Waduh.. Waduh...
"Makin nempel aja nih putri manja kita. Kamu makin cantik Niza. Sungguh Rian sangat beruntung mendapatkan kamu sebagai calon istrinya."
Niza pun tersenyum tersipu malu, wajah cantiknya memerah. "Ahh kak Ramli bisa saja, aku emang sudah cantik dari sana nya. Jadi tidak usah di pungkiri lagi kalau aku cantik."Niza pun tertawa kecil dengan candaannya sendiri.
Rian dan Ramli saling menoleh dan tertawa bersama karna sikap lugu Niza.
Wk wk wk wk..
"Ayo kita masuk." Rian pun mengajak ke duanya masuk ke perpustakaan tersebut.
Saat mereka masuk, Ramli menoleh ke Rian dan berkata.
"Saudara ku, kau harus membantu ku agar bisa lulus tahun ini bersama mu. Jika aku tidak lulus aku tak tahu bagaimana membantu keluargaku untuk mencari nafkah dan kehidupan yang lebih layak."
Kamu tau aku kuliah agar bisa mendapatkan pekerjaan lebih layak. Dan bisa membantu keluarga ku yang miskin.
Untuk biaya kuliah dan kebutuhan rumah, aku slalu ngojek terkadang sampai tengah malam.
"Tentu saja aku akan membantu mu saudaraku. Jika ada kesempatan aku pasti akan bantu kamu, kita berteman sejak kecil dan tumbuh bersama."
Kau seperti saudara untuk ku, sudah seharusnya aku membantu saudara ku.
"Terima kasih atas ketulusanmu saudaraku, aku akan mengingat kebaikan mu kepada ku sampai kapanpun."
Aku yakin dengan bantuanmu aku pasti akan lulus tahun ini, karna kau adalah siswa jenius di kampus kita.
"Aminnn.. Semoga dewa beserta kita. Dan kita bisa lulus bersama Ram."
Waktu berlalu dan mereka pun segera keluar dari perpustakaan itu setelah mendapatkan bahan skripsi..
"Oh ya Ram, aku mau antar Niza pulang ya, nanti kita jumpa di tongkrongan kita yang dekat kampus."
"Oke Rian.. Sampai jumpa disana, aku langsung hidupkan aplikasi ojek ku, mana tau ada sewa yang order kan lumayan tu."
"Oke deh sob sampai jumpa disana ya." Mereka pun pergi terpisah...
Ramli menuju tempat tongkrongan sembari menunggu orderan yang masuk.
Rian pun mengantar Niza pulang. Setelah itu langsung melaju ke tongkrongan tempat menunggu sewa ojek online yang sudah mereka sepakati.
Setibanya di sana Rian melihat ramli yang lagi asik membaca buku.
"Gimana Ram, dapat berapa orderan tadi?"
"Lumayanlah dapat 2 orderan tadi dan jaraknya dekat - dekat."
"Syukurlah Ram, semoga saja sewa kita lancar setiap waktu ya."
Mereka pun belajar bersama sembari menunggu orderan masuk di Aplikasi mereka. Sesekali mereka pergi untuk membawa orderannya dan kembali ke tempat tongkrongan semula.
Waktu pun mulai gelap dan mereka sepakat membawa 1 orderan lagi lalu kembali pulang ke rumah masing - masing.
*
Sebulan berlalu dan Rian melakukan aktifitas seperti biasanya. Setiap pagi mengantar Indah sekolah dan pergi ke kampus mengikuti kegiatan belajar dan aktifitas kampus.
Saat selesai mengikuti kelas, Rian pergi ke Cafetaria kampus untuk makan sebelum pergi ngojek. Setibanya di Cafetaria kampus dia melihat Ramli dan mendekatinya.
"Hai sob, lagi nyantai nie? Kok cuma makan roti dan minum teh hangat? Kau gak pesan makanan lain Ram?"
"Ahh.. Ternyata kau Rian."
Makanan ini sudah lebih dari cukup bagiku.
"Sepertinya kau lagi ada masalah Ram? Cerita lah padaku biar hati mu lebih lega karna menceritakannya. Mana tau aku bisa bantu pasti akj bantu."
"Ia Rian, sebenarnya 4 hari yang lalu adik ku Ainun masuk rumah sakit."
"Ma,, sepertinya hari ini Mama masak lebih banyak?' "Tentu saja mama masak lebih banyak dan enak, hari ini bukannya hari spesial untuk keluarga kita.!" "Hari spesial apa ma,?" Rian menatap Mamanya dengan tatapan penuh tanya. "Hemmm, apa kau tidak ingin memberi tau Mama dan Adik mu Indah hal spesial itu?" "Apa kau ingin menyembunyikannya dari keluarga mu sendiri." Rian menundukkan kepalanya dengan penuh keheranan. Tak lama kemudian Delia menghampiri meja dengan pipi yang memerah. Rian menoleh Delia yang segera duduk di sampingnya dengan tingkah pemalu dan pipi memerah. "Ini dia calon menantu dari keluarga Prayoga sudah bergabung di meja makan." Rian tersentak dan langsung menoleh ke Dira Mamanya dengan wajah yang ikutan memerah. "Ahh tante jangan terlalu berlebihan tante." Delia menundukkan kepalanya dengan tingkah yang begitu imut. Rian semakin terdiam dan ternyata hubungan mereka telah di ketahui oleh Mama dan adiknya. Rian tak menyangka Mamanya sangat mendukung hubunga
"Rian, kau harus membantu ku. Bukankah kita di tugaskan untuk mendapatkan kontrak bersama." "Tentu Desi, aku pasti akan membantu mu. Kau adalah karyawati yang sangat baik, aku pasti akan membantu mu untuk mendapatkan kontrak dari Perusahaan Sky Dragon yang terkenal itu." Desi menatap Rian dengan wajah yang penuh harap. "Makasi Rian, aku yakin jika kita berusaha pasti akan membuahkan hasil." Rian mengangguk mendengar ucapan Desi. "Itu pasti." * Setelah semua urusan Delia telah selesai, Delia segera kembali ke rumah Rian. Saat Delia mengucapkan salam dan masuk ke rumah, Delia kaget melihat kedua sosok Ibu dan anak yang berada di ruang tamu. "Ta-Tante, Indah.." Delia kaget karna keduanya mempunyai pandangan dan wajah yang serius. "Duduk..!" Dira menyuruh Delia duduk dengan suara yang cukup kuat dan tatapan serius. "Ba-baik Tante aku akan duduk." Delia segera duduk dengan wajah pucat, Delia gemetaran karna baru kali ini melihat Tante Dira sangat serius. "A-ada apa tante, ap
Desi teman kerja Rian menunggu Rian dengan sabar di loby kantor, setibanya Rian di loby kantor, Desi langsung berlari menghampiri Rian."Rian, aku sudah menunggumu sejak tadi.""Ada apa Desi, apa ada masalah?""Tidak-tidak, aku melihat kau di acara live streaming yang di siarkan di Televisi. Sungguh suaramu sangat bagus.""Seluruh teman kantor melihatmu dan Delia bernyanyi, kemampuan mu bernyanyi sangat baik. Banyak yang memuji kalian namun banyak pula pria yang menyukai nona Delia kesal denganmu."Rian terdiam karna dia lupa bahwa saat ia bernyanyi bersama Delia di siarkan secara langsung di salah satu stasiun Televisi.Kini Rian menyadari akan konsekwensi yang ia dapati. Bukan hanya ia menjadi terkenal karna suaranya, namun ia juga terkenal karna menjadikan Delia pacarnya."Kau tidak perlu memikirkan pria yang iri padamu. Kau sangat pantas bersama Nona Delia."Rian hanya mengangguk pasrah, mereka berdua masuk ke dalam ruangan kantor mereka.Setibanya Rian di sana sebagian bertepuk t
Setelah selesai bernyanyi, keduanya kembali ke meja mereka. Delia tersenyum sangat bahagia karna akhirnya ketulusan cintanya di terima Rian. Saat turun dari panggung Delia menggandeng lengan Rian dengan erat. Delia tak perduli meski semua mata tertuju padanya dan kamera masih merekam keduanya saat turun dari panggung. Setelah mereka duduk kembali ke meja mereka, Agus sang pemilik Restoran tersebut langsung menghampiri mereka sembari bertepuk tangan. Prok prok prok "Bagus, sungguh penampilan yang sangat sensational." "Kalian berdua sungguh pasangan yang sangat serasi." "Ahhh, om Agus bisa aja, makasi om untuk pujiannya." Mata Agus tertuju pada Rian. "Anak muda, tak ku sangka pria yang selama ini bersama nona Delia mempunyai suara yang sangat indah" "Jangankan semua tamu yang hadir dan para penonton yang ada di layar kaca mengagumi kalian. Bahkan semua makhluk terkagum dengan suara indah kalian berdua. Seluruh alam terasa damai saat mendengarkan kalian bernyanyi." Rian tertaw
Delia terus menyanyikan lagu tersebut dengan penuh kebahagiaan yang di tujukan untuk Rian.Mata Delia tak lepas terus memandangi Rian, tak perduli dengan pengunjung yang begitu ramai dan Delia juga tak perduli saat ini salah satu televisi telah menyiarkan dirinya yang sedang bernyanyi.Bagi Delia mendapatkan cinta Rian adalah suatu anugrah dan kebahagiaan yang begitu sempurna.Rian adalah pria yang sangat baik, jujur dan setia, semua wanita pasti akan berusaha mengejarnya. Apa lagi jika mereka tau bahwa Rian adalah anak orang terkaya di negeri ini.Delia hanya mencintai Rian dengan tulus, cinta pada pandangan pertama dengan pria sempurna yang berakhlak baik.Saat beberapa bait lagu hampir selesai di nyanyikan Delia, Delia segera turun dari panggung yang saat ini masih bernyanyi dan menuju dimana Rian berada.Sorak sorai semakin menjadi-jadi melihat Delia menunjukkan perasaannya pada Rian.Kamera televisi yang sedang melakukan tayangan live steaming juga tidak luput merekam Delia yang
Saat mendengar dari sosial media bahwa Delia ingin bernyanyi lagi di salah satu Cafe di kota pesisir. Kabar tersebut terdengar oleh salah satu stasiun televisi dan langsung segera pergi ke Royal Cafe.Saat wartawan hadir di Royal Cafe kru langsung segera menemui Agus sang pemilik Cafe untuk meminta izin meliput acara di Cafenya.Penyiar juga berkata dengan Agus pria paruh baya pemilik Royal Cafe bahwa jika mereka menyiarkan saat Delia bernyanyi akan membuat Cafenya juga menjadi terkenal karna pernah di hadiri Delia dan bernyanyi di Cafenya.Dengan senang hati Agus bersedia memberi izin pada para penyiar dan kru stasiun Televisi menyiarkan Delia bernyanyi secara live.Penyiar langsung berada di depan Royal Cafe dan mulai meliput. Para pengunjung yang berada di area parkiran juga semakin bersemangat karna ada kru Televisi yang hadir di Royal Cafe."Para pemirsa yang terhormat, beberapa saat lalu kota pesisir kita di hadirkan seorang bidadari yang bersuara emas. Dan baru-baru ini semua s