ini aku sangat beruntung kedatangan tamu terhormat seperti ketiga tamu yang hadir di meja depan."