Share

BAB 3

Setelah sampai di roftoop, Kevin melepaskan cengkraman tangan nya di pergelangan tangan Ran.

"Ka, kenapa ngajak gue kesini si?!" Nada bicara Ran sedikit meninggi akibat ketakutan.

Sedangkan Kevin? Dia malah memasang wajah datarnya dan tersenyum miring.

"Lo nerima perjodohan ini?" tanya Kevin, masih dengan wajah datarnya.

"Terpaksa ka, gue gamau nyakitin orang tua gue kalo gue nolak perjodohan ini." Ran menundukkan kepalanya.

"Kan lo bisa nolak perjodohan ini dengan cara halus, gue gamao nikah sama lo! Gue belom siap nikah sekarang!" bentak Kevin.

"Maaf ka tapi kalo lo gamau nikah sama gue, kenapa lo diem aja waktu di restoran? Gue kira lo nerima perjodohan ini," jawab Ran.

"Ya, karena gue juga dipaksa sama ortu gue! Yauda kita terima aja perjodohan ini, tapi gue bilangin ya sama lo, jangan terlalu berharap sama gue!" ucap Kevin.

"Iya ka lo santai aja, gue juga ga bakalan berharap sama lo ko," jawab Ran santai.

"Yauda gue balik ke kelas ya ka udh telat nih." Ran berniat meninggalkan Kevin. Namun langkahnya terhenti ketika ada tangan yang menarik tangannya. 

"Eh kenapa ka?"

Ya, tangan yang mencegah Ran adalah tangan Kevin.

"Sorry ya udh bentak lo." Kevin adalah orang yang dingin dan cuek tapi dia tidak bisa membentak perempuan, tadi hanya kebawa emosi saja.

"Iya ka santai aja." Ran memberikan senyum manis nya agar kevin yakin bahwa dirinya baik-baik saja.

DEG!

Jantung Kevin berpacu lebih cepat dari biasanya! Apa-apaan ini?! Tidak biasa Kevin seperti ini!

Disisi lain Ran sudah meninggalkan Kevin yang sedang mematung di roftoop.

***

TRIINGGG!!!

Bel istirahat pertama sudah mulai, para murid-murid segera keluar untuk menuju kantin. Saat ini dikelas hanya ada Ran, Jihan, dan beberapa anak murid lainnya.

Ran sedang tidak mood makan hari ini karena kejadian tadi bersama Kevin, jadi dia berniat tidur saja dikelas sampai istirahat selesai. Jujur dia ingin sekali balik marah pada Kevin, emang dia pikir Ran juga mau dijodohin? Huhh!

"Ran, ngantin ga?" 

"Engga deh Han. Gue disini aja, mao tidur."

"Oh yauda gua ke kantin ya," pamit Jihan.

Ran hanya mengangguk dan kembali menaruh kepalanya di meja. Dan tidak lama Ran sudah menuju alam mimpi.

Disisi lain, Kevin celingak-celinguk mencari seseorang. Dia terus memikirkan gadis itu, kenapa dia tidak kekantin? Apa gara-gara tadi Kevin membentak nya sampai-sampai Ran tidak mau ke kantin? Urrghh!! Kalau begini caranya Kevin malah merasa bersalah. Tapi dia tidak mau menunjukkan wajah khawatir nya didepan umum. 

"Ka Kevin makin ganteng aja ihhh."

"Gilaa keren banget si cowok guee."

" Ehh...apaan lo! Dia itu cowok gue!"

"Ka Kevin mau ga jadi pacar aku?"

"Ka Kevin aku minta id line nya dong."

"Ka malmingan kuy."

"Jangan mao ka jalan sama dia, mendingan sama gue aja."

Kurang lebih begitu lah para cicitan dari para fans Kevin. Namun Kevin bisa menggunakan sikap dinginnya untuk menyingkirkan cewek-cewek gila yang berada didekat nya sekarang.

Kevin tidak menggubris semua perkataan ciwi-ciwi dikantin. Tatapan Kevin berhenti di satu tempat. Dia melihat Jihan yang dia tau adalah sahabatnya Ran sedang duduk sendirian disana. Dimana Kirana?

Tanpa Kevin sadari tubuhnya bergerak sendiri dan berjalan ke arah Jihan. Entahlah dia tidak bisa menolak kakinya untuk melangkah ke arah Jihan.

"Ekhem," deheman Kevin membuat Jihan tersadar dan langsung menoleh ke arah sumber suara.

"Eh ka Kevin, ada apa ya ka?"

"Ko lo sendiri? Temen lo mana?"

"Kirana ka? Oh...dia lagi dikelas ka, katanya mau tidur aja soalnya ngantuk."

Kevin hanya ber 'oh' ria.

Jujur dalam benak Jihan dia bertanya-tanya, kenapa tiba-tiba Kevin jadi nanya dimana keberadaan Ran? Mereka ada hubungan? Wahh...harus cari tau niii!! Tega sekali kamu ran gamau cerita-cerita sama sahabat cantik mu ini! dalam benak jihan

Lamunan Jihan tersadar ketika Kevin beranjak ingin pergi. Namun dengan cepat Jihan memanggil nya.

"Kak!"

"Ya?" 

Singkat banget kan, heheh dia emang gitu orang nya.

"Emmm, lo ngapain nyariin Ran?" Dengan hati-hati Jihan bertanya pada Kaka kelas yang super dingin itu.

"Gapapa gua cuma ada urusan sama dia." Setelah menjawab dia pun pergi begitu saja.

***

Brugh!

Ran terkejut bukan main! Dia hampir saja jantungan! Apa-apaan ini? Kenapa tiba-tiba ada orang yang menggangu tidur nyenyak nya? Dengan malas Ran mendongak ingin melihat siapa yang telah menggangu singa sedang tidur?!

Mata Ran membulat, perasaannya yang ingin marah sirna begitu saja, karena yang menggangu tidur nya adalah Kevin!

"makan." singkat, padat, jelas!

Kevin menyodorkan kantung plastik putih ke meja Ran. Ran bingung untuk apa Kevin susah payah mengantarkan makanan ke padanya? Oh pasti disuruh sama Jihan, dalam benak Ran.

"Disuruh Jihan ya ka?" tanyanya seraya mengambil kantung plastik itu, " Maaf ya lo jadi direpotin sama Jihan." lanjutnya.

"Bukan," Kevin diam sejenak, "Bukan temen lo yang nyuruh gue, tapi kemauan gue sendiri ko." Bicara santai dengan wajah datar.

"Loh emang kenapa ka? Ko lo nganterin gue makanan?" Bingung Ran.

"Ck, udah si tinggal makan doang susah amat lo," dia berbalik hendak ingin keluar dari kelas Ran "Anggap aja permintaan maaf gue karena udah bentak lo tadi." Setelah mengucapkan kalimat itu dia pergi begitu saja.

"Makasih ka!" Walaupun Ran tau suaranya tidak akan didengar oleh Kevin karena dia sudah keluar, tapi Ran tetap mengucapkan nya. 

Karena bel istirahat sudah selesai, semua murid kembali belajar begitu juga dengan Ran dan Jihan.

"Ssst," bisik Jihan pelan agar tidak terdengar oleh guru yang sedang menerangkan.

Ran hanya menatapnya sambil mengkerutkan keningnya, menunggu kalimat selanjutnya yang dilontarkan oleh jihan.

"Tadi ka Kevin nyamperin gue, dia nanyain lo anjir!" Walaupun berbisik tetapi bisa terdengar jelas oleh kedua telinga Ran.

"Iya tadi dia juga kesini anterin makanan buat gue," jawabnya sambil sesekali memerhatikan guru yang sedang menerangkan didepan.

"Gila! Demi apa lo! Pasti lo ada apa-apa kan sama ka Kevin? Ayo ngaku sama gue!" paksa jihan

"Ga ada apa-apa! Berisik tau ga! Tu diliatin sama pak Ipul!"

"Awas aja lo kalo nyembunyiin sesuatu dari gue, gue gamao temenan lagi sama lo!" Jihan mengucapkan kalimat itu dengan penuh penekanan menandakan dia serius dengan omongan nya!

Ran sedikit gelisah, dia bingung harus memberitahu Jihan tentang perjodohan konyol ini atau tidak? Ran benar-benar bingung. Sambil memikirkan itu, sesekali Ran mencatat tulisan yang ada dipapan tulis.

***

Jangan lupa komennya yaa!

See you next chapter guys <3

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status