Share

BAB 9

"Ainun sakit???? Sakit apa dia?"

"Dia terkena asam lambung, sekarang Ainun sudah membaik setelah di rawat di rumah sakit selama 2 hari."

"Kenapa kau tidak memberi tau ku dari awal! Syukurnya dia sudah lebih baik. Tapi Ram kenapa kau murung? Apa ad masalah lain?"

"Sebenarnya..."

"Sebenarnya apa, katakanlah semoga aku bisa  membantumu."

"Sebenarnya saat Ainun sakit, Ibu ku memakai uang sewa kontrakan untuk membayar biaya rumah sakit. Tadi pagi yang punya kontrakan datang dan menegur Ibu ku." Semoga beberapa hari ini orderan ramai agar aku bisa membantu Ibu ku.

"Ternyata seperti itu, semoga saja semua berjalan sesuai rencana mu."

"Sepertinya beberapa hari ini kau sangat sibuk dan sangat lelah. Aku yakin selama beberapa hari ini makan pun kau lupa, jangan sampai kau sakit Ram."

"Aku slalu mengisi perutku walau hanya sepotong roti, itu sudah lebih dari cukup."

"Baiklah, hari ini aku yang traktir. Aku akan memesan makanan untuk kita."

"Tapi Rian.."

"Gak ad tapi - tapi, anggap saja untuk menikmati waktu makan yang kau lupakan beberapa hari ini."

"Baiklah jika kau memaksa, aku akan terima saja apa katamu."

"Ok sob,  aku akan memesan makanannya, kamu duduk manis saja." Rian pun berjalan ke kasir untuk me mesan makanan.

Setelah memesan makanan Rian pun duduk di depan Ramli sembari mengobrol.  Tak lama kemudian makanan pun di hidangkan.

"Ini... Gak salah,, banyak sekali makannnya." Ramli berguman karna bingung..

Pelayan yang menyajikan makanan tersenyum kepada Ramli sambil mempersilakan keduanya menikmati makanannya.

"Silakan di makan hidangannya mas... Jika butuh sesuatu panggil saja saya." Pelayan cantik itu tersenyum dan segera menjauh.

"Ayo Ram kita makan..."

"Ini, bagai mana memulainya..?"

Ramli bingung melihat hidangan di meja yang berupa Ikan gurami bakar, ayam pedas manis, rendang daging sapi, kikil gulai sapi, udang saus tiram, sop bakso jamur, rendang jengkol, tumis genjer..

He he he,, Rian tertawa kecil dan berkata.. "Habiskan saja semua, jangan di sisakan."

"Lebih baik sebagian aku bawa pulang saja untuk keluargaku."

Hemmm, Rian tersenyum. "Sungguh kau begitu peduli dengan kluargamu. Jangan hawatirkan itu, aku sudah memesan makanan lain untuk di bawa pulang."

"Ahh kamu terlalu baik Rian.."

"Tidak apa Ram,, itu hanya beberapa bungkus makan saja. Aku memesan 1 ekor ayam guling, gurami bakar dan gurami cabai hijau, sup ayam, udang sambal petai,sayurnya aku pesan gulai daun ubi. Untuk Ainun aku pesan bubur ayam jika dia tidak bisa makan yang di pesan tadi"

"Semoga tante dan adik mu menyukainya."

Mata Ramli berkaca - kaca mendengarnya. "Te..Terima kasih Rian"

"Tak apa Ram kau adalah sahabat ku dari kecil, bagiku kau adalah saudaraku,  adikmu adalah adikku begitu juga dengan Ibu mu."

Mereka pun makan dengan lahap. Rian pun tersenyum bahagia melihat sahabatnya begitu lahap makannya..

Setelah selesai makan Ramli bertanya.. "Pasti menghabiskan banyak uang untuk semua pesanan kita."

"Gak masalah bagiku, kau tau kan uang saku yang di berikan Mama ku setiap bulan cukup besar, hampir tidak pernah aku sentuh uang saku yang di berikan Mama ku sebesar 2 juta setiap bulannya.. Belum lagi setiap akhir tahun Papa ku memberikan eksta uang saku 2 bulan padaku."

"Trus kenapa kau masih ngojek Rian.. Ap semua itu tidak cukup bagimu?"

Rian pun tersenyum.. "Aku hanya ingin mandiri dan mengetahui sulitnya mencari nafkah. Hasil ngojek cukup untuk kebutuhan harian ku."

"Sungguh kau berjiwa besar, aku iri padamu.. Aku ngojek untuk biaya kuliah dan membantu ibu ku.."

"Tidak apa saudaraku, kelak jika ad kesempatan aku pasti akan selalu membantu mu."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status