"Ainun sakit???? Sakit apa dia?"
"Dia terkena asam lambung, sekarang Ainun sudah membaik setelah di rawat di rumah sakit selama 2 hari."
"Kenapa kau tidak memberi tau ku dari awal! Syukurnya dia sudah lebih baik. Tapi Ram kenapa kau murung? Apa ad masalah lain?"
"Sebenarnya..."
"Sebenarnya apa, katakanlah semoga aku bisa membantumu."
"Sebenarnya saat Ainun sakit, Ibu ku memakai uang sewa kontrakan untuk membayar biaya rumah sakit. Tadi pagi yang punya kontrakan datang dan menegur Ibu ku." Semoga beberapa hari ini orderan ramai agar aku bisa membantu Ibu ku.
"Ternyata seperti itu, semoga saja semua berjalan sesuai rencana mu."
"Sepertinya beberapa hari ini kau sangat sibuk dan sangat lelah. Aku yakin selama beberapa hari ini makan pun kau lupa, jangan sampai kau sakit Ram."
"Aku slalu mengisi perutku walau hanya sepotong roti, itu sudah lebih dari cukup."
"Baiklah, hari ini aku yang traktir. Aku akan memesan makanan untuk kita."
"Tapi Rian.."
"Gak ad tapi - tapi, anggap saja untuk menikmati waktu makan yang kau lupakan beberapa hari ini."
"Baiklah jika kau memaksa, aku akan terima saja apa katamu."
"Ok sob, aku akan memesan makanannya, kamu duduk manis saja." Rian pun berjalan ke kasir untuk me mesan makanan.
Setelah memesan makanan Rian pun duduk di depan Ramli sembari mengobrol. Tak lama kemudian makanan pun di hidangkan.
"Ini... Gak salah,, banyak sekali makannnya." Ramli berguman karna bingung..
Pelayan yang menyajikan makanan tersenyum kepada Ramli sambil mempersilakan keduanya menikmati makanannya.
"Silakan di makan hidangannya mas... Jika butuh sesuatu panggil saja saya." Pelayan cantik itu tersenyum dan segera menjauh.
"Ayo Ram kita makan..."
"Ini, bagai mana memulainya..?"
Ramli bingung melihat hidangan di meja yang berupa Ikan gurami bakar, ayam pedas manis, rendang daging sapi, kikil gulai sapi, udang saus tiram, sop bakso jamur, rendang jengkol, tumis genjer..
He he he,, Rian tertawa kecil dan berkata.. "Habiskan saja semua, jangan di sisakan."
"Lebih baik sebagian aku bawa pulang saja untuk keluargaku."
Hemmm, Rian tersenyum. "Sungguh kau begitu peduli dengan kluargamu. Jangan hawatirkan itu, aku sudah memesan makanan lain untuk di bawa pulang."
"Ahh kamu terlalu baik Rian.."
"Tidak apa Ram,, itu hanya beberapa bungkus makan saja. Aku memesan 1 ekor ayam guling, gurami bakar dan gurami cabai hijau, sup ayam, udang sambal petai,sayurnya aku pesan gulai daun ubi. Untuk Ainun aku pesan bubur ayam jika dia tidak bisa makan yang di pesan tadi"
"Semoga tante dan adik mu menyukainya."
Mata Ramli berkaca - kaca mendengarnya. "Te..Terima kasih Rian"
"Tak apa Ram kau adalah sahabat ku dari kecil, bagiku kau adalah saudaraku, adikmu adalah adikku begitu juga dengan Ibu mu."
Mereka pun makan dengan lahap. Rian pun tersenyum bahagia melihat sahabatnya begitu lahap makannya..
Setelah selesai makan Ramli bertanya.. "Pasti menghabiskan banyak uang untuk semua pesanan kita."
"Gak masalah bagiku, kau tau kan uang saku yang di berikan Mama ku setiap bulan cukup besar, hampir tidak pernah aku sentuh uang saku yang di berikan Mama ku sebesar 2 juta setiap bulannya.. Belum lagi setiap akhir tahun Papa ku memberikan eksta uang saku 2 bulan padaku."
"Trus kenapa kau masih ngojek Rian.. Ap semua itu tidak cukup bagimu?"
Rian pun tersenyum.. "Aku hanya ingin mandiri dan mengetahui sulitnya mencari nafkah. Hasil ngojek cukup untuk kebutuhan harian ku."
"Sungguh kau berjiwa besar, aku iri padamu.. Aku ngojek untuk biaya kuliah dan membantu ibu ku.."
"Tidak apa saudaraku, kelak jika ad kesempatan aku pasti akan selalu membantu mu."
Rian segera ke kasir dan membayar semua makanan menggunakan kartu Bank miliknya.. Beberapa bungkusan makanan pun telah siap dan Rian memberikan makanan itu kepada Ramli."Ini Ram kamu pegang makanannya, setelah ini aku ingin membelikan beberapa buah segar untuk Ainun.""Ini sudah lebih dari cukup, tidak perlu membeli yang lain.""Ainun sakit, sudah sewajarnya aku membelikan buah - buahan untuknya. Kamu pergilah pulang dahulu. Aku akan menyusul mu.""Baiklah jika itu mau mu, aku akan memberitahu Ibu ku kau akan datang."Mereka pun berpisah dan Rian segera membelikan beberapa buah segar untuk Ainun.Setelah selesai Rian segera singgah ke Bank untuk mengambil uang tunai sebesar 5 Juta yang di taruh di amplop coklat dan di selipkan di balik jacket kulitnya..Scuter maticnya pun melaju ke rumah Ramli.. Setibanya di sana.."Permisi Tante.."Rian pun segera ke pintu yang terbuka dan memanggil Ibunya Ramli yang menunggunya
"Tante lupa Rian, sungguh tante sangat prihatin kepada mu. Kau dan keluarga mu sangat baik namun Dewa menguji kalian.. Semoga kau tabah Rian.""Ia Tante, terimakasih untuk perhatian tante, Rian pamit pulang Tan.""Ia nak, hati - hati di jalan, salam dengan mama ya."Rian pun menghidupkan motor maticnya dan segera menuju rumahnya. Setibanya di rumah ia merendamkan Liontin Batu Giok Naga ke dalam air minum, lalu pergi mandi.Saat hari mulai gelap, Rian mengambil air yang telah berubah warna menjadi kehijauan dan langsung meminumnya sebagian, dia pun beristirahat di ranjangnya..Dira mengamati kondisi anak nya sepanjang malam seperti biasa. Saat air rendaman Liontin Giok itu habis Dira selalu mengulangi hal tersebut dan air minum yang berwarna kehijauan tidak pernah kosong dari gelas yang berada di samping tempat tidur Rian.*Ke esokan harinya, saat dia berada di kampus Rian menghubungi Niza.."Niza kamu dimana?""Aku seda
Ke esokan harinya, Rian pun mandi dan sarapan, setelahnya langsung bergegas pergi ke rumah Niza. Setibanya disana.Tok.. Tok.. Tok..."Permisi.."Sosok wanita cantik paruh baya pun muncul di depan pintu."Ternyata kamu Rian, silahkan masuk.." Widya ibunya Niza langsung menyambut Rian dengan ramah dan mempersilahkan dia untuk duduk."Makasi Tante.." Rian pun masuk dan duduk."Oh ya Niza nya ad Tante..?""Niza lagi bersiap di kamar.. Emang kalian mau pergi kemana?""Mau ke pantai Pasir Putih Tante..""Pantas saja Niza bersemangat, pagi subuh sudah bangun dan langsung pergi ke dapur untuk masak.""Ahh yang benar Tante? Tumben banget.""Tante awalnya juga bingung, anak gadis Tante yang biasanya manja bisa - bisanya seperti itu. Sekarang Tante faham, pantai Pasir Putih adalah tempat favorit Niza dari kecil. Wajar saja jika dia mempersiapkan semua.""Bentar ya tante panggilkan Niza nya. Jika tidak di
Setibanya di kereta, benar saja kereta itu di penuhi penumpang. Niza pun cemberut dan menoleh ke Rian."Rian, maafkan aku ya, karna aku yang lama dandannya jadi gini deh, kita harus berdiri di lorong.""Gak apa kok sayang, semoga saja di stasiun berikutnya banyak penumpang yang turun."Mereka pun berdiri sembari menunggu stasiun berikutnya dan benar saja setibanya di stasiun berikutnya setelah berdiri 15 menit akhirnya banyak penumpang yang turun.Rian menarik Niza dan berseru, "sayang ayo duduk disini.""Baiklah.." Niza pun patuh dan duduk di sampung Rian, setelah duduk Niza mengambil susu coklat dari tempat bekal mereka lalu menyerahkan kepada Rian."Sayang ini di minum susu coklatnya, kamu jangan terlalu sering minum kopi ya! Itu gak bagus untuk kesehatan.""Niza,, aku kan minum kopi susu jadi tetap sehat dong, kan ada susunya"Niza cemberut memandangi Rian dengan pandangan tajam lalu mencubit perut Rian."Kamu itu ji
Mereka pun terus menuju bibir pantai, Niza terus menarik tangannya dengan langkah cepat. Niza terhenti saat melihat penjualan aksesori, dia menoleh sebuah topi pantai yang sangat cantik dengan di hiasi bunga matahari di atasnya.Niza pun langsung menarik Rian menuju penjual aksesori itu. Niza menoleh ke Rian saat mengambil topi tersebut."Rian coba lihat topi ini sangat bagus dan cantik, aku sangant tertarik."Lalu Niza menoleh penjual aksesori dan bertanya, "tante,, berapa harga nya? Topi ini sangat bagus aku menyukainya.""Ahhh gadis cantik, mata kamu sangat jeli.. Topi ini sangat di minati dan setiap desain di buat oleh tangan - tangan terampil dari pembuatnya. Topi ini adalah stok terakhir di sini, karna kamu sangat cantik dan menyukainya, Tante akan memberikan harga lebih murah dari yang lain."Wahhh aku sangat beruntung sepertinya," lalu Niza menoleh Rian yang berada di sampingnya.Sayang aku mau beli ini, cantik kan?Rian
Setelah tiba di pondok, Rian segera mengambil bekal yang di bawa Niza dan segera membukanya."Sayang apa yang kamu masak untuk bekal kita?""Buka saja sendiri dan semoga kamu menyukainya.""Waah... Ini sangat lezat sepertinya."Rian pun membuka bekal yang di bawa Niza satu persatu dan menelan ludahnya karna sangat tergiur dengan aroma dan pesona menjanjikan dari kenikmatan hidangan itu. Sosis telur gulung, sambal udang di padu dengan petai, ayam goreng crispy, dan beberapa kue untuk pencuci mulut buatan Niza."Sayang, mana nasinya, kan gak lucu kita makan semua tanpa nasi?""Kan bisa kita pesan dari sini saja, sekaligus memesan minuman kita."Rian pun mengerutkan alisnya saat menoleh Niza."Baiklah aku akan pesan sekarang.." Rian pun segera memesannya ke warung yang berada di sekitar pantai.Pesanan mereka pun tiba dengan 2 jus sirsak, 2 botol air mineral, nasi putih dan rendang jengkol. Setelah pesanan di hi
Maju 2 hari sebelum waktu wisuda. Akhirnya Burhan pulang ke rumah dengan mengendarai mobil Mercedes-Benz S Clas hitamnya. Saat tiba di rumah kebetulan Rian bersama adik dan mama nya sedang berada di ruang tamu. Sengaja menunggu kehadiran orang yang sangat di rindukan mereka.Saat mobil Mercedes-Benz S Class hitam tiba, mereka yang mendengar ada mobil yang terparkir di halaman rumah mereka pun keluar, benar saja yang di nanti akhirnya tiba.Saat Burhan keluar dari mobilnya, Indah gadis manja Burhan berlari langsung melompat ke pelukan Papanya Burhan."Papaa.. Aku kangennn.."Hati burhan terasa hangat dan bahagia melihat gadis kecilnya yang sangat manja. Walau sudah hampir lulus sekolah menengah, tapi bagi Burhan Indah tetap gadis kecilnya.Indah memeluk dan mencium pipi papanya dan menarik lengan papanya menuju ke dalam rumah.Kebahagiaan yang sangat luar biasa bagi Burhan melihat keluarga tercintanya. Karna baginya merekalah hart
Burhan menjawab semua kebimbangan anaknya. "Anak-anak ku, sudah waktunya kalian menikmati hidup yang lebih baik. Untuk mu Rian, sudah waktunya kau mengurus smw usaha yang Papa miliki. Belajarlah dari paman Rizal tentang semua hal menyangkut pekerjaan. Jadilah pemimpin yang baik, rendah hati, jujur dan tidak sombong." "Jadi maksud Papa aku akan menggantikan Papa sebagai pemimpin dari semua usaha yang Papa bangun dari nol." "Itu benar Rian, Papa ingin kau menjalani semua usaha yang Papa miliki. "Jadi usaha seperti apa yang Papa miliki? Saat Burhan ingin menjelaskan lebih lanjut. Terdengar suara mobil yang terparkir di perkarangan rumah mereka. "Ahhh, akhirnya paman Rizal mu datang. Ayo kita lihat" Sebuah mobil BMW X6 hitam terparkir di pekarangan rumah mereka. Seorang pria paruh baya dengan mengenakan jas hitam yang mewah dan elegant serta jam Rolex yang sangat mengkilap di pergelangan tangannya. Saat turun dari mobil nya, Ri